Four

9.2K 897 14
                                    

Ps : Ane sengaja bikin fic ini pendek.. Pengen tahu aja sensasinya. Dan lagi kalo ch nya panjang-panjang entar ngk selesai-selesai karena ane ngk punya banyak waktu untuk nulis dan mikir idenya secara bersamaan. Fic ini cuma selingan karena ane suntuk mau ;lanjut fic yang lain tp idenya mentok dan malah beralih bikin fic baru lagi. Sampai punya ide untuk lanjut yg lain, gomennasai ya. :) :)..

.
.
.
Hidup Naruto seakan tidak lagi mendapatkan keadilan selama ia bersekolah sejak Sasuke mulai membullynya. Ia yang tadinya merasa akan baik-baik saja tanpa si raven nyatanya sekarang berhadapan kembali dengan Uchiha itu. Setiap hari sejak di hari pertama Sasuke membullynya ia selalu mendapatkan pembullyan dari teman-temannya yang lain. Ia tidak lagi mendapat kenyamanan dalam melakukan proses belajar-mengajar.

Sasuke seperti tidak memberinya satu hari pun untuk menikmati waktunya dalam bersekolah, bahkan terkesan dengan sengaja mendesaknya agar segera meninggalkan sekolah itu.

Naruto sebenarnya bisa saja keluar seperti yang Sasuke inginkan tetapi ia tidak mungkin melakukannya mengingat kerja keras Ayahnya dalam menyekolahkannya di sini. Naruto tahu Ayahnya memberi harapan yang sangat besar padanya setelah mereka memutuskan untuk pindah dan ia di masukkan kesekolah bergensi seperti Ame School, dirinya hanya tidak ingin mengecewakan sang Ayah, oleh karenanya ia tetap bertahan dengan semua pembullyan yang Sasuke lakukan.

Satu hari, dua hari, tiga hari, satu minggu, dua minggu, Satu bulan. Naruto merasa seperti di neraka dalam jarak hitungan waktu perhari. Ia bahkan sangat sering melihat kalender di dalam kamarnya. Kesulitan menyembunyikan lukanya. Susah payah mencuci pakaian sekolahnya yang telah banyak bercampur noda. Untung saja kedua orang tuanya jarang berada di rumah. Jika setiap hari bertemu, Naruto yakin ia tidak akan menemukan alasan yang tepat jika Ayah atau ibunya bertanya mengenai baju sekolahnya yang robek dan kotor, jalannya yang pincang juga memar-memar di wajahnya yang bisa dikatakan sangat parah. Bahkan sebelah matanya mengalami pembengkakan.

Di tengah rasa sakit yang dideritanya Naruto hanya berharap satu hal yaitu Gaara, kekasihnya itu tidak mengalami hal seperti yang di alaminya mengingat ia yang tidak lagi mendapati si surai merah di sekolah selama dua minggu terakhir.

Namun harapannya sirna ketika tersiar kabar mengenai Gaara yang koma di rumah sakit dan telah dirawat lebih dari 10 hari, kabar itu benar-benar membuat darahnya berdesir hebat, belum lagi ketika ia juga mengetahui jika semua itu akibat perbuatan Sasuke yang mengeroyoknya sepulang sekolah hingga tidak sadarkan diri. Seolah akan meledak ketika itu juga Naruto langsung mengahantamkan kepalan tangannya pada rahang Sasuke saat bertemu dengan si raven di depan gerbang sekolah. Ia yang selalu bersabar de dngan tingkah laku buruk sang Uchiha terhadapnya semenjak pesahabatan mereka usai begitu tidak terima dengan kabar yang ia dengar.

"Apa yang telah kau lakukan berengsek? Apa salah kami padamu, jika perbedaan yang kau jadikan alasan, kenapa hanya kami berdua yang kau jadikan bahan bullyan?"

Aksi pemukulannya menjadi tontonan banyak orang. Sasuke membalas setiap pukulan yang dilayangkannya dan mereka berdua sama-sama mendapat luka, namun Naruto kedapatan yang paling parah karena sebelumnya ditubuhnya memang terdapat luka-luka yang belum sembuh.

"Di sekolah ini yang seperti kami tidak begitu sedikit, tetapi kenapa hanya aku dan Gaara? kenapa Sasuke? apakah sebegitu menjijikannya aku dimatamu, apa sebegitu bencinya kau padaku. JAWAB!"

"YA!"

"..."

"Aku sangat membencimu idiot, kau dan dia. Aku sangat benci kalian berdua."

Perkelahian mereka selesai setelah salah satu guru datang melerai juga karena Naruto yang ambruk dan tidak sadarkan diri setelah mendapat pukulan terakhir dari Sasuke.

Naruto dirawat di rumah sakit yang sama dengan Gaara pada hari itu juga karena lukanya yang semakin memburuk membuatnya demam tinggi. Sedangkan Sasuke, Uchiha bungsu dari dua bersaudara itu mendapat hukuman dari Kakaknya. Kabar mengenai perkelahian Sasuke di depan gerbang sekolah benar-benar membuat Uchiha sulung geram belum lagi Dia-Itachi Uchiha juga mendengar kabar mengenai pembullyan yang Sasuke lakukan terhadap teman satu sekolahnya sebulan terakhir. Ia akan bertanya penyebabnya langsung pada sang adik setelah keadaan runyam yang di alami sedikit lebih baik.

Love Is You ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang