Naruto tersentak ketika merasakan sesuatu yang dingin menyentuh pipinya, ia langsung terbangun. Iris birunya pun langsung menatap seseorang yang juga sedang menatap dirinya.
"Maaf! Apa aku mambangunkanmu?" Orang itu bertanya pelan, berharap suaranya hanya dapat didengar oleh mereka berdua.
Naruto tidak membalas, secara cepat ia memutus kontak mata dengan iris gelap orang disampingnya. Mencoba mengacuhkan, Naruto bungkam. Akan tetapi Sasuke tidak melepas pandangan darinya. Hal itu membuatnya sedikit risih, ingin protes tapi sungkan pula.
Naruto memilih membuka kaca jendela bus di sampingnya, memusatkan fokus keluar sana, menikmati pemandangan kota di malam hari.
Sasuke yang merasa di acuhkan lagi, meremat celananya. Berusaha menahan gejolak aneh di dada. Iris hitamnya menatap langit-langit bus.
Tidak lama kemudian Naruto memberi kode pada supir bus untuk berhenti di pemberhentian selanjutnya. Itu bukan tempat biasanya ia berhenti, tapi dirinya yang tidak sanggup lagi berdekatan dengan sang Uchiha memutuskan untuk sesegera mungkin turun dari dalam bus itu.
Tapi ternyata Sasuke mengikutinya, ketika telah berada di luar bus Sasuke menahan agar ia tidak pergi dengan cara menggenggam pergelangan tangannya.
"Apalagi yang kau inginkan?" Naruto bertanya dengan nada tidak suka.
Sasuke semakin erat menggenggam pergelangan tangan Naruto ketika nada suara yang si pirang gunakan sedikit meninggi.
"Aku ingin kita bicara."
"Apa yang ingin kau bicarakan?"
Naruto menyentak tangannya kuat, membuat genggaman Sasuke terlepas.
"Ayo bicara di tempat lain!"
Sasuke mencoba meraih kembali tangan Naruto namun Uzumaki itu menepis tangannya.
"Jangan pernah menyentuhku!" desis si pirang.
Sasuke terpekur mendengarnya.
"Seburuk itukah aku?" tanyanya, menatap pada iris langit sang Uzumaki. Naruto memalingkan wajah ke samping.
"Aku hanya bermaksud untuk memperbaiki kesalahanku di masa lalu. Naruto, maafkan aku!"
Naruto berdecak pelan, Maaf baginya tidak akan menyelesaikan masalah apapun.
Tiba-tiba Uzumaki muda itu memberhentikan sebuah taksi yang kebetulan lewat."Maaf tidak akan memberiku apapun, aku tidak menginginkan maafmu," jeda "tapi ku ingin kau tidak lagi muncul dihadapanku."
Naruto berjalan mendekati taksi, membuka pintu mobil berwarna biru muda itu.
"Setelah aku mendapat maaf darimu?"
Gerakan tangan Naruto berhenti. Pintu sudah setengah terbuka.
"Sayang sekali aku tidak akan pernah memaafkanmu." balas Naruto lagi.
"Kalau begitu, mulai dari sekarang aku tidak akan pernah pergi darimu. Aku akan berusaha mendapatkan maafmu."
Naruto masuk ke dalam taksi, tidak berniat membalas perkataan sia-sia dari Sasuke. Mobil berwarna biru muda itu pun melaju pelan meninggalkan si raven.
"dan berusaha mendapatkan hatimu." lanjutnya.
.
.
"Kakak!" Naruto setengah berlari menuju seorang wanita yang kini tengah menangis di depan sebuah pintu bertuliskan ICU. Wanita bersurai pirang itu terlihat sedikit tertekan."Kenapa bisa seperti ini?"
Wanita itu langsung memeluk Naruto ketika si pirang telah berdiri di hadapannya.
"Tiba-tiba saja tubuhnya kejang-kejang, dan keluar darah dari hidungnya. Aku takut. Takut sekali!" si wanita masih terisak pelan.
"Dimana Haru?"
Naruto bertanya saat menyadari si kecil yang biasanya tidak pernah ditinggal sendirian tidak bersama dengan ibunya, namun ia tidak mendapat jawaban dari pertanyaannya selain pelukan sang wanita yang semakin erat.
"Tenanglah kak, semua pasti akan baik-baik saja." ujarnya kemudian dengan lembut, berharap wanita itu lebih tenang.
Dokter yang bekerja di dalam ruang ICU keluar, Naruto bersama dengan Shion mendekati sang dokter dan memberikan beberapa rentetan pertanyaan.
