Aftertaste [5]
°°
Setelah satu minggu (namakamu) membolos sekolah, akhirnya (namakamu) memilih untuk masuk sekolah pagi ini.
Iya, yang tadinya (namakamu) berniat hanya tiga hari menginap dirumah neneknya. Tapi malah diperpanjang, menjadi satu minggu.
Ini juga (namakamu) masuk sekolah karena ada ulangan dadakan yang diadakan pihak sekolah. Jika tidak, bisa dipastikan sekarang (namakamu) masih berada di Bali.
(Namakamu) bergerak menuruni motor ninja hitamnya, setelah mengecek keadaannya sudah rapih (namakamu) berjalan menuju lorong sekolahnya.
Yang pasti dengan wajah datarnya, ia sangat benci ditatap sinis seperti itu.
Lihat saja, tatapan semua murid. Seakan (namakamu) adalah seoongok sampah yang tidak patut dilihat, atau orang yang baru keluar dari penjara.
Gerakan langkahnya terhenti ketika melihat rombongan Karel berjalan menghampirinya. Dengan tampang sok coolnya.
(Namakamu) memutar bola matanya, sudah hampir seminggu bekas kebiruan diwajah Karel belum juga menghilang. Sekeras itukah pukulan (namakamu)?
"Lo harus tanggung jawab karena ini!" Bentak Karel kasar sambil mendorong bahu (namakamu). Menatapnya penuh kemarahan.
(Namakamu) terkekeh sinis, ia membenarkan posisi tasnya yang miring kemudian menatap Karel datar.
"Perlu gue patahin hidung lo lagi?" tanya (namakamu) sinis.
"Kemana aja lo seminggu ini? Ngumpet? Takut sama gue lo?" ucap Karel malah semakin memancing emosi (namakamu).
Akibat ucapannya yang lumayan keras itu, keduanya kini sudah dikerubungi murid-murid yang kepo dengan keadaan yang sedang terjadi.
"Ngumpet? Apa gak ada kata yang lebih bagus dari itu?"
"Oh, gue tau. Pasti lo ngilang karena takut sama gue eh?" Karel tersenyum miring menatap (namakamu) yang tengah menentangnya ini.
Lihatlah wajah cewek itu, bagian lingkaran matanya masih terlihat biru.
"Gue di skors! Dan itu karena lo!" bentak (namakamu) sambil mendorong bahu Karel kasar, meniru yang Karel lakukan tadi.
Niatnya (namakamu) tidak akan membuat masalah hari ini, namun ternyata Tuhan berkehendak lain.
Sepertinya (namakamu) belum diberi ilham untuk berubah.
"Itu karena lo yang udah bikin tulang hidung gue patah!" ucap Karel menunjuk hidungnya yang kini diperban ini.
(Namakamu) berdecih "Banci!"
Setelah (namakamu) berkata seperti itu, suasana lorong ricuh. Banyak sekali orang yang melihat tontonan gratis ini.
"Apa lo bilang?"
"Banci! Apa lo bud-"
Bugh
Belum sempat (namakamu) menyeleasaikan ucapannya, yang (namakamu) tahu saat ini tubuhnya sudah terjengkang kebelakang.
Setelah menerima bogeman mentah yang tiba-tiba dari Karel.
(Namakamu) berdecih, ia membuang ludah yang kini sudah bercampur dengan darah. Sudah bisa dipastikan jika ujung bibirnya robek lagi.
Aksi Karel langsung memicu keributan yang semakin menjadi-jadi, (namakamu) mulai berdiri sedikit meringis.
Luka yang belum sembuh, kini malah ditimpa luka lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
aftertaste • idr
FanfictionKarena perasaan, selalu meninggalkan sisa rasa. coppyright © 2016 by rays