LAMA sekali ia termenung... akhirnya pemuda itu jatuhkan diri berlutut ke arah pembaringan batu yang telah lenyap di bawah tanah itu, katanya dengan suara lirih:
"suhu, walaupun kau telah meninggal dunia tetapi budi pemberian tenaga lwekang tak akan pernah lenyap dari benakku, selama tecu masih hidup dikolong langit pasti akan berusaha keras untuk menyelesaikan harapan dari suhu ini sampai mati baru berhenti "Habis berdoa ia bangkit berdiri, memasukkan tangan Buddha berwarna hitam itu ke dalam sakunya dan keluar dari ruang batu, kemudian tutup pula mulut gua dengan papan batu dan menutup papan batu tadi dengan tanah sehingga siapapun tak akan menduga kalau dibawah tanah masih terdapat ruangan batu.
Menanti ia berpaling kearah sumber air mujarab, pemuda itu jadi tertegun, kiranya kolam air mujarab telah mengering, setetes airpun tidak nampak. yang tersisa hanyalah sebuah liang tanah yang luas. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena tersumbat-nya sumber air didalam gua.
Memandang langit yang biru diangkasa, Han Siong Kie merasa bagaikan baru saja mendusin dari suatu impian yang aneh.
Dalam seratus hari ia telah berubah jadi seorang manusia yang lain, seorang jago dengan tenaga lweekang yang amat semcurna serta rangkaian ilmu silat yang sakti.
Pertama, ia teringat kembali akan saudara angkatnya yang nakal sipengemis cilik Tonghong Hwie, entah saat ini ia telah berkelana sampai dimana?? ia merasa bahwa dengan kepandaian yang dimilikinya sekarang mungkin sudah cukup untuk menjadi toakonya.
Ia tertawa bangga dan sebera kerahkan ilmu meringankan tubuhnya keluar dari hutan itu.Suasana dalam hutan itu sudah tidak segelap waktu ia datang semula, karena pandangan matanya dapat melihat di tempat kegelapan. sesuai dengan pesan dari Leng Koe sangjin, setelah berjalan tiga li ke arah timur kemudian putar kearah selatan sejauh empat li, ia benar2 sudah lolos dari hutan belantara tersebut.
Setelah melewati sebuah hutan kecil, di hadapan matanya terbentanglah sebuah bukit yang tak begitu tinggi.
Dari puncak itu dia memandang ke bawah, tampaklah di suatu bagian adalah sebuah kota kecil, arah lain merupakan sungai dengan sebuah benteng kuno yang berdiri dengan angkernya ditengah sungai, itulah Benteng Maut tempat angker bagi seluruh umat Bu lim.Han Siong Kie merasakan darah panas dalam dadanya bergelora keras, api dendam berkobar dengan hebatnya membuat sorot mata yang memancar ke luar nampak begitu mengerikan dan menakutkan.
Membalas dendam ingatan ini berkelebat dalam benaknya, sambil menggertak gigi ia mengirim satu pukulan udara kosong ke depan.Tiba2 ia temukan bahwa pakaian yang di kenakan olehnya sudah kumal dan hancur tak karuan, perutpun terasa lapar. dalam hati segera pikirnya:
"Lebih baik aku membeli pakaian dulu di kota sebelah depan sana, setelah perut terasa kenyang barulah pergi ke Benteng Maut untuk mencari setori ...." Berpikir demikian ia lantas turun gunung dan langsung menuju kearah kota terdekat.
sekonyong2... terdengar desiran angin tajam berkumandang memecahkan kesunyian, disusul munculnya beberapa sosok bayangan manusia di tempat itu.
Tujuan Han Siong Kie pada saat ini adalah pergi ke kota untuk ganti pakaian dan menangsel perut kemudian pergi ke Benteng Maut untuk mencari balas, terhadap orang2 tadi ia malas untuk memperdulikannya, melihat datangnya beberapa sosok bayangan manusia, badannya segera menyingkir kesamping untuk memberi jalan. "Berhenti"Suara bentakan keras bergetar memekikkan telinga, tujuh sosok bayangan manusia dengan cepatnya meluncur datang dan menghadang jalan perginya. Pemuda she Han ini terpaksa berhenti dan angkat kepalanya memperhatikan orang2 itu.
Tampaklah diantara mereka bertujuh ada tiga orang adalah kakek tua dan empat orang lainnya merupakan pria kekar, wajah mereka menunjukkan rasa takut dan jeri yang tak terkirakan.
Begitu masing2 pihak saling berjumpa, ketujuh orang itusama2 berseru tertahan, rupanya mereka dibikin terperanjat oleh keadaan Han Siong Kie yang mengenaskan itu. Terdengarlah salah seorang kakak tua itu dengan alis berkerut sebera menegur:
"Engkoh cilik, apakah kau terluka?"
![](https://img.wattpad.com/cover/86591932-288-k105350.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tengkorak Maut aka Rahasia Istana Hantu - Khu Lung
Genel KurguDalam pandangan dunia persilatan, tempat itu merupakan sebuah istana maut bagi siapapun yang mendekatinya. Pintu depan benteng yang menghadap ke arah daratan selalu terbentang lebar dan memperlihatkan sebuah pintu yang gelap gulita di atas dinding t...