Aftertaste [1]
°°°
(namakamu) mengendarai skateboardnya dengan santai, memasuki area sekolah yang sudah lumayan sepi ini.
Membiarkan rambutnya berterbangan diterpa angin pagi yang lumayan dingin, (namakamu) menghentikan laju skateboardnya ketika sudah dihadang oleh puluhan anak tangga didepannya.
Tangan kanannya bergerak menenteng skateboard berwarna hitam itu, sambil bersenandung ria (namakamu) bergerak menaiki satu persatu anak tangga.
"(namakamu)!" suara wanita dibelakang sana mampu menghentikan alunan nada yang tengah (namakamu) nyanyikan.
Tubuhnya memutar, mendapati seorang wanita paruh baya yang tengah memandangnya tajam dengan kacamata yang tergantung dipangkal hidungnya.
"Eh, bu Salma..," sapa (namakamu) riang, ia menuruni anak tangga. Meraih tangan bu Salma dan menyalaminya. "apa kabar bu?"
bu Salma adalah guru BK yang selalu mengincar (namakamu), kemanapun ia ada, disana selalu ada bu Salma yang mengawasinya.
Guru yang selalu menghukum (namakamu) ketika ia terlambat dua menit.
Guru yang selalu menyuruh (namakamu) keliling lapangan sambil berteriak 'saya tidak akan terlambat lagi' sebanyak sepuluh kali.
Guru yang tidak pernah bosan untuk memanggil (namakamu), keruangannya satu haripun.
"Terlambat lagi (namakamu)?" tanya wanita itu dengan nada sinisnya, namun hanya dibalas kekehan oleh (namakamu)
Kalimat yang entah sudah keberapa kalinya bu Salma katakan ketika (namakamu) terlambat.
"Hehe, iya bu." jawab (namakamu) sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu.
"Gak tau sekarang jam berapa?"
Sekilas (namakamu) melirik arloji yang ada dipergelangan tangannya, sudah menunjukkan pukul tujuh lewat dua puluh menit.
"Setengah delapan kurang bu," ucap (namakamu) menunjukkan cengirannya. Tangan kirinya masih menenteng skateboard.
"Sekarang, lari sepuluh kali putaran seperti biasa." perintah bu Salma pada (namakamu) yang masih setia cengengesan, seperti tidak pernah melakukan kesalahan.
Dengan semangat (namakamu) langsung mengangguk cepat, tangan kanannya memberi hormat pada bu Salma.
"Siap, bu." kata (namakamu) dan langsung berlari kecil ditengah lapangan. Sambil berteriak 'saya tidak akan terlambat lagi'
Bu Salma yang melihat hal itu pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya pelan, kenapa (namakamu) tidak pernah berubah.
"Dasar, pacarnya ketua osis." gumam bu Salma pelan dan kakinya bergerak menaiki satu persatu anak tangga. Untuk mengambil absen disetiap kelas.
Aftertaste
Bel istirahat sudah berbunyi sejak empat menit yang lalu, (namakamu) berjalan menuju kantin seorang diri.
Akibat menjalankan hukuman dari bu Asta, jadilah (namakamu) berdiri didepan kelas hingga jam istirahat berbunyi.
Iya, (namakamu) sudah telat, tidak mengerjakan pr, tidak memakai dasi, tidak memakai ikat pinggang. Fix, hari ini adalah hari yang paling melelahkan.
(namakamu) menjatuhkan tubuhnya dikursi kantin, yang kebetulan masih tersisa satu meja lagi. Tangan kanannya bergerak membuka satu kancing baju teratasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
aftertaste • idr
Fiksi PenggemarKarena perasaan, selalu meninggalkan sisa rasa. coppyright © 2016 by rays