"SUDAH KAU tanyakan soal ini kepada mereka, tapi mereka tak bersedia memberitahukan kepadamu? bukan begitu?" ujar Put to sianseng kembali.
"Aku sendiripun tak dapat memberitahukan soal ini kepadamu, sebab ketika aku berjumpa muka dengan dirinya, permintaannya yang pertama adalah memegang rahasia ini rapat2"
Han siong Kie tertegun dan tak bisa menjawab, akhirnya dia menghela napas panjang dan tertunduk dengan muka sedih.Put to sianseng menatap sekejap wajah sianak muda itu, kemudian ujarnya lagi:
"Kalau toh engkau adalah ahli waris dari Mi tiong ci mo, dan lagi membawa pula tanda kekuasaan dari seorang ciangbunjin, apakah engkau ada minat untuk menduduki kursi kekuasaan tersebut untuk memimpin istana Huan mo kiong diwilayah Thian-lam?"
"Tentang soal ini, sulit bagiku untuk menampiknya, tapi hal itu bukan tugasku yang terutama, sebab bagaimanapun juga aku harus menuntut balas lebih dahulu atas dendam berdarah yang menyelimuti diriku"
"Ehmm.. Kalau memang begitu, akupun ikut berharap agar engkau bisa membersihkan kembali Istana Huan mo kiong dari manusia2 laknat, serta membangun kembali perguruan Thian-lam"Dengan pikiran bimbang Han siong Kie mengangguk, padahal ia tak tahu apa yang dimaksudkan siorang tua itu, walau demikian dia sendiripun tak ingin banyak bertanya, agaknya ia merasa bahwa persoalan itu masih terlalu jauh untuk dipikirkan mulai sekarang, karena tiada persoalan lain yang dipikirkan olehnya sekarang kecuali membalas dendam serta lenyapkan musuh besarnya dari muka bumi.
"Bocah, duduklah disini" tiba2 Put to sianseng berkata lagi sambil menuding kearah akar pohon disisinya.
"Apakah locianpwe masih ada petunjuk lain?" pemuda itu bertanya.
"Benar, ada suatu persoalan penting hendak kubicarakan lebih dahulu kepadamu dan persoalan ini harus dapat diselesaikan sebelum aku masuk gunung"Agak tergerak hati Han siong Kie mendengar ucapan tersebut, terpaksa ia maju ke depan dan duduk diatas akar pohon yang di tunjuk.
Dalam pada itu keadaan dari Go Siau bi yang lebih baikan, bengkak merah telapak tanganpun sudah jauh lebih kempes dan baikan-
Dengan pandangan mata yang tajam bagaikan sambaran kilat, Put to sianseng menatap wajah sianak muda itu tak berkedip kemudian ujarnya:
"Aku dengar engkau paling benci pada kaum wanita, benarkah ada kejadian seperti ini?"
Untuk sesaat Has long Kie agak tertegun, akhirnya dia mengangguk.
"Benar"
"Apakah rasa bencimu pada segenap wanita didunia ini disebabkan ibumu kawin lagi dengan pria lain?"Han siong Kie melongo dan berdiri menjublak, sorot mata bengis dan penuh pancaran napsu membunuh menyelimuti wajahnya sambil menyeringai seram ia menjawab: "Mungkin saja begitu"
"Itu berarti pikiranmu keblinger, pendapat yang keliru, dan pikiranmu terlalu cupat."
"Pendapat yang keblinger??"
"Tentu saja, cinta kasih apakah yang bisa menangkan cinta kasih orang tua terhadap anaknya? cuma saja.. "
"Aku sendiripun pernah berpikir demikian tapi sayang kadangkala kenyataan memang jauh lebih kejam dari bayangan"
"Bocah muda, ketahuilah seringkali banyak persoalan yang terjadi dalam dunia jauh berbeda dengan apa yang dipikirkan, dikemudian hari engkau akan paham sendiri dengan keadaan tersebut"Per-lahan2 Han siong Kie tundukkan kepalanya, andaikata pihak lawan bukan seorang jago tua yang berusia diatas seratus tahun dan lagi mempunyai kedudukan yang sangat terhormat dalam dunia persilatan, mungkin sedari tadi dia sudah berlalu dari tempat itu, sebab selama hidupnya dia paling takut kalau ada orang mengungkap tentang ibunya, sebab disinilah letak luka hatinya yang paling parah.
"Bocah sekarang berilah satu jawaban yang sejujurnya atas sebuah persoalan yang hendak kuajukan kepadamu" terdengar Put lo sianseng berkata kembali.Han siong Kie agak terperanjat dan segera menengadah keatas memandang wajah orang tua itu, sahutnya dengan tercengang:
"Katakanlah, aku akan bcrusaha untuk menjawab dengan sebaik-baiknya.."
"Apakah engkau mencintai anak Bi?"
Han siong Kie terperangah, begitu tercengang dan kagetnya sampai2 dia loncat bangun dari tempat duduknya, lama sekali membungkam... akhirnya pemuda itu menjawab. "Cianpwee, maafkan aku... aku tak dapat memberikan jawaban yang sebaik-baiknya"
"Kenapa??"
"sebab mimpipun aku tak pernah menyangka kalau cianpwee bakal mengajukan pertanyaan seperti itu"
"Mungkinkah engkau terpengaruh oleh pendapatmu yang keblinger itu hingga tak mampu menjawab??"
"Bukan karena soal itu, tapi yang jelas aku benar2 tak dapat memberikan jawaban yang baik "
"Kalau memang begitu aku hendak mengajukan satu pertanyaan lagi kepadamu, tak lama berselang bukankah anak Bi pernah menyelamatkan jiwamu dari dalam sungai dan merawat lukamu selama beberapa hari dalam kamar tidurnya."
"Aku yang muda masih dapat membedakan dengan jelas mana budi mana dendam, suatu ketika aku pasti akan membalas budi kebaikan ini" tukas Han siong Kie cepat.
"selain itu, bukankah kalian berdua pernah tidur bersama dalam sebuah losmen yang sama setelah engkau menolong jiwanya dari ancaman orang2 Huan mo kiong??"
"Benar sekalipun begitu aku masih belum dapat membalas semua budi kebaikan yang pernah kuterima dari nona Bi"
"Dan sekarang engkau telah menolongnya kembali, dan menggendong tubuhnya kesini"
![](https://img.wattpad.com/cover/86591932-288-k105350.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tengkorak Maut aka Rahasia Istana Hantu - Khu Lung
Ficción GeneralDalam pandangan dunia persilatan, tempat itu merupakan sebuah istana maut bagi siapapun yang mendekatinya. Pintu depan benteng yang menghadap ke arah daratan selalu terbentang lebar dan memperlihatkan sebuah pintu yang gelap gulita di atas dinding t...