Jilid 18 : Go Siau Bi menuntut balas

3.2K 49 3
                                    

TANPA terasa si anak muda itu teringat kembali akan penjara batu dalam markas besar perkumpulan Thian che kau, serta cara mereka untuk menghukum mati para tawanannya, tanpa terasa hatinya bergidik dan bulu romanya pada bangun berdiri
Andai kata Go siau Bi benar2 sudah tertangkap. mungkin malaikat yang turun dari khayanganpun belum tentu bisa menolong dirinya lepas dari cengkeraman musuh.
Berpikir sampai disitu, dia segera mempercepat gerakan tubuhnya meluncur kedalam lembah, bagaikan serentetan cahaya tajam secepat kilat ia menerobosi lembah dan batuan cadas.
Sepanjang perjalanan, seringkali ia berpapasan dengan jago lihay yang berlalu lalang disana, tapi tidak seorangpun dapat menghalangi jalan perginya, bahkan ada pula diantara mereka yang mengira pandangan matanya telah kabur, siapapun tidak menduga kalau malaikat elmaut telah muncul diantara mereka.

Beberapa taat kemudian, sampailah sianak muda iiu disebidang tanah datar yang luasnya setengah hektar, tempat ini merupakan jalur pertemuan dari jalan lembah yang membentang di empat penjuru.
Hampir seratus sosok bayangan manusia melingkar bentuk sebuah lingkar kepungan, seorang gadis yang bermandikan darah berada ditengah kepungan tersebut, dia bukan lain adalah Go Sau Bi yane datang kesitu untuk menutut balas, disekitar tubuhnya bergelimpangan hampir mendekati dua puluh sosok mayat.
Suasana ditengah gelanggang sunyi senyap tak kedengaran sedikit suarapun.
Han Siong Kie bagaikan sesosok setan menerobos masuk diantara lingkaran manusia itu. ternyata tak seorang manusiapun yang merasakan akan kehadirannya.
Kurang lebih tiga tombak dihadapan Go Siau Bi, berdirilah seorang marusia aneh berkain cadar hitam.

Begitu menjumpai manusia aneh berkain cadar itu, Han Stong Kie merasakan hatinya bergetar keras, dia masih ingat ketika untuk pertama kalinya dia terjun kedalam dunia persilatan tempo dulu, manusia aneh ini pernah murculkan diri diartara para jago persilatan yang menyerbu benteng maut. orang itu dia kenali sebagai ketua perkumpulan Thian che kau.
Sementara itu ketua dari perkumpulan Thian che kau dengan suara yang dingin menyeramkan sedang berkata memecahkan kesunyian yang mencekam seluruh jagad :
"Nona Go, memandang diatas wajah kakekmu Put lo sianseng. aku tidak ingin menyusahkan dirimu, aku harap engkau bisa menyudahi pertarungan itu sampai disini saja!"
"Tutup mulutmu !" bentak Go Siau Bi dengan marah." tujuan dari kedatanganku ke mari adalah untuk menuntut balas atas kematian dari mendiang ayahku, sebelum dendam ini berhasil kutuntut balas, aku tak akan meninggalkan tempat ini!"
"Bukankah sudah berulang kali aku menjelaskan bahwa peristiwa itu hanya merupakan suatu kesalahan paham belaka?

"Nona telah membinasakan hampir dua puluh orang jago lihay ku, masa darah yang mengalir dari tubuh mereka harus mengalir dengan sia sia belaka??"
"Hmm salah paham?? kupu warna warni Li In Hiang adalah algojonya, sedang engkau ketua perkumpulan Thian che kau adalah otak dari pembunuhan berdarah ini"
"Haaah haaah haaah jadi nona menghendaki batok kepalaku ini?" ejek ketua perkumpulan Thian che kau sambil tertawa ter bahak2.
"Tentu saja"
"Engkau anggap apa yang kau inginkan bisa terpenuhi dengan begitu saja??"
Mendadak... dari luar gelanggang berkumandang suara jeritan lengking, diikuti sesosok bayangan manusia dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat menerjang masuk kedalam gelanggang.

Jeritan kaget berkumandang diempat penjuru, seluruh jago lihay perkumpulan Thian che kau yang hadir ditengah gelanggang sama-sama mundur kebelakang dengan ketakutan, suasana kontan jadi gaduh dan gempar sekali.
"Aaah.. manusia muka dingin"
"Manusia bermuka dingin"

Orang yang menerjang masuk kedalam gelanggang memang bukan lain adalah Han siong Kie, ditangannya dia mencekal sesosok manusia.
"Blaaamm.." bayangan manusia yang berada dalam genggamannya itu segera dibanting kedepan kaki Go siau Bi.
Ternyata ketika Han siong Kie sedang mengawasi suasana dalam gelanggang pertarungan, tiba2 ia saksikan kupu warna warni Li In Hiang yang terluka sedang dipapah mendekati tempat kejadian, ia jadi sangat kegirangan, dengan suatu gerakan yang cepat bagaikan sambaran kilat perempuan itu diterjang dan ditotok jalan darahnya, kemudian dibawa masuk kedalam gelanggang.

Tengkorak Maut aka Rahasia Istana Hantu - Khu LungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang