"AKU tidak ambil perduli, segala janjimu terhadadap ibuku, pokoknya kau harus terima syaratku, titik!"
"Maaf nona Ting, bila permintaan lain yang kau ajukan kepadaku, tentu akan kulakukan dengan senang hati, tapi dalam soal ini aku benar-benar tak dapat memenuhi keinginanmu, aku tetap akan memegang teguh janjiku terhadap ibumu" .
"Jadi engkau bersikeras akan menghantar aku pulang ke gua salju dibukit Ciong-san?"
"Tentu saja"
"Andaikata aku bilang tidak mau? Lantas apa yang hendak kau lakukan?"
"Maaf nona, engkau tak dapat mengajukan pilihan lain, demi memenuhi janji terhadap ibumu, terpaksa aku harus menyalahi engkau. bila kau tetap membangkang, maka aku akan menggunakan kekerasan. "
"Ooooh.... jadi engkau hendak menawan diriku dan menghantarnya pulang ke rumah?"
"Yaaa" jawab Han Siong Ki dengan suara yang dingin dan tak sedap didengar, "Andaikata nona Ting tetap keras kepala dam tak mau pulang sendiri ke gua salju, siapa tahu kalau terpaksa aku harus menggunakan cara tersebut untuk mencapai tujuanku?"
Paras muka Ting Bong berubah hebat, dengan gusar dia lantas berteriak keras:
"Han Siong Ki, kau jangan sok jagoan, ketahuilah pemaksaan yang berlarut-larut bisa membuat orang jadi nekad""Aku tidak sok jagoan nona, akupun tidak memaksa dirimu terlalu berlebihan, aku hanya herbuat seperti apa yang harus kulakukan"
"Sudahlah, kau tak usah mengajukan alasan yang dibuat-buat" tukas si nona kemudian, " lebih baik masing masing menempuh jalannya sendiri-sendiri dan anggaplah hal ini sebagai suatu pertukaran syarat"
"Maaf nona, sebagaimana telah kukatakan tadi permintaan dari nona tak dapat kupenuhi"
"Hmm".
Di tengah dengusan yang amat dingin, tiba tiba Ting Hong menjejakkan kakinya ke tanah, kemudian melambung ke udara dan melayang menuju ke dalam hutan.
Gerakannya ini boleh dibilang cepat sekali bagaikan sambaran kilat, sayang meskipun nona itu cepat, ternyata Han Siong Ki bergerak lebih cepat lagi, cukup dalam sekali kelebatan saja tahu-tahu ia sudah menghadang di hadapannya.
"Han Siong Ki engkau sungguh sungguh hendak mengajak aku bertempur...?" teriak Ting Hong dengan marah.
"Bilamana hal itu merupakan suatu keharusan, maka aku tak akan membantahnya"
"Kalau memang begitu sekarang juga lakukanlah, tak usah kau tunggu sampai tiba saat yang kau maksudkan sebagai suatu keharusan"
Ditengah bentakan yang amat nyaring, telapak tangannya segera diayun kedepan melancarkan sebuah serangan kilat ke tubuh Han Siong Ki.Sepintas lalu serangan tersebut tampaknya amat sederhana dan sangat biasa, tapi justru dibalik kesederhanaan tersebut tersimpanlah pelbagai perubahan yang luar biasa sejak ia melepaskan serangan sampai bayangan telapak tangannya hampir menyentuh ditubuh lawan, secara beruntun dia telah mengganti dengan tiga macam jurus serangan yang berbeda.
Ting Hong, gadis cantik itu memang luar biasa, begitu dia mangatakan hendak menyerang lantas melancarkan serangan, kejadian semacam ini sungguh berada diluar dugaan orang.
Sedikit banyak Han Siong Ki mempunyai pikiran segan untuk melangsungkan pertarungan dengan gadis itu, maka menghadapi serangan yang bertubi tubi itu secara beruntun dia mundur tiga langkah kebelakang.
Gagal dengan serangannya yang pertama, Ting Hong segera merubah jurus serangannya, sekali lagi dia menyergap diri Han Siong Ki dengan serangan-serangannya yang cepat bagaikan sambaran kilat.Han Siong Ki mainkan sistim pertahanan dari ilmu pukulan Mo mo ciang hoat, dia mengunci seluruh bagian tubuhnya yang penting hingga terhindar dari serangah lawan, dalam keadaan demikian meskipun jurus serangan dari Ting Hong termasuk suatu gerak serangan yang aneh dan luar biasa, tapi semua serangan itu tak satupun yang berhasil mencapai sasarannya, melihat kenyataab tersebut dara itu baru terkesiap. buru-buru ia robah kembali serangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tengkorak Maut aka Rahasia Istana Hantu - Khu Lung
BeletrieDalam pandangan dunia persilatan, tempat itu merupakan sebuah istana maut bagi siapapun yang mendekatinya. Pintu depan benteng yang menghadap ke arah daratan selalu terbentang lebar dan memperlihatkan sebuah pintu yang gelap gulita di atas dinding t...