Jawaban yang mereka dengar tidak begitu memuaskan, Shion masih terisak ketika dokter mengizinkannya masuk untuk melihat langsung keadaan suaminya.
Sedangkan Naruto tetap menunggu di luar, kisaran setengah jam kemudian ia memutuskan untuk pulang ketika Shion mengatakan akan tetap tinggal dirumah sakit.
.
.
.
Kyuubi adalah Kakak sepupunya, setelah kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan beberapa tahun lalu. Kyuubi lah yang merawatnya setelah itu, mereka bukanlah saudara dekat akan tetapi Kyuubi mengenalnya dengan sangat baik, Kyuubi juga sering mengunjunginya dulu sebelum keluarganya memutuskan untuk pindah ke Ame.Oleh karenanya ia berusaha semaksimal mungkin bekerja keras untuk membalas kebaikan Kakak sepupunya itu, meski sepertinya bekerja keras sekalipun belumlah cukup. Terlebih lagi mengingat keadaan sulit sekarang.
Kemungkinan Kyuubi untuk sembuh hanya 20 persen. Jika sesuatu hal terjadi pada sang Kakak, tidak. Tidak boleh terjadi apapun pada lelaki bersurai jingga itu. Karena Naruto yakin ia tidak akan sanggup lagi bertahan lebih dari ini jika Kyuubi juga ikut meninggalkannya, terlebih Shion, pasti wanita itu akan sangat terluka.
.
.
"Naruto!"Kali ini mereka bertemu di jalan menuju apartement Kyuubi. Sepertinya Sasuke sudah mengetahui tempat Naruto tinggal jadi sang Uchiha sengaja menunggu. Apakah Sasuke menguntitnya? Pertanyaan semacam itulah yang ada di benak si pirang.
"Kau lagi." Naruto mencoba mengacuhkan Sasuke dengan tetap melanjutkan langkahnya. Namun si Uchiha yang memang berdiri di tengah jalannya, tetap menghadang, dengan menghambat Naruto menggunakan lengannya.
"Bukankah sudah ku katakan aku ingin kau tidak lagi muncul dihadapanku." tukas Naruto ketika akses jalannya ditutup seenak hati oleh si raven.
"Dengarkan dulu penjelasanku!"
Sasuke bersikeras tangannya masih menahan Naruto.
"Aku tidak ingin dengar apapun dari mulut busukmu!" Naruto berujar kasar setengah berteriak juga. Kesal dengan sikap Sasuke dan juga kesal dengan dirinya sendiri.
"Memangnya penjelasan seperti apa yang ingin kau berikan?"
Naruto mundur dua langkah kebelakang.
Air mukanya berubah, tidak lagi menampilkan ekspresi apapun. Iris birunya menatap kosong pada oniks si raven.
Sasuke tertegun sejenak.
"Naruto, aku tahu yang ku lakukan dulu adalah salah. Aku melakukannya karena-"
"Kau membenciku. Sudah cukup! Aku muak melihat wajahmu, Uchiha. Tidakkah kau puas selama ini? Apa lagi yang kau harap bisa kau lakukan untuk menghancurkanku. Bukankah dengan menjauhimu saja sudah cukup. Bukankah sejak hari itu aku tidak lagi memperlihatkan padamu wajah menjijikanku ini? Apa lagi yang kurang untukmu?"
Naruto merasa sesak di bagian dadanya, nafasnya juga terdengar sedikit berat. Sasuke yang melihat perubahan pada wajah Naruto yang pucat seketika mencoba untuk mendekatinya.
"Naruto kau tidak apa-apa?"
Naruto tidak menyahut, tangannya meremat erat surai pirangnya. Suara Sasuke terdengar samar dan pandangannya sedikit mengabur.
Lebih panjangkan... Ini hampir 1k lo, entah mengapa aku jadi ngerasa tulisanku beda lagi. ceritanya makin ngaur ya
(๑•́ ₃ •̀๑) gomen m(_ _)m.
Chap selanjutnya aku ke awal lagi.. Kemungkinan akan ku percepat, supaya endnya juga cepat.. Untuk chp ini mungkin membosankan... Tapi terimakasih karena masih bertahan dengan tetap membaca sampai akhir.
![](https://img.wattpad.com/cover/86468358-288-k695043.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is You ( END )
FanfictionNaruto © Masashi Kishimoto Cinta yang terpendam selama lebih dari 6 tahun untuk seorang sahabat, Sasuke dan Naruto bertemu kembali setelah lama berpisah. Namun kata cinta itu terasa sulit untuk di ungkapkan terlebih setelah apa yang terjadi di masa...