Jilid 38 : Pertarungan dengan Thian-che kaucu

3.6K 44 1
                                    

"SIAPA yang menjadi adik Thay-mu?" tukas Buyung Thay dengan wajah dingin dan perasaan tak senang hati.
Tamu bergodek indah Huan Kang tertawa tersipu-sipu, kembali ia berseru: "Adik Thay kau. . ."
"Tutup mulut Bukankah engkau memaki diriku sebagai perempuan lonte yang tak tahu malu?"
"Adik Thay buat apa kau mengingat-ingat selalu ucapan yang diutarakan dalam keadaan marah, biarlah aku minta maaf kepadamu"
"Huan Kang Kalau engkau seorang yang cerdik tentu kau akan mengerti apa akibatnya jika kau selalu membuntuti aku dengan mati-matian"
"Adik Thay. . ."
"Manusia she Huan, engkau tidak berhak menyebut aku dengan panggilan seperti itu"

Raut wajah Tamu bergodek indah Huan Kang berubah jadi merah seperti kepiting rebus, lama sekali ia baru tertawa getir dan berkata lagi:
"Dua puluh tahun berselang aku mengejar dirimu, tapi kau tak bersedia menerima luapan cintaku kemudian kau menikah dengan orang dan bercerai kembali, sungguh tak kusangka sampai saat inipun kau masih tetap menolak cintaku"
"Huan Kang, Cinta itu tak dapat dipaksa, cinta harus muncul dari hati kecil tanpa paksaan"
"Oooh sungguh tak kusangka Huan Kang sudah dua puluh tahun lamanya mengejar Buyung Thay" batin Han Siong Kie dalam hati "tampaknya orang ini terlampau romantis, tapi aneh sekilas pandangan tampaknya usia Buyung Thay baru dua puluh tahunan tapi kalau didengar dari pembicaraan mereka agaknya ia sudah berusia setengah baya, sebetulnya berapa usia perempuan ini? Sungguh mencurigakan"

Sementara itu Tamu bergodek indah Huan Kang telah memandang sekejap kearah Han Siong Kie dengan sikap bermusuhan, kemudian serunya kepada nyonya berbaju merah itu. "Jadi dialah yang kau cintai?"
"Apa sangkut pautnya antara persoalan ini denganmu?" ejek Buyung Thay atau nyonya berbaju merah itu dengan nada yang sinis.
"Hmm Tahukah kau, bahwa meninjau dari usianya, ia pantas untuk menjadi putramu?"
Han Siong Kie marah sekali setelah mendengar perkataan itu, ia merasa ucapan tersebut amat menyinggung perasaan hatinya, maka tak tahan lagi bentaknya:
"Manusia she Huan, aku harap kalau sedang berbicara janganlah mengikut sertakan diriku, apa lagi menyinggung perasaanku"

Waktu itu tamu bergodek indah Huan Kang sedang dipengaruhi pula oleh rasa cemburu, diapun melotot besar seraya berteriak.
"Kalau tujuanku memang menghinamu, lantas kau mau apa?"
"Tidak apa-apa, aku hanya akan memberi pelajaran yang setimpal untuk manusia bermulut besar seperti kau"
"Memberi pelajaran? "jengek orang she Huan itu, tiba-tiba ia menengadah dan tertawa terbahak-bahak.
Tiba tiba nyonya cantik berbaju merah itu menukas sambil tertawa dingin:
"Heeeh heeeh heeh Huan Kang, tiada sesuatu yang lucu dan kau tak usah tertawa melulu, ketahuilah bahwa kau bukan tandingannya, kalau tak percaya cobalah sendiri!"

Tamu bergodek indah Huan Kang menarik kembali gelak tertawanya dan melotot sekejap kearah nyonya cantik berbaju merah itu dengan gusar lalu kepada Han Siong Kie ia berseru:
"Bocah keparat !"
Makian ini kembali mengobarkan hawa amarah dari Han Siong Kie, cepat dia membentak keras.
"Huan Kang, kalau engkau berani memaki aku lagi segera kubunuh kau sampai mampus!"
"Bocah keparat tak nanti bisa kau lakukan, Lihat serangan!" dengan kemarahan yang tak terkendalikan lagi, Han Siong Kie membentak keras dan melancarkao dua buah pukulan berantai.

Tamu bergodek indah Huan Kang tak mau unjukkan kelemahan, dia mendengus dingin serta menyambut datangnya ancaman itu dengan keras lawan keras.
"Blaang!" satu benturan keras menggelegar di udara secara beruntun Huan Kang mundur lima langkah dengan sempoyongan sebelum ia berhasil berdiri kembali dengan tegak.
Melihat keadaan tersebut nyonya cantik berbaju merah itu segera menutup bibirnya sendiri dan tertawa-
Masih mendingan kalau perempuan itu tidak tertawa melihat senyuman tersebut Huan Kang semakin marah bercampur malu hawa napsu membunuh seketika menyelimuti seluruh wajahnya tiba-tiba ia menerjang maju delapan depa kemudian secara beruntua melancarkan tiga buah serangan berantai yang amat dahsat ketiga buah serangan itu bukan saja dilancarkan dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat bahkan semuanya tertuju pada bagian tubuh yang mematikan.

Tengkorak Maut aka Rahasia Istana Hantu - Khu LungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang