Jilid 14 : Mustika Hud jiu poo pit

3.3K 51 0
                                    

KARENA kemunculan harta mustika tadi, perhatian semua orang ditujukan kearah sarung tangan Hud jiu poo pit itu, dan Han Siong Kie untuk sementara waktu terlupakan.
Nenek bertoya emas Oei Ciu Kiok yang jalan perginya dihadang, hatinya merasa mendongkol bercamcur gusar, sambil menggertak gigi dan melototkan matanya bulat2 ia berseru:
"Dewa berjalan dalam tanah, apakah engkau hendak merampas barang milik orang lain? terus terang kuberitahukan kepadamu, aku oei ciu Kiok bukanlah lampu lentera yang kehabisan minyak, orang lain mungkin jeri kepadamu, tapi aku nenek tua sama sekali tidak memperdulikan akan soal itu."

Dewa berjalan dalam tanah menggerakkan badannya yang gemuk dan cebol hingga maju beberapa depa kedepan, sambil picingkan matanya jadi kecil ia menjawab:
"Ooooh tidak berani aku tidak berpikiran begitu, cuma kedatangan kita orang2 persilatan pada saat ini toh dikarenakan satu tujuan? tidak sepantasnya kalau engkau lupa kawan dan pergi dengan begitu saja"
suara bisikan dan kegaduhan menyelimuti seluruh gelanggang, berpuluh2 pasang mata yang memancarkan keserakahan sama2 ditujukan kearah kitab pusaka Hud ji Poo pit yang berada dalam saku nenek bertoya emas, semua orang mengilar dan ingin mendapatkannya.

Rupanya nenek bertoya emas mengetahui akan kekuatan sendiri, ia sadar asal manusia cebol itu turut campur dalam perebutan ini, maka semua perhitungannya akan meleset, rasa benci dan dendam segera menyelimuti hatinya, sambil silangkan toyanya didepan dada ia berseru:
"Cebol sialan, aku nenek tua mohon beberapa petunjuk ilmu silat darimu"
"ooooh ..... jangan salah paham, aku bukan datang kesini untuk ajak engkau berkelahi" sahut Dewa berjalan dalam tanah sambil mengebaskan ujung bajunya, "seorang pria sejati tak akan berkelahi dengan kaUm wanita sekalipun menang juga tak bisa dibanggakan."
"Kentut busuk"

Cahaya ke emas2an berkelebat lewat, toya emas itu bagaikan beribu2 ekor ular emas secepat kilat meluncur kedepan dan menghantam sekujur badan Dewa berjalan dalam tanah.
Merasakan datangnya ancaman tersebut, Dewa berjalan dalam tanah segera menggerakan tubuhnya dan meloloskan diri dari kurungan bayangan toya lawan ia menghardik:
"Tahan-. "
Cahaya emas jadi lenyap tahu2 ujung toya emas tersebut sudah kena dicengkeram oleh Dewa berjalan dalam tanah.
Demontrasi kepadaian yang amat luar biasa ini seketika membuat para jago persilatsn yang berada disisi gelanggang jadi amat terkesiap dan berubah wajah mereka, sama sekali tak mengira kalau ilmu silat yang di miliki Dewa berjalan dalam tanah begitu lihaynya sehingga dalam sekali gebrakan saja toya emas lawannya berhasil digenggam.

Paras muka Nenek bertoya emas yang pada dasarnya sudah jelek, kini berubah makin jelek lagi. sorot mata penuh kebencian dan perasaan dendam memancarkan keluar dari mata nenek tua, rambutnya yang telah beruban pada bangkit berdiri bagaikan landak.
Tiba2 Dewa berjalan dalam tanah mengendorkan cekalannya, Nenek bertoya emas segera mundur tiga langkah kebelakang.
Kenyataan dengan jelas membuktikan bahwa suatu persekongkolan untuk menghadapi ahli waris dari iblis diantama iblis, kini sudah berubah jadi suatu perebutan benda mustika yang melibatkan setiap umat persilatan dari segala penjuru kolong langit.

Dengan sorot mata yang tajam Dewa berjalan dalam tanah menyapu sekejap wajah semua jago yang hadir disana, kemudian tertawa terbahak2.
"Haahh haahh..haahh.. tujuan dari kehadiran rekan persilatan semua pada saat ini adalah untuk menghadapi anakan iblis tersebut, kemudian mencari tahu jejak dari iblis tua serta membalas dendam berdarah dari masing2 perguruan, oleh karena itu kita tak boleh merobah tujuan kita hanya disebabkan karena kemunculan benda pusaka yang sama sekali tak terduga ini"
semua orang anggukkan kepalanya tanda menyetujuinya namun sorot mata yang memancarkan kerakusan masih belum tergeser dari tubuh nenek bertoya emas.

Setelah berhenti sebentar Dewa berjalan dalam tanah melanjutkan kembali kata2nya:
"Dewasa ini kita harus bereskan dahulu persoalan kita yang terpenting, sedangkan mengenai pusaka yang muncul secara tak terduga ini Hiiihhh biiihhh hilihhh setiap orang yang hadir disini berhak untuk memperoleh bagian, penyelesaian boleh kita lakukan belakangan saja cuma ..."
Bicara sampai disini ia lantas berpaling kearah Nenek bertoya emas dan menambahkan-
"oei ciu Kiok. sekali lagi kuperingatkan kepadamu jikalau engkau hendak mengangkangi benda mustika tersebut seorang diri maka orang pertama yang akan dicari oleh iblis diantara iblis atau Tengkorak maut adalah engkau, percayakah engkau bahwa dengan kekuatanmu kamu bisa lolos dari bencana itu?"
Ucapan yang tajam dan tepat itu segera mengena dihati Nenek bertoya emas, membuat bulu kuduknya tanpa terasa pada bangun berdiri, ia gelagapan dan tak mampu mengucapkan sepatah katapun-

Tengkorak Maut aka Rahasia Istana Hantu - Khu LungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang