Aftertaste [11]
°°°
"(Namakamu)!" suara yang ada dibelakang sana mampu menghentikan aksi panjat pagar (namakamu).
Ya, ia berencana akan membolos hari ini, tapi rencananya harus gagal karena suara bu Salma sudah terdengar tadi.
Diam-diam ia mendengus, kemudian turun dari atas pagar, padahal tinggal satu langkah lagi ia bisa bebas dari kekangan sekolah ini.
Apa (namakamu) sudah bicara jika bu Salma adalah fans beratnya?
Karena setiap kecil pergerakan (namakamu) selalu diawasi oleh mata cctv bu Salma.
(Namakamu) memutar tubuhnya, saat ini ia tengah berada di pagar sekolah belakangnya,
"Bu, yaelah.." (namakamu) mendengus sekali lagi, setelah melihat bu Salma yang berdiri tak jauh darinya.
"Sudah berapa kali ibu bilang, jangan panjat pagar (namakamu)!" bentaknya kasar, ia kemudian berjalan mendekati (namakamu).
Menyeret cewek itu, memaksanya untuk mengikuti langkahnya.
"Ya kalo saya lewat gerbang, mana boleh keluar.." sungut (namakamu) kesal, membiarkan pergelangan tangannya diseret oleh bu Salma.
Wanita paruh baya itu masih menyeret tangan (namakamu), padahal ini baru jam sepuluh, waktunya anak-anak istirahat tapi (namakamu) malah membuat masalah.
"Lagian apa yang bakal kamu lakuin ketika bolos kayak tadi?" kini nada suaranya sudah tidak membentak seperti tadi, namun tetap saja terselip nada ketus di setiap kalimatnya.
"Ngapain aja bu," jawabnya asal, kepalanya menunduk ketika meleeati kantin yang masih ramai dengan pengunjung setianya.
Dalam hati ia merutuk, kenapa ia sampai lupa jika ini adalah jam pelajaran, sudah pasti Iqbaal, Bastian dan Zidny tengah menunggunya.
"Kamu itu ya (namakamu), bisa gak sih satu hari aja gak buat masalah? Ibu aja sampe bosen nanganin kamu."
"Nggak bisa bu," jawabnya singkat.
Kemudian matanya menangkap Iqbaal dan Zidny yang tengah mengobrol ringan, disebelah kanannya.
Iqbaal menatapnya, kening cowok itu berkerut melihat (namakamu) yang tengah diseret paksa oleh bu Salma.
Sedangkan (namakamu) hanya meringis, memberi tatapan 'gue-bakal-jelasin.'
"Bu jangan tarik-tarik dong," ucap (namakamu) ketika merasa pegangan bu Salma di pergelangan tangannya semakin erat,
"Biarin aja," bu Salma menjawabnya dengan ketus, membuat (namakamu) yang diseretpun terkekeh, mau tidak mau, karena menurutnya bu Salma lucu
Dengan semua ke arrogantnya, itu menyelipkan rasa peduli di balik perkataan ketusnya, terbukti sekarang bu Salma sudah tidak menyeretnya lagi.
Keduanya berjalan seriringan, setelah melewati kantin, tidak jarang adegan itu disaksikan oleh beratus-ratus murid.
Banyak juga desisan tidak suka dari adik kelas maupun kakak kelas, tapi itu semua tidak pernah diperdulikan oleh (namakamu),
Menurutnya mereka hanya iri, karena tidak bisa melakukan apa yang sekarang (namakamu) lakukan.
"Ini yang ke dua belas kalinya kamu panjat pager ya (namakamu)!" desis bu Salma tajam,
Disampingnya, (namakamu) mengangkat bahu, "Saya gak ngitung."
"Suka banget kamu ngejawab ya," ucapnya gemas, sebelah tangannya bergerak menjewer telinga kanan (namakamu).
![](https://img.wattpad.com/cover/85164419-288-k672822.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
aftertaste • idr
FanficKarena perasaan, selalu meninggalkan sisa rasa. coppyright © 2016 by rays