Jilid 46 : Tong-po-losat ternyata subo-nya

3.3K 45 1
                                    

"TAHUKAH engkau nak, mengapa Yu Pia Lam menyusup ke dalam perguruan benteng maut dan belajar silat disana?"
"Tentang persoalan ini, ananda sudah pernah mendengarnya"
"Ooooh.... engkau sudah tahu?"
"Yaa, ananda berhasil mengetahui hal ini dari keterangan yang diberikan oleh Hun si mo ong, dia bilang gurunya Yu Pia lam bernama Huan yu it koay Manusia paling aneh diseluruh jagad ingin merajai dunia ini, tapi dalam suatu pertarungan oleh sutay sang cou ouyang Beng dia kena dihantam sampai menjadi cacad, maka dari itu dia hendak membalas dendam atas sakit hati ini."
"Yaa, memang begitulah kejadiannya nak"

Selang sesaat kemudian, si anak muda itu kembali bertanya:
"Ibu, kematian dari adik Kun dan adik Hiang"
Menyinggung kembali soal tersebut, siang go cantik ong cui ing menunjukkan wajah yang sedih dan air matapun tanpa terasa mengucur keluar membasahi pipinya, dengan agak sesenggukan dia berkata:
"Sau kun mendapat perintahku untuk memasuki ruang rahasia dari Yu Pia lam guna melakukan pemeriksaan yang seksama, akhirnya dari dalam kamar rahasianya itu dia berhasil mendapatkan kembali kitab pusaka Kui kok cim su tersebut, sayang operasi ini kurang cermat dimana jejaknya akhirnya ketahuan, diapun dikejar kejar kemudian terbunuh. Dengan gagalnya operasi dari Sau kun maka keadaanku dan adik Hiang mu juga terancam bahaya maut, akhirnya Han Siong Hiang tertimpa pula bencana dan menemui ajalnya.....nah, begitulah nak, demikianlah kejadian yang
telah kami alami sampai saat terakhir"

Han Siong Ki berdiri sambil menggertak gigi menahan pergolakan emosi dalam hatinya, lama sekali dia membungkam dalam seribu bahasa sebelum kemudian katanya: "ibu, ananda ingin mohon diri lebih dahulu"
"Apa yang hendak kau lakukan...?" tegur perempuan itu dengan perasaan cemas.
"Ibu, hutang darah harus bayar dengan darah, hutang nyawa bayar dengan nyawa, sekarang juga akan kutuntut kembali hutang darah dan hutang nyawa itu dari tangannya"
"Cukupkah kekuatanmu seorang. Yakinkah engkau akan berhasil dengan kekuatan seorang diri?"
"Cukup, lebih dari cukup Toh Hek pek siang-yau sepasang siluman itu akan menyertaiku dalam perjalanan ini"
"Nak, ingatlah selalu, jangan menilai terlalu rendah kekuatan dari pihak Thian che kau"
"Ananda mengerti, dan ananda akan berusaha menghadapi mereka dengan sebaik mungkin"

"Sebelum melakukan sesuatu rencana, terlebih dulu susunlah siasatmu dengan sebaik mungkin, karena melakukan tindakan secara sembrono tanpa diimbangi dengan rencana yang matang, bukanlah ciri dari seorang laki laki pintar"
"Ananda mengerti, dan ananda akan selalu memperhatikan nasehat dari nasehat ibu ini"
"Untuk membalaskan dendam bagi keluarga, dendam bagi suami dan hutang nyawa bagi kematian anak perlukah aku ikut serta dalam usaha pembalasan dendam ini?" kembali si siang go cantik ong cui ing bertanya dengan suara lirih.
"Tidak ibu tidak usah ikut serta sepantasnya kalau ibu tinggal disamping sucou dan merawat dia orang tua, sebab bagai manapun juga kekuatan siau susiok seorang tak mungkin bisa mengurusi seluruh benteng yang amat luas itu, andaikata pihak Thian che kau serta gembong gembong iblis yang lolos dari jaring itu melakukan penyerbuan lagi ke benteng maut, bukankah benteng maut akan terancam kehancuran total ditangan orang orang itu?"
"Tentang soal ini... "

"oooh... ibu, apakah engkau tidak bersedia mengabulkan keinginan ananda untuk membalas dendam berdarah ini seorang diri .... ? Bu, kabulkanlah keinginanku ini"
Untuk sesaat si siang go cantik ong cui ing merasa ragu ragu dan sukar mengambil keputusan tapi akhirnya dia toh mengangguk juga.
"Baiklah nak. pergilah seorang diri ibu hanya bisa bantu berdoa bagi kesuksesanmu, semoga usahamu untuk membuat perhitungan ini dapat berjalan dengan lancar tanpa rintangan apa apa, selesai dengan tugasmu itu cepatlah kembali ke benteng maut dan temui aku .... "
"Tentu saja ibu, bila usahaku untuk membalas dendam telah berhasil, ananda pasti akan pulang kemari dan akan kulayani ibu sepanjang tahun"
"Nak. aku kuatir.... "
"Kenapa ibu?"
"Aaaah.....tidak apa apa, pergilah cepat ibu sudah menerima rasa baktimu itu meski baru terwujud dalam keinginan"

Rasa benci dan semangatnya ingin membalas dendam berkobar di dada Han Siong Kie, meski berat rasanya untuk perpisahan tersebut, akan tetapi bagaimanapun juga membalas dendam adalah suatu tugas yang berat dan harus segera dilaksanakan.
Dengan berat hati, pemuda itupun berpamitan kepada ibunya dan berangkat meninggalkan benteng maut.

Tengkorak Maut aka Rahasia Istana Hantu - Khu LungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang