Golok 11

558 11 0
                                    

Isak tangis mendadak berhenti, Co Giok-cin mengangkat kepala memandang Pho Ang-soat dengan pandangan kaget, "Aku bukan Co Giok-cin? Kenapa kau bilang aku bukan Co Giok-cin?"

Pho Ang-soat tidak menjawab pertanyaannya, malah bertanya tentang persoalan yang tidak pantas dia ketahui, "Sudah berapa bulan kau hamil?"

Co Giok-cin ragu-ragu, akhirnya menjawab, "Tujuh bulan."

"Kau sudah hamil tujuh bulan, tapi ayahmu baru tahu hubungan gelapmu ini, memangnya dia buta?"

"Dia tidak buta, dia bukan ayah kandungku," suaranya mengandung rasa benci dan penasaran. "Aku sudah lama tahu akan hal ini, aku kenal Jiu Cui-jing juga dia yang mengatur, karena Jiu Cui-jing adalah tokoh besar dalam kalangan Kangouw, Cengcu dari Khong-jiok-san-ceng, seorang yang paling dikagumi oleh Lau-congpiauthau."

"Lau-congpiauthau?" Yan Lam-hwi menimbrung, "Lau Tin-kok dari Tin-wan Piaukiok? Apakah ayahmu Piausu Tin-wan Piaukiok?"

"Semula memang betul," sahut Co Giok-cin.

"Dan sekarang?" Yan Lam-hwi mendesak.

"Dia terlalu banyak minum arak, Piaukiok mana pun pasti tidak mau mempunyai Piausu yang sering mabuk seperti dia."

"Jadi Lau Tin-kok telah memecatnya?" Yan Lam-hwi bertanya.

Co Giok-cin mengangguk, katanya, "Lau-congpiauthau sih tidak melarang anak buahnya minum arak, tapi setelah minum arak seorang Piausu sejawatnya dianggap perampok yang mau membegal, sebelah tangannya dibacok buntung lagi, bukankah perbuatannya keterlaluan."

"Jadi hendak memperalat hubunganmu dengan Jiu Cui-jing, untuk memulihkan kedudukannya di Tin-wan Piaukiok?" tanya Yan Lam-hwi.

"Memang besar keinginannya sampai hampir gila, umpama aku ini putri kandungnya juga tidak segan-segan dia berbuat demikian."

"Sayang Jiu Cui-jing tidak sudi berbuat demikian, Lau Tin-kok juga bukan manusia yang cupat pikiran, mementingkan hubungan tidak memikirkan kepentingan umum."

"Oleh karena itu walau setiap bulan Jiu Cui-jing menyokong seratus tahil perak untuk beli arak, dia masih belum puas, setiap kali mabuk, selalu berusaha menyiksa aku."

"Hingga pagi hari ini kau betul-betul tidak tahan lagi?"

"Aku ini seorang perempuan, namanya saja adalah putrinya, apa pun yang dia lakukan terhadapku, aku harus menerima dan menelan kegetiran ini, tapi pagi hari ini..."

"Pagi hari ini apa yang dilakukannya?"

"Dia hendak memukul anak dalam kandunganku supaya gugur, dia melarang aku melahirkan anak Jiu Cui-jing karena ... karena dia sudah mendengar berita buruk dari Khong-jiok-san-ceng."

Yan Lam-hwi terkesiap, katanya dengan mata terbeliak, "Peristiwa itu terjadi semalam, tidak mungkin dia bisa tahu secepat itu."

"Tapi kenyataan dia sudah tahu."

Masam muka Yan Lam-hwi, lebih pucat dari muka Pho Ang-soat.

Hanya sejenis orang yang bisa memperoleh berita dengan cepat, berita kilat. Umpama semalam dia tidak ikut meluruk ke Khong-jiong-san-ceng, tidak menjadi algojo, pasti juga ikut penjaga atau kurir."

"Jika aku melihat orang sebanyak itu dibantai secara kejam, setelah pulang pasti juga ingin minum arak sampai mabuk," demikian kata Yan Lam-hwi.

Sejak tadi Pho Ang-soat diam saja, mendadak dia bertanya, "Kau kenal Lau Tin-kok? Dia orang macam apa?"

"Usaha Tin-wan Piaukiok makin besar, cabangnya juga luas, untuk menjadi seorang Piausu Tin-wan Paukiok diperlukan ujian yang cukup berat."

"Dia pandai memilih orang."

Peristiwa Bulu Merak (The Bright Moon / The Sabre) - Khu LungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang