17

3.1K 329 0
                                        

Aftertaste [17]

***

Seminggu setelah (namakamu) mengirimkan pesan seperti itu kepada Iqbaal, cowok itu malah semakin tidak memberi ia kabar sedikitpun.

Sudah ratusan pesan yang ia kirim pada Iqbaal, namun belum ada satupun balasan darinya.

(namakamu) mendengus, ketika sampai di kelas Iqbaal, namun cowok itu tidak ada di kelasnya, biasanya Iqbaal akan langsung menghampirinya dengan cengiran di wajahnya.

Namun, saat ini yang (namakamu) lihat adalah Aldi yang mulai berjalan menghampirinya dengan kerutan di wajahnya.

"Gue kira Iqbaal tadi nyamperin lo." ucap Aldi seakan tahu kemana arah pikiran (namakamu).

Kepala (namakamu) menggeleng, "Gue gak dapet kabar dari dia udah seminggu lebih, dia kemana sih?" tanyanya bingung.

(namakamu) juga sudah beberapa kali berkunjung kerumah Iqbaal, tapi ia juga tidak kunjung menemukan sosok Iqbaal di rumahnya.

Setiap (namakamu) bertanya kepada bunda Rike, beliau selalu menjawab; Lho, bunda pikir Iqbaal ketempat kamu, soalnya dia udah rapi banget waktu mau pergi tadi.

"Apa?" Aldi bertanya dengan nada tidak percayanya, "dia sekolah terus kok, emangnya lo gak ketemu sama dia?"

"Nggak, apa dia masih sibuk ngurusin hut sekolah?"

"Setau gue sih enggak (nam), soalnya semua yang dibutuhin waktu acara itu udah kelar semua."

"Terus dia kemana?"

Aldi menggeleng, Iqbaal juga tidak banyak berbicara dengannya akhir-akhir ini.

"Ck, nyebelin banget sih, kayaknya sekarang Iqbaal lagi hobi banget ilangan." dengus (namakamu) kesal, ia menatap Aldi sekali lagi, membuat kening Aldi berkerut samar.

"Gue cabut dulu ya, mau cari doi." (namakamu) terkekeh melihat raut wajah Aldi yang langsung berubah menjadi datar itu ketika mendengar kalimatnya.

Aftertaste

Iqbaal tertawa ketika melihat raut wajah Zidny yang berubah kala ia menempelkan dua kaleng minuman dingin di kedua pipi cewek itu.

Sekarang, Iqbaal dan Zidny sedang berada di warung yang letaknya di belakang sekolah, suasana disini lumayan sepi, karena murid-murid yang lainnya masih sibuk mengantri di kantin.

"Bisa gak sih jadi orang gak nyebelin." ucap Zidny kesal, karena Iqbaal sudah membuat pipinya mati rasa karena dingin yang berasal dari kaleng minuman itu.

"Gak bisa, abis muka lo lucu sih." cowok itu makin tertawa dengan suara keras, setelah berhasil membuat Zidny merengut.

"Ya emang dari lahir gue udah lucu." Zidny berkata seperti itu dengan pd nya, hal itu membuat Iqbaal gemas dan langsung mencubit kedua pipi tembamnya itu.

"Lucu nih, lucu."

"Iqbaal!" pekiknya di iringi dengan ringisan dari bibirnya.

Iqbaal melepas cubitannya dan terkekeh pelan, "Balik nanti bareng ya, Zid." katanya.

"Tumben, gak sama cewek lo?"

"Gak, kan gue mau bareng lo." ucap Iqbaal menyengir.

Zidny menyebikkan bibirnya asal, mendengar jawaban seperti itu dari Iqbaal. Zidny berfikir mungkin Iqbaal baru menyadari jika kehadiran Zidny berarti di hidupnya.

Lagian, selama satu minggu mereka mulai melakukan rutinitas yang dulu sempat mereka tinggalkan, Iqbaal sudah jarang menyebut nama (namakamu) disela-sela obrolan mereka.

aftertaste • idrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang