Aftertaste [3]
°°°
Malamnya (namakamu) sudah bersiap menuju lantai dasar, menemui Mama dan Papanya yang sudah menunggu diruang makan.
"Gue tutupin pake apa ya?" pikirnya ketika menatap pantulan dirinya dicermin.
Bekas tojokan dari Karel kemarin masih membekas, sekarang malah membiru membentuk lingkaran disekitar matanya.
Tangannya bergerak mengusap bagian matanya, kemudian meringis ternyata baru disentuh saja sudah nyeri.
Senyumnya mengembang ketika melihat kacamata hitam yang tergeletak disamping buku-buku pelajarannya.
Baru saja ia ingin mengambil kacamata itu, ponsel yang ada diranjangnya berdering. Hal itu membuat (namakamu) mengurungkan niatnya.
Kemudiam berjalan menuju ranjangnya dan langsung menjatuhkan tubuhnya disana. Keningnya berkerut ketika nama 'Iqbaal' tertera dilayar touchscreennya.
Jarinya bergerak menggeser tombol hijau, menerima panggilan suara dari kekasihnya itu.
"Kenapa baal?" tanya (namakamu) langsung, tanpa mengucap 'selamat malam' atau semacamnya.
'Kebiasaan deh, salam dulu kek' dengus Iqbaal diseberang sana.
(namakamu) terkekeh, Iqbaal selalu mendengus ketika (namakamu) tidak mengucapkan salam. "Iya, selamat malam Iqbaal."
'Telat.'
"Salah mulu gue baal." ucap (namakamu) kesal, kemudian membaringkan tubuhnya diatas kasur.
'Udah bilang sama Mama?'
Kening (namakamu) berkerut ketika mendengar pertanyaan dari Iqbaal. "Bilang apa?"
'Soal kamu diskors tiga hari.' jelas Iqbaal.
"Belum, bisa digantung aku kalo bilang."
'Terus?'
"Aku mau ketempat nenek aja, di Bali." jawab (namakamu) santai,
'Ninggalin aku di Jakarta sendirian gitu?'
(namakamu) hanya berdehem pelan, tangannya bergerak memainkan rambut hitam sebahunya.
'Jahat banget dih,' dengus Iqbaal pelan, sudah bisa dipastikan jika sekarang Iqbaal tengah memproutkan bibirnya lucu.
"Dari pada kena omel Mama, mending aku pulang ketempat nenek." (namakamu) menjeda kalimatnya "lagian cuma tiga hari kok."
'Ikut deh.'
Mendengar ucapan Iqbaal, membuat (namakamu) bangkit dari tidurnya yang menggeleng keras. "Gak!" ucap (namakamu) cepat.
'Kenapa? Aku mau nemenin kamu.' kata Iqbaal yang memprotes bantahan (namakamu).
"Terus, osis kamu gimana? Udah deh gak usah alay, cuma tiga hari kok."
'Ck,' Iqbaal berdecak kesal 'yaudah deh.'
"Yaudah."
'Jangan tidur malem-malem.' ingat Iqbaal, ketika cowok itu mengingat kebiasaan buruk (namakamu). Suka tidur malam.
(namakamu) memutar matanya malas, "Nggak kok."
Setelah mengucapkan 'Ya' Iqbaal langsung mematikan sambungan teleponnya. Membuat (namakamu) langsung mendesah lega, karena Iqbaal tidak ngeyel seperti biasanya.
(namakamu) menaruh ponselnya diatas ranjang secara asal, kemudian melangkah pergi setelah mengambil kacamata hitam diatas meja belajarnya.
Aftertaste

KAMU SEDANG MEMBACA
aftertaste • idr
Fiksi PenggemarKarena perasaan, selalu meninggalkan sisa rasa. coppyright © 2016 by rays