7

3.3K 369 0
                                    

Aftertaste [7]

***

"....,jadi kita akan mengadakan latihan dasar kepemimpinan minggu depan." jelas Mam Anna selaku wali kelas (namakamu).

Setelah menyelesaikan uas minggu lalu, sekarang waktunya untuk LDK atau (latihan dasar kepemimpinan). Dan pelaksanaan tersebut akan dilakukan minggu ini.

Mata maam Anna menatap (namakamu) yang sedari tadi terlihat tidak memperhatikannya, cewek itu malah sibuk mengerjakan sesuatu dibalik bukunya.

Dengan kesal mam Anna berdeham sebentar "Terutama kamu (namakamu), sampai saya lihat kamu tidak ikut dalam pelaksanaan sekolah ini, kamu yang akan saya hukum!"

(Namakamu) mendongak, sebenarnya (namakamu) mendengarkan apa yang diucapkan maam, tapi hanya saja ia tidak mau mendongak sekedar untuk menatap maam Anna sedikitpun.

"Kok saya sih?" tanyanya bingung, sejak awal (namakamu) memang tidak pernah mau mengikuti kegiatan sekolah.

Mulai dari perayaan 17 agustus disekolahnya, tiga hari penuh ia tidak menampakkan wajahnya dihadapan guru ataupun teman sekelasnya,

Ataupun perayaan ulang tahun sekolahnya, hari pahlawan, dan masih banyak kegiatan sekolah lainnya. Tapi (namakamu) selalu tidak menampilkan diri.

Alasannya karena (namakamu) tidak berniat masuk kedalamnya.

"Iya, berantem sama Karel aja bisa kenapa cuma ikut LDK gak mau?" ucap maam Anna sengit, mengungkit masalahnya dengan Karel.

(Namakamu) mendengus, tangannya bergerak menutup bukunya dan menggesernya sedikit. "Tapi kan itu yang berminat bu, saya enggak."

"Saya gak mau tau!" jelas maam Anna tidak perduli, wanita itu malah kembali duduk dimejanya.

Bastian yang mendengarkan perdebatan itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, cowok itu menatap (namakamu) yang mendengus. "Ikut aja, daripada kena damprat si Anna."

"Ye, bodo amat. Gue gak mau ikut." Kata (namakamu) keras kepala, memang malas mengikuti kegiatan seperti itu.

Pasti nanti (namakamu) yang selalu menjadi korban, mengingat semua guru sepertinya memang dendam padanya.

"Ada pacar lo juga dongo." ucap Bastian kesal sambil menempeleng kepala (namakamu) pelan.

"Dia emang ketua osis, pasti ikut lah bas."

"Makanya itu, minta perlindungan sama dia." Bastian menyengir menampilkan deretan giginya yang rapi itu.

Cewek itu memutar bola matanya malas, berdebat dengan Bastian memang tidak ada habisnya. "Males bas,"

"Alasannya dong (nam), seru tau."

"Males aja," jawab (namakamu) keukeh.

"Males aja? Ada ya alasan males aja?" tanya Bastian bingung.

Melihat hal itu (namakamu) menggeram pelan, kenapa Bastian selalu saja kepo dengan urusan pribadinya.

"Ada," (namakamu) menatap Bastian yang tengah mengerutkan keningnya itu "barusan gue ngomong."

"Tai lo," kata Bastian menonjok lengan (namakamu) kesal. Padahal ia sudah menyimaknya baik-baik, tapi malah jawaban (namakamu) seperti itu.

(Namakamu) tertawa setelah puas membuat Bastian kesal. Kemudian matanya kembali fokus pada maam Anna yang tengah menulis apa yang perlu dibawa minggu depan.

Tanpa Bastian ketahui, (namakamu) menulis peralatan itu dibukunya.

Entahlah, mungkin (namakamu) ikut. Mungkin juga tidak.

aftertaste • idrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang