Golok 6

658 11 1
                                    

Sebelum Duel

Betapapun lihainya sesuatu Am-gi, bila tidak sempat dilancarkan, apa bedanya dengan barang rongsokan, hal ini memang benar, Pho Ang-soat terkancing mulurnya.

"Kalau kau tidak ingin dia mati di tangan orang lain, maka sekarang juga kau harus membawa kami ke sana."

Akhirnya Pho Ang-soat mengambil keputusan, "Aku boleh saja membawa kalian ke sana, tapi ada satu hal ingin aku tanya kau."

"Silakan bertanya."

Dingin suara Pho Ang-soat, "Jika kau benar-benar memperhatikan dia, kenapa obat itu kau lemparkan ke dalam lengan baju orang lain?" Tanpa menoleh dia lantas menduga bahwa Bing-gwat-sim tidak akan mampu menjawabnya.

Bing-gwat-sim memang terlongong, dia memang tidak menjawab, juga tidak mau menjawab. Dengan mendelong terpaksa dia mengawasi Pho Ang-soat yang beranjak keluar, meski jalannya lambat, namun tidak berhenti. Bila dia sudah mulai berjalan, pasti tidak akan berhenti.

Sinar surya sudah makin guram seterang sinar rembulan. Sinar mentari yang guram kebetulan menyinari wajah Yan Lam-hwi. Angin menghembus datang dari puncak gunung, membawa bau harumnya kayu dan daun. Dari tempat Bing-gwat-sim berdiri memandang keluar, pemandangan tampak menghijau permai di alam pegunungan nan jauh di sana, tapi pandangannya sekarang tertuju ke wajah Yan Lam-hwi.

Yan Lam-hwi sudah keracunan parah dan selama ini masih tetap pingsan, tak terduga mendadak membuka kedua matanya, balas menatapnya, ternyata Bing-gwat-sim sedikitpun tidak merasa heran.

Yan Lam-hwi tertawa, katanya, "Sudah kubilang, sejak mula sudah kukatakan, bukan soal mudah untuk menipu dia."

"Aku tahu memang tidak mudah, tapi aku ingin mencobanya."

"Sekarang kau sudah mencobanya."

"Ya, aku sudah mencobanya."

"Bagaimana pendapatmu?"

Bing-gwat-sim menghela napas, katanya dengan tertawa getir, "Aku hanya merasa untuk menipunya memang bukan soal gampang."

"Tapi aku justru ingin mencobanya sekali lagi," demikian ujar Yan Lam-hwi.
Bersinar mata Bing-gwat-sim, mata Yan Lam-hwi juga menyala. Kenapa mereka mau menipu Pho Ang-soat? Apa tujuan mereka?

ss>->+<<i->

Mentari sudah hampir tenggelam.

Pho Ang-soat berdiri di bawah pancaran sinar surya, seolah-olah di mayapada ini hanya tinggal dia seorang yang masih hidup.
Memangnya Pho Ang-soat adalah seorang yang sebatangkara, orang yang suka menyendiri.

Pho Ang-soat.

Usia: Sekitar tiga puluh tujuh tahun.

Ciri: Kaki kanan timpang, golok tak pernah lepas dari tangan.

Kungfu: Tanpa guru atau aliran mana pun, merupakan aliran tersendiri. Gamannya golok, serangannya bagai kilat, di kalangan Kangouw diakui sebagai golok kilat nomor satu.

Riwayat: Kelahiran kurang jelas, sejak dilahirkan diasuh oleh Pek-hong Kongcu dari Mo-kau, maka dia mahir cara membunuh, menggunakan racun dan senjata gelap, sejauh ini masih bujangan, empat penjuru lautan adalah rumahnya, berkelana ke seluruh dunia.

Sifat: Kaku dingin dan nyentrik, malang melintang seorang diri.

Bahan-bahan yang ditulis Toh Lui di atas secarik kertas dia sodorkan ke hadapan Ibu jari, wajahnya tidak memperlihatkan perubahan perasaan.

"Kau sudah membacanya?" tanya Ibu jari.

"Ehm, sudah," sahut Toh Lui.

Ibu jari menghela napas, katanya, "Aku tahu, kau tidak akan puas dengan keterangan yang kudapat ini, tapi bahan itu saja yang dapat kami peroleh, maklum tiada seorang lain pun yang bisa tahu lebih banyak dari bahan-bahan yang kami dapatkan ini."

Peristiwa Bulu Merak (The Bright Moon / The Sabre) - Khu LungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang