Three

10.1K 902 30
                                    

Seminggu kemudian setelah dirasa pikirannya mendingin Sasuke memutuskan untuk menemui Naruto. Setelah berbulan-bulan tidak bertegur sapa sama sekali, Sasuke akhirnya mencoba untuk mengajak kembali Naruto sekedar untuk berbicara sebagai permulaan.

Mereka bertemu di parkiran belakang sekolah, setelah sebelumnya Sasuke memasukkan sepucuk surat kedalam loker sepatu Naruto.

Nyatanya meski sudah berbulan bulan sekalipun, kecanggungan masih bersisa dan menyelimuti keduanya. Sasuke berdehem kecil sebelum memulai pembicaraannya saat itu.

Tadinya Sasuke tidak berpikir jika ia akan mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya ia katakan. Berhadapan dengan Naruto memang selalu membuatnya harus lebih bersabar. Hanya saja Sasuke salah dalam memberi pertanyaan dan juga nada yang digunakannya. Ia tidak sengaja, hal itu di sebabkan oleh Naruto sendiri, yang lebih memetingkan ponsel ditangannya ketimbang mendengarkan suara Sasuke.

"Kau marah karena mendapati kenyataan jika aku adalah seorang gay? Kau membenciku?"

Kekecewaan yang terpatri di wajah Naruto adalah penyesalan awal bagi Sasuke.

"Bukan begitu tapi-"

"Katakan saja jika kau memang membenciku Sasuke. Aku sadar diri, itulah diriku. Sebaiknya mulai sekarang kau tidak mendekatiku lagi. Biarlah seperti sebelumnya dimana kita saling menjauhi dan menjaga jarak. Atau seperti dulu sebelum kita saling mengenal."

Naruto memutuskan secara sepihak, bukan keinginannya begitu. Namun, perkataan Sasuke sebelumnya benar-benar menyinggungnya. Seolah Sasuke memang tidak menyukai kenyataan jika sebenarnya selama ini ia telah berteman dengan seorang gay.

Mulai hari itu pun Naruto menjauhi Sasuke, tidak lagi pernah mencuri pandang terhadap si raven. Hal yang paling mendominasi ia bersikap sedemikian rupa sebenarnya adalah karena rasa malu, malu karena Sasuke mengetahui dirinya adalah seorang gay. Sudah pasti hubungannya akan diketahui oleh teman-temannya. Karena memang Naruto tidak berniat menyembunyikan hubungannya dengan Gaara. Namun tetap saja di hujat rasa sakitnya tetap terasa.

Naruto bahkan merasa benar-benar hancur. Cinta pertamanya kandas begitu saja. