Jilid 13 : Mencoba Ilmu jari Tong-kim-ci

3.2K 50 0
                                    

DENGAN kepandaian sakti yang dimiliki pemilik benteng maut, asal jari tangannya dikerahkan sedikit tenaga saja, pemuda itu pasti mampus.

Sebelum Han Siong Kie mengucapkan sesuatu, terdengar pemilik benteng maut berkata kembali.
"Bocah muda, engkau adalah orang pertama yang dapat menyarangkan pukulannya secara telak dibadanku, meskipun engkau kalah tapi aku akan menganggap pertarungan yang kedua ini berakhir dengan seri"
Han Siong Kie merasakan hatinya amat sedih dan sakit bagaikan di iris2 dengan pisau belati, rasa putus asa, kecewa muncul dari dasar hatinya. Kendatipun begitu, ia masih tetap ngotot serunya:
"Menang yaa menang, kalah yaa kalah, kau tak usah pura2 berlagak baik hati kepadaku!"

"Hmm!" pemilik benteng maut mendengus dingin "sekarang kita sampai pada jurus yang terakhir engkau masih mempunyai kesempatan sebesar sepertiga!"
Tiba2 Han Siong Kie teringat kembali akan ilmu jari Tong kim ci yang diyakinkan gurunya Iblis diantara iblis selama empat puluh tahun lamanya tanpa terasa semangatnya bangkit kembali.
Ilmu jarj Tong-kim ci adalah sejenis kepandaian yang sangat ampuh, setiap benda yang berada dalam jarak lima tombak jika terkena serangan itu pasti akan tembus dan hancur.
Pikirnya dalam hati.
"Kalau aku sisipkan ilmu jari Tong-kim ci dalam seranganku yang tak terduga olehnya kendati pun tengkorak maut memiliki tubuh yang kebal serangan pasti ia tak akan lolos dari serangan mautku ini."

Beberapa saat kemudian, pikiran lain berkelebat pula dalam benaknya:
"Tapi. . perbuatan itu bukan perbuatan dari seorang lelaki sejati yang pantas dipuji sebagai seorang manusia dari golongan lurus aku tak boleh menyergap orang secara menggelap, aku harus berterus terang dan bersikep jantan"
Berpikir sampai disitu dengan nada serius ia lantas bertanya:
"Poocu, apakah engkau andalkan ilmu Kim kong sinkang untuk melindungi badanmu?"
"Dugaanmu tepat sekali!"
"Aku hendak mengeluarkan sejenis kepandaian ilmu jari yang sangat ampuh. aku harap poocu suka bertindak hati-hati"
"Haaahh haaahh haaahh, Ilmu jari apakah itu? coba katakana!"
"Ilmu jari Tong kim ci!"

Tiba2 pemilik benteng maut merasakan sekujur badannya gemetar keras, dengan nada terperanjat ia mengulangi:
"Apa kau bilang ? ilmu jari Tong kim ci ?"
"Tepat sekaii."
"Haaahh haaahh hhaaahh sungeuh tak nyana empat puluh tabun kemudian Iblis di antara iblis berhasil melatih ilmu jari yang telah lama lenyap dari dunia persilatan itu kejadian ini sama sekali diluar dugaanku, bagus..bagusss..bagus..bagus, aku akan menyambut serangan ilmu jari Tong kim cimu itu"
"Kalau begitu ber hati2lah poocu"
"Tak usah kuatir seranglah"

Han Siong Kie segera mengayunkan telapak tangan kanannya, segulung desiran angin tajam laksana kilat meluncur kedepan dan menghajar pemilik benteng maut. Tengkorak maut sama sekali tidak menghindar ataupun berkelit dari serangan tersebut.
"Duukkk" benturan nyaring bergema di angkasa tubuh pemilik benteng maut mundur satu langkah kebelakang dan mulutnya memperdengarkan suara dengusan tertahan-
Han Siong Kie merasakan sekujur badannya dingin bermandikan keringat, diluar dugaan ilmu jari Tong kim-ci yang paling di andalkan ternyata tidak mempan untuk merobohkan lawannya.

Lama... lama sekali.. pemilik benteng maut baru tertawa ter bahak2 "Haahh haahhh haahhh bocah muda, kali ini anggap engkau yang menang"
"Tapi... tapi poocu toh tidak menghindar ataupun melancarkan serangan balasan?" seru Han Siong Kie agak sangsi.
"Memang benar aku tidak menghindar atau membalas, tapi serangan jarimu itu hampir saja membuyarkan tenaga sakti pelindung tubuhku, dalam kolong langit dewasa ini kecuali engkau seorang, mungkin tiada orang lain yang mampu melakukan hal seperti ini, oleh sebab itulah engkau ku anggap menang"
Han Siong Kie merasa sedih sekali, tentu saja keadaan seperti itu tak bisa dikatakan sebagai suatu kemenangan, bagaimana caranya ia ceritakan kejadian ini kepada gurunya..

Walaupun begitu, diam2 pemuda itu masih bersyukur karena pihak lawan hanya akan beradu tiga gebrakan belaka, dan di dalam pertarungan tersebut dialah yang berada di pihak pemenang, dus berarti dia mempunyai kesempatan untuk keluar dari benteng itu, jika ia bisa lolos dari benteng itu berarti pula dia masih mempunyai kesempatan untuk menuntut balas.
Pada saat itulah.. tiba-tiba pintu besi sebelah kanan memperdengarkan suara gemerincingan yang amat nyaring, suara ramai yang muncul dari sustu tempat ibarat neraka ini kedengaran seram sekali, sebelum pemuda itu berbuat sesuatu. kembali berkumandang suara gelak tertawa yang mendirikan bulu roma.

Tengkorak Maut aka Rahasia Istana Hantu - Khu LungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang