Eleven

6.4K 635 20
                                    

Sasuke membawa Naruto ke klinik yang tidak jauh dari tempat mereka bertemu. Syukurlah, dokter diklinik itu mengatakan jika Naruto baik-baik saja, tadinya si raven berpikir si Uzumaki memiliki penyakit atau apa.

"Dia hanya stress dan sedikit tertekan." begitulah jawaban dari dokter yang memeriksa Naruto ketika ia bertanya mengenai kondisi si pirang.

"Sebaiknya kau ingatkan dia untuk tidak berpikir terlalu banyak."

Sasuke mengucapkan terima kasih pada sang dokter sebelum menemui Naruto dikamar pemeriksaan.

Akan tetapi setibanya ia disana Naruto sudah pergi. Si pirang tidak ada di tempat sang dokter memeriksanya.

Berniat mengejar hingga keluar klinik pun percuma. Naruto benar-benar sudah meninggalkan klinik. Sasuke terkekeh pelan, merasa lucu akan sesuatu namun sesuatu itu juga membuatnya sesak.
.
.
"Kakak kau sudah pulang? Apakah keadaan Kyuu-nii sudah membaik?"

Sebenarnya jika dilihat dari raut wajah perempuan yg ia panggil kakak itu bisa ditebak, keadaan kakak sepupunya pasti tidak lebih baik sama sekali.

Naruto memilih untuk tidak membuka suara lagi ketika dirasanya istri dari kakak sepupunya pun memilih bungkam.
.
.
Berita baiknya setelah kondisinya memburuk dan dilakukan perawatan di UGD akhirnya setelah sekian bulan, Kyuubi membuka matanya. Naruto tidak bisa merealisasikan betapa dia bahagia mendengar kabar tersebut. Isteri dari kakaknya bahkan tiada henti menangis di samping ranjang rumah sakit. Meski sudah membuka matanya namun Kyuubi masih belum bersuara.

Ketika memutuskan untuk keluar sejenak, membeli makanan untuk kakak dan keponakannya, Naruto bertemu dengan Sasuke di supermarket di depan rumah sakit. Biasanya jika ia bertemu dengan si raven, Naruto pasti akan mengelak. Namun kali itu entah karena suasana hatinya sedang baik. Ia menerima ajakan Sasuke untuk minum sebentar tanpa berniat ingin lari.

"Apakah sekarang kau menetap di kota ini?"

"Tidak, aku akan kembali dalam waktu seminggu kedepan."

"Emm,"

Meski tidak terlalu kentara akan tetapi Sasuke bisa merasakan. Perubahan Naruto terhadap menerima keberadaannya, meski sedari tadi si pirang berusaha untuk menghindari kontak mata dengannya.

"Ku pikir kau akan pergi lagi seperti sebelumnya." Sasuke mengulas senyum.

"Kau pasti menguntit ku setiap hari. Apa kau tidak lelah?"

Sasuke terkekeh pelan, menyeduh teh hijau yang dipesannya.

"Aku harap seminggu lagi kau benar-benar pergi."

"Apakah aku sudah dimaafkan?"

Naruto mendengus pelan, merasa lucu dengan pertanyaan Sasuke.

"Yang sebenarnya adalah, aku sudah tidak lagi mengingat kejadian itu, aku sudah melupakannya. Namun aku masih belum bisa menerima kenyataan jika aku bertemu lagi denganmu. Itu mengingatkanku."

Naruto menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Kedua tangannya bersedekap di dada dengan pandangan lurus tertuju pada onyx Sasuke.

Pemuda bermata biru itu belum menyentuh minumannya sama sekali.

"Kau tidak minum?"

Sasuke bertanya pelan saat Naruto masih menatapnya.

Sasuke mengangkat sebelah alisnya heran.

"Apa ada sesuatu di wajahku?" tanya si raven lagi. Naruto terkesiap dan sadar telah melakukan suatu kesalahan. Dia menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Maaf, sepertinya aku harus pergi sekarang. Kakak ku mungkin sedang menungguku kembali."

Setelah meletakan beberapa uang logam di atas meja Naruto pun pergi dari hadapan Sasuke.

"Apa yang tadi sempat ku pikirkan?" tanya sang Uchiha pada dirinya sendiri selepas kepergian Naruto.
.
.
'Ada apa denganku?'

Naruto membuka pintu kamar rawat Kyuubi dan menemukan Shion terlelap di atas sofa bersama dengan keponakannya. Naruto tersenyum kecut. Menutup pintu kembali ia berjalan mendekati ranjang Kyuubi.

Naruto meletakkan makanan yang ia bawa ke atas meja kecil disamping ranjang, setelahnya ia pun beralih pada wajah Kyuubi yang seperti orang tidur, laki-laki bersurai jingga kemerahan itu terlihat lelap sekali andai dia tidak terbaring dirumah sakit.

Naruto terkejut dengan kedua bola mata melebar saat Kyuubi membuka mata dan melihat kearahnya. Lepas dari rasa terkejut itu ia pun dengan segera menggenggam tangan kanan sang Kakak.

"Kakak!"

Naruto merasa sesak didadanya kala Kyuubi membalas genggaman tangannya.

"Naruto!" Suara Kyuubi terdengar lemah dan serak.

"Iya ini aku kak, Naruto. Aku senang sekali akhirnya kakak bangun juga." Naruto tidak bisa menahan air matanya untuk tidak keluar. "Aku senang kakak berbicara lagi padaku." Kyuubi tersenyum tipis.

"Naruto apakah aku bisa meminta tolong sesuatu padamu?"

Naruto mengangguk dengan cepat "Tentu, apa yang bisa ku lakukan untukmu?" semakin mengeratkan genggaman tangannya, Naruto membawa tangan Kyuubi yang dingin kepipinya.

"Mau kah kau menjaga mereka untukku! Aku tidak bisa lagi bertahan dari rasa sakit ini. Bisakah aku mempercayakan mereka padamu?" suara Kyuubi semakin terdengar pelan.

"Apa yang kakak bicarakan, kakak pasti sembuh. Kakak tidak boleh seperti ini. Mereka membutuhkan kakak!"

Genggaman tangan Kyuubi ikut melemah Naruto terbelalak.

"Naruto kau mau berjanji padaku kan?" Naruto menggelengkan kepanya ketika sang Kakak mulai menutup mata secara perlahan.

"Tidak, Kakak! Kakak! Tidak seperti ini, kumohon bukalah lagi matamu, kak. Kakak!"
.
.
.
Ukh, udah berapa minggu ini??

Hehehe mf ya lagi2 upnya lama..

Jd masih ada kan yg mau baca fic ini?? Gimana? Apakah alurny berasa kecepatan.. Maklumi ya. Ceritanya beneran kayak sinetron ya!!

😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂

Love Is You ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang