Jilid 10 : Tugas dari guru

3.4K 56 3
                                    

DI ATAS wajahnya yang berpenyakitan kecuali penuh kerutan bekas sakit sama sekali tidak tertampak perubahan perasaan apapun, wajah itu dingin dan menggidikkan hati.

"Malaikat penyakitan" akhirnya tak tahan lagi ia berseru: "Kau boleh dibilang merupakan satu2nya orang paling jumawa dan sombong yang pernah kujumpai selama ini, kau adalah seorang manusia yang paling dingin dan paling menyeramkan."
Han Siong Kie menenangkan hatinya talu tertawa hambar.
"Sejak dilahirkan demikianlah sudah watakku, sampai tuapun tabiat ini tak akan berubah"
"Baiklah, kita tak usah bicarakan soal yang tak berguna lagi, sekarang kau boleh duduk dengan hati tenang, marilah kita bicarakan lagi persoalan ini dari permulaan."

Han Siong Kle tidak banyak berbicara, ia segera duduk dihadapan kakek itu dan membungkam dalam seribu bahasa.
Iblis diantara iblis termenung dan berpikir beberapa saat lamanya, kemudian dengan nada kuatir ia bertanya kembali.
"Bocah. benarkah kau bersedia mewakili diriku untuk bertempur melawan pemilik Benteng Maut??"
"Sedikitpun tidak salah, kau tidak percaya"
"Dan kau juga menerima tawaranku untuk belajar silat dariku."
"Tentang soal iTu."
"Kau tak usah ini itu lagi" tukas Iblis di antara iblis dengan suara berat, "Dengan andalkan tenaga dalam yang kau miliki sekarang, bertarung melawan Tengkorak Maut sama artinya dengan telur membentur batu kau tak mungkin bisa menangkkan dirinya."

Diam2 Han Siong Kie membenarkan juga perkataannya itu, sebab apa yang dikatakan merupakan suatu kenyataan, tanpa terasa terbayang kembali dalam benaknya akan peristiwa yang baru saja terjadi, ketika belum lama berselang ia mengunjungi Benteng Maut ternyata sebelum berhasil melihat jelas bayangan tubuh lawannya, hanya satu pukulan berhawa dingin telah berhasil menggulung tubuhnya hingga mencelat keluar dari benteng dan tercebur kedalam sungai.
Akhirnya dengan nada berat pemuda itu mengangguk.
"Baiklah akan kuturuti perkataanmu" katanya.

Iblis diantara iblis segera angkat kepala dan tertawa ter bahak2.
"Haaah... haaah.. haaah... bocah, bila kau sanggup memenuhi harapanku ini, sampai matipun aku merasa amat berterima kasih kepadamu"
"Kau tak usah berterima kasih kepadaku, anggap saja kesanggupanku ini sebagai semacam jual beli. "
"Hmmm.. . kau memang terlalu jumawa dan tinggi hati luar biasa, baiklah, mari kita teruskan pembicaraan kita..."
" Cepat katakan "
"Hanya disebabkan karena rasa tak puas aku telah terkurung selama empat puluh tahun lamanya didalam gua bawah tanah ini."
"Empat puluh tahun?? " seru Han Siong Kie sambil menjulurkan lidahnya.
"Sedikitpun tidak salah, sepuluh hari lagi berarti genap aku terkurung selama empat puluh tahun"

"Sebenarnya apa yang telah terjadi?? kenapa kau sampai terkurung didalam gua bawah tanah?? " tanya pemuda itu dengan perasaan ingin tahu.
"Empat puluh tahun berselang, ia membunuh orang bagaikan membabat rumput, ilmu silatnya lihay dan tiada tandingan membuat dunia persilatan se akan2 sedang menemui saat untuk kiamat, jangan dikata orang Bu lim tak mampu untuk memberikan perlawanan, bahkan raut wajah yang sebenarnya pun tak diketahui orang.."
"Oooh.." Han Siong Kie berseru tertahan.
"Aku terjun kedalam dunia persilatan sepuluh tahun lebih duluan darinya dan berhasil merebut julukan sebagai "Mo Mo cungcu "Raja dari segala iblis, tetapi sebagian besar orang menyebut aku sebagai Mo tiong ci Mo atau Iblis diantara segala iblis, sejak Tengkorak Maut munculkan diri dalam dunia persilatan tersebar berita yang mengatakan satu Iblis muncul, satu iblis lenyap.
"Apakah arti perkataan itu???" tanya sang pemuda.
"Artinya setelah kemunculan Tengkorak maut berarti aku si Rasul dari segala Iblis bakal lenyap."

Han Siong Kie jadi semakin tertarik, ia merasa cerita ini merupakan satu kejadian Bu-lim yang luar biasa serunya kemudian. "Lalu bagaimanakah dalam kenyataan??"
"Kau jangan gelisah, dengarkanlah ceritaku ini lebih jauh, kau musti tahu bukan bahwa orang Bu-lim mengandung soal "nama" sebagai suatu hal yang lebih penting daripada jiwa sendiri, setelah mendengar ucapan itu aku jadi teramat gusar, maka suatu ketika aku ambil keputusan untuk menantang Tengkorak maut untuk berduel."
"Bagaimana kemudian??"
"Jejak Tengkorak maut bagaikan setan tanpa bayangan, ia ibaratnya naga sakti nampak kepala tak nampak ekornya, mau cari jago itu benar2 tidak gampang.."
"Kenapa kau tidak langsung menuju ke benteng Maut untuk mencari dirinya..?? kembali Han Siong Kie menyela.
"Waktu itu aku masih belum tahu bahwa Tengkorak Maut sebenarnya bukan lain adalah pemilik Benteng maut"
"Bukankah didepan pintu benteng Maut tertera sebuah lambang kepala tengkorak yang berlumuran darah?? apa kau tak bisa menduga kalau benda itu menandakan dirinya??"

Tengkorak Maut aka Rahasia Istana Hantu - Khu LungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang