Jilid 12 : Masuk Benteng Maut

3.4K 46 1
                                    

TAK kuasa lagi Han Siong Kie menghembuskan napas dingin, berita ini benar2 sukar dipercaya olehnya.
seorang sastrawan setengah baya yang sekilas pandangan belum mencapai empat puluh tahun, ternyata adalah seorang jago persilatan yang telah berusia seratus tahun lebih.

Dengan serta merta timbul perasaan kagUm dan menghormat dalam hati kecil pemuda itu, tanpa sadar secara terus terang ia ceriterakan bagaimana dia sudah mendapatkan warisan ilmu silat diri Leng ku siangjin kemudian bagaimana berjumpa dengan Mo tiong ci mo yang telah wariskan tenaga dan kepandaian silatnya kepadanya.

Selesai mendengar kisah tersebut, Put to sianseng atau tuan awet muda menghela napas panjang, katanya:
"Aaai yaa memang kawan2 lamaku di masa lampau sebagian besar telah reyot dimakan usia aku yang tidak mati2pun sudah ingin cepat2 tinggalkan dunia ini Eaei bocah engkau memang amat hok ki secara beruntun telah mewarisi ilmu silat dari beberapa orang jago2 lihay dunia persilatan masa depanmu benar2 amat cemerlang!"
Han Siong Kie ter-sipu2 ia cuma bisa mengucapkan kata2 merendah untuk memberi tanggapan.

Beberapa waktu kemudian terdengar Put-lo sianseng menegur:
"Eei bocah apakah engkau tidak menyesal mengangkat Mo tiong ci mo sebagai gurumu?"
"Menyesal? kenapa aku musti menyesal?"
"Engkau toh tahu musuh bebuyutan terdapat di mana2 seantero jagad?"
"Setelah aku bersedia menerima pelajaran yang diwariskan beliau kepadaku sudah se-pantasnya kalau aku bertanggung jawab atas semua perbuatannya yang dilakukan tempo dulu sudah menjadi kewajibanku untuk menanggulangi semua resiko yang ada kenapa musti aku menyesal?"
"Bagus, anak muda! engkau memang bersemangat..!"
"Ada suatu persoalan hingga kini aku kurang tahu, apa aku boleh bertanya kepada locianpwee?"
"Coba katakan dulu apa yang ingin kau tanyakan?"

"Sewaktu guruku sering kali melakukan pembunuhan dalam dunia persilatan tempo hari apakah ia selalu membedakan mana yang lurus dan mana yang sesat?"
Put-lo sianseng termenung dan berpikir sebentar, kemudian menjawab :
"Ditinjau dari beberapa kejadian yang kuketahui, pihak korban memang sangat beralasan untuk dibunuh. tapi mecgenai soal selanjutnya aku kurang begitu tahu, sebab korban yang mati ditangannya banyak tak terhitung jumlahnya, mereka terdiri dari pibak kaum lurus maupun kaum sesat, kalau tidak kejam tak mungkin orang persilatan memberi julukan iblis diantara iblis kepadanxa.. tapi . masa ia tidak mengatakan sesuatu kepadamu?"
Han Sioog Kie menggeleng.
"Sama sekali tidak..!"
"Ooh yaa, engkau toh baru tiga hari mengingat hubungan guru dan murid dengan dia kenapa.. "
"Sekarang aku sedang melaksanakan sebuah perintah dari guruku, dan tugas itu harus diselesaikan dalam waktu sepuluh hari!"
"Kenapa harus diselesaikan dalam sepuluh hari?"
"Sebab guruku dia orang tua hanya mempunyai waktu selama sepuluh hari untuk hidup di kolong langit!"
"Kerapa?" tanya Put-lo sianseng dengan muka berubah hebat.
"Ketika sedang melatih suatu jsnis ilmu silat, beliau mengalami musibah yakni jalan api menuju neraka yang mengakibatkan kedua belah kakinya lumpuh, setelah itu beliau pun wariskan segenap tenaga dalamnya kepadaku, maka.."
Bicara sampai disini, ia menghela napas dan membungkam.

Put-lo sianseng pun menghela napas sedih.
"Aku ingin bertemu muka untuk terakhir kalinya dengan gurumu, sekarang ini berada dimana?" katanya.
Sebenarnya Han Siong Kie hendak menjawab, tapi ingatan lain dengan cepat berkelebat dalam benaknya :
"Aku tak boleh bicara, aku masih belum tahu Put-lo sianseng adalah seorang yang dapat dipercaya atau tidak, andaikata ucapannya hanya merupakan suatu jebakan
bukankah berabe? keadaan suhu pada saat ini sudah cacad, lemah dan keadaannya tak jauh berbeda dengan msnusia biasa aku harus bersikap lebih ber-hati2,"

Berpikir sampai disini diapun lantas ber kata:
"Bagaimana kalau kuhantar engkau sehabis kulaksanakan tugasku? tempat itu sukar ditemukan!"
"Oooh! engkau kuatirkan keselamatan gurumu, engkau tak percaya dengan kepribadianku? haahh haahh haahh.. untuk mewujudkan rasa baktimu aku ingin turuti keinginanmu, tugas apa sih yang hendak kau lakukan?"
"Mencari pemilik benteng maut dan adu kepandaian dengan dirinya untuk memenuhi cita2nya ini guruku telah mengasingkan diri dan berlatih tekun selama empat puluh tahun lamanya!"
"Apa? engkau hendak adu kepandaian dengan mahluk aneh itu? gila.. sudah kau pikir masak2 tindakanmu itu?"
"Apa? mahluk aneh kau maksudkan?" seru Han Siong Kie dengan psrasaan agak tergerak.

Tengkorak Maut aka Rahasia Istana Hantu - Khu LungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang