18

3.8K 396 6
                                    

Aftertaste [18]

***

Iqbaal : sayang
Iqbaal : km dimana?

Pesan singkat yang dikirim Iqbaal lima belas menit yang lalu itu membuat kening (namakamu) berkerut samar melihatnya, ini adalah kali pertama cowok itu mengiriminya pesan setelah berminggu-minggu lalu.

(namakamu) : drmh knp?

Iqbaal : aku kesana ya
Iqbaal : kgn.

(namakamu) : kgn? kemarin kmn aja baal?

Iqbaal : aku sibuk ngurusin hut sekolah, kan aku udah bilang sm kamu waktu itu.

(namakamu) : bukannya persiapannya udh selesai semua?
(namakamu) : km sibuk osis atau sibuk ngurusin Zidny?
(namakamu) : aku udah tau baal.

Iqbaal : ngomong apasih kamu, aku beneran ngurusin osis, persiapan terakhir untuk acara besok.
Iqbaal : aku gak sm Zidny.

(namakamu) : kamu nyuekin aku, kamu ilang kabar, kamu gk pernah mau kekelas aku lagi, itu kenapa, aku salah apa sama kamu?

Iqbaal : aku gak nyuekin kamu (nam), aku sibuk ngurus osis, harus berapa kali aku bilang sama kamu?!

(namakamu) : kamu bukan sibuk ngurus osis baal!
(namakamu) : senin lalu aku ngeliat kamu sm Zidny ketawa brg di warung belakang sekolah
(namakamu) : rabu lalu aku juga ngeliat kamu di Mall lagi sama Zidny
(namakamu) : dan sabtu kemarin aku ngeliat kamu meluk dia, aku ngeliat kamu cium kening dia, dan aku denger kalo kamu bilang sayang sama dia.
(namakamu) : aku udah cukup sabar ngadepin sikap km yang tbtb berubah kayak gini,
(namakamu) : kamu mau nyangkal apa lagi?!

Iqbaal : buka pintu, aku didepan.

(namakamu) menghembuskan nafasnya kasar, kedua tangannya bergerak mengusap wajahnya gusar, berbagai kejutan yang ia dapat akhir-akhir ini membuat harinya malah semakin kacau.

Apa lagi permasalahan dengan kedua orang tuanya kemarin malam, ahh (namakamu) pusing.

Dengan asal, (namakamu) melempar ponselnya di atas kasur, lalu bergerak bangkit dan berjalan keluar kamar, untuk membukakan pintu Iqbaal.

Ia sudah siap dengan apa yang akan terjadi nanti, (namakamu) membuang nafasnya pelan, sebelah tangannya bergerak memegang handle pintu dan membukanya.

Kedua mata (namakamu) langsung bertemu dengan wajah Iqbaal yang terlihat kusut, penampilannya acak-acakkan ditambah lagi daerah sekitar matanya yang menghitam.

"Kenapa kamu kesini?" tanya (namakamu) belum mempersilahkan Iqbaal masuk, ia masih berdiri di ambang pintu, menatap Iqbaal angkuh.

"Aku mau minta maaf sama kamu." katanya menunduk, Iqbaal mengacak-acak rambutnya frustasi, seperti ada yang salah dengan apa yang sudah ia perbuat kemarin.

"Kamu gak salah, kenapa harus minta maaf?"

"(nam), tolong jangan buat masalah ini tambah rumit karena kamu yang aneh kayak gini." 

Raut wajah (namakamu) berubah tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar dari bibir Iqbaal, "Aku," (namakamu) menunjuk dirinya sendiri, "atau kamu yang aneh?!" bentak (namakamu) kasar sambil menunjuk Iqbaal.

Iqbaal terdiam, matanya berkeliaran kemana-mana, ia tidak tahu ucapannya akan memancing kemarahan (namakamu).

"Satu minggu lalu kamu kemana? kamu ilang kabar, kamu gak pernah nyapa aku, kamu gak pernah main kekelas aku, dan sikap kamu itu kayak ngehindar dari aku, kamu kenapa Iqbaal?! pertama Zidny, kedua kamu, mau kalian itu apa sih?! jangan bikin aku pusing!"

aftertaste • idrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang