Jilid 44 : Menangis di makam Tonghong-Hui

3.1K 46 1
                                    

HAN SIONG KIE tertegun menyusul kemudian diapun mengangguk. "Yaa... Cianpwe jelek sekali, cuma ......"
"Cuma kenapa?"
"Jelek atau tampannya wajah seseorang tidak dapat menandakan indah atau buruknya watak seseorang, ada yang cantik jelita bak bidadari dari kahyangan tapi mempunyai hati yang busuk seperti ular berbisa, tapi ada yang berwajah jelek namun hatinya mulia dan arif bijaksana..."
"0ooh... jadi kau maksudkan wajah yang jelek belum tentu mempunyai jiwa yang busuk dan wajah yang cantik belum terjamin jiwanya baik?"
"Begitulah yang boanpwe maksudkan" pemuda itu mengangguk tanda membenarkan.
"Kalau begitu, baikkah kataku?"

"Tentang soal ini .... maafkanlah daku, boanpwe tak dapat memberikan penilaian-nya, sebab sampai detik ini boanpwe masih merasa asing sekali dengan watak serta tindak tanduk cianpwe"
"Haaaahhh ... haaahhh... haaahhh..." nenek jelek itu terbahak bahak kegelian "Bocah muda, kau benar benar sangat menarik, kau benar-benar menarik sekali"
Dengan tertawanya si nenek itu, maka tampaklah tonjolan daging hidup yang memenuhi seluruh wajahnya itu ikut mengejang dan mengerut secara tidak beraturan, ini menyebabkan wajahnya kelihatan semakin mengerikan hati siapapun yang memandangnya.
Tidak terkecuali pula Han Siong Kie yang biasanya pemberani itu, diam diam bulu kuduknya pada bangun berdiri karena ngeri.
"Eeeh nenek jelek. sebetulnya engkau tahu atau tidak....jawab Kau tahu aturan atau tidak?" ditengah gelak tertawa yang amat nyaring, kakek dari kutub utara berjalan masuk kedalam gua itu dengan berang.

"Setan tua" "nenek jelek dari sin-ciu balas membentak "kau tak usah banyak bacot lagi, ayoh kembalikan nyawa dari putriku".
"Nenek jelek sialan, putrimu apakah bukan putriku juga.... enak benar kalau bicara..... "
"Tutup mulut" mendadak nenek itu membentak dengan suara yang keras bagaikan guntur membelah bumi disiang hari belong, "sebelum kau temukan kembali Hong ji, selama hidup kau tak usah datang kemari untuk berjumpa lagi dengan aku"
"Tapi setiap hari setiap saat aku selalu mencari jejaknya tanpa berhenti, apakah aku cuma berpeluk tangan belaka?"
"Hmmm, katanya hendak membawa putrimu mencari pengalaman dalam dunia persilatan, tapi akhirnya..... Hmmm Akhirnya Hong ji ikut lenyap didunia yang begini luas"

"Nenek jelek. baik watak maupun tingkah laku Hong ji tak ubahnya seperti engkau, itulah salahnya kalau engkau terlalu memanjakan dirinya sehingga dia keras kepala dan tinggi hati, Hmmm setelah terjadi peristiwa semacam ini, apakah engkau tidak merasa bahwa engkaupun mempunyai tanggung jawab atas terjadinya peristiwa ini? Kenapa kau hanya menyalahkan aku seorang..."
Tampaknya nenek jelek dari Sin ciu sudah tak dapat menahan amarahnya lagi, sambil mendepakkan kakinya ke atas tanah, segera bentaknya lagi dengan lantang: "Setan tua, enyah kau dari sini Ayoh cepat.... enyah sejauh jauhnya dari hadapanku"

Han Siong Kie yang menyaksikan percekcokan suami istri itu tepat dihadapan matanya, diam diam merasa geli dan ingin tertawa, dia merasa kedua orang kakek dan nenek itu memang terhitung manusia paling aneh didunia ini, dari pembicaraan mereka diapun dapat mengetahui bahwa pangkal percekcokan itu sebenarnya tak lain adalah hilangnya putri mereka .....

Dalam pada itu, kakek dari kutub utara mulai menunjukkan kegarangannya, ia tak mau menunjukkan kelemahannya terus menerus, maka ketika diusir oleh nenek jelek itu, dengan suara yang tak kalah keras nyadiapun berteriak:
"Nenek jelek. kenapa kau bersembunyi terus dalam gua saljumu ini macam kura kura kesepian? Kenapa kau tidak ikut terjun kedalam dunia persilatan untuk mencari jejaknya?"
"Hmm, apa urusannya dengan aku? Toh kau yang membawa dia berkelana kedalam dunia persilatan?"
"Tapi ..... tapi dia kan anak perempuan kita berdua? Apakah engkau tidak merasa bertanggung jawab pula atas lenyapnya putri kita ini?"
"Sudah, kau tak usah banyak bicara lagi, ayoh cepat enyah dari hadapanku" hardik nenek jelek sambil menahan geramnya.

"Tidak aku tak akan pergi! Aku sudah memutuskan untuk tetap berdiam disini"
Si Nenek jelek dari Sin siu mendengus penuh kegusaran, secara beruntun dia lancarkan dua buah pukulan dahsyat kedepan, dalam kedua buah serangannya itu dia telah mengerahkan segenap kekuatan yang dimilikinya, dapat dibayangkan betapa dahsyat dan mengerikannya ancaman tersebut.

Tengkorak Maut aka Rahasia Istana Hantu - Khu LungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang