Aftertaste [4]
°°°
Pagi-pagi sekali (namakamu) harus bangun, demi melancarkan misinya untuk membawa kabur mobil sang Mama.
Sekarang kira-kira sudah menunjukkan pukul lima lewat, bahkan belum ada jam enam pagi (namakamu) sudah berjalan mengendarai mobil keluar dari kompleks rumahnya.
Jalanan kini masih sepi, jelas saja pasti manusia-manusia penghuni kompleks masih sibuk membuat danau bantal. Alias iler
(Namakamu) menyalakan musik keras-keras, gunanya agar mata yang masih berat ini supaya kembali terjaga.
Mengingat ia harus menempuh jarak beberapa jam dari Jakarta. Alasan ketempat nenek adalah akal-akalannya saja.
Mungkin ia akan mengunjungi tempat-tempat rekreasi yang menyenangkan untuk dilakukan hari ini.
Mengingat, ia sudah diskors oleh sekolahan selama tiga hari. Dan selama tiga hari juga ia akan menginap ditempat nenek.
Oh adakah yang lebih menyebalkan dari pada menginap ditempat nenek?
Karena jika ia menginap disana, sudah pasti kegiatannya akan dibatasi. Tidak boleh ini, tidak boleh itu.
Dan (namakamu) sangat membenci kekangan, (namakamu) cinta kebebasan.
Seperti cintanya pada Iqbaal.
Ea.
Lantunan lagu All time low yang berjudul Don't you go menemani pagi (namakamu). Selain menyukai 5 second of summer ia juga suka dengan lagu All time low, coldplay, or Bruno mars.
Yah, (namakamu) suka lagu yang bertemakan rock.
Lihat saja penampilan (namakamu) saat ini, hanya memakai jaket hitam polos dan celana yang bagian lututnya robek.
Rambutnya tidak diikat, dengan kondisi wajah yang masih persis seperti orang bangun tidur.
Wajahnya membengkak, matanya menyipit, wajah sedikit berminyak, belek dimana-mana.
Shit!
(Namakamu) melirik kaca yang ada didalam mobil, melihat penampilannya yang sangat amburadul ini.
Tangannya bergerak mengambil tissue basah dan bergerak mengusap seluruh permukaan wajahnya pelan.
Tidak mungkin ia keluar mobil dengan keadaan gembel seperti ini, setelah selesai (namakamu) membuang tissue itu dengan asal lewat jendela mobilnya.
Well, Bali.. i'm coming
Tidak membutuhkan waktu lama, (namakamu) saat ini sudah ada di tol Cikampek dan akan lanjut ke Sukamandi, Ciasem, Pamanukan dan jalan-jalan yang mungkin akan menjadi perjalanan panjang.
Dering telepon yang ada didashboard membuat (namakamu) mengalihkan pandangannya sejenak.
Tangannya bergerak mengambil ponselnya, dan menerima panggilan masuk itu tanpa melihat nama penerima.
"Kenapa?" tanya (namakamu),
Yah, seperti (namakamu) yang biasa. Selalu lupa mengucapkan salam pembukaan di telepon.
'Kemane lu nyet?' kening (namakamu) berkerut, ini bukan suara Iqbaal.
Buru-buru (namakamu) langsung menjauhkan ponselnya dari telinga, sekedar untuk melihat id pemanggil.
Zidny.
"Oh, males udah pinter gue." gurau (namakamu) pada Zidny yang ada disebrang sana.
Zidny adalah sahabat Iqbaal dan juga sahabatnya, hanya saja mereka tidak sekelas. Iqbaal dan Zidny yang sekelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
aftertaste • idr
FanficKarena perasaan, selalu meninggalkan sisa rasa. coppyright © 2016 by rays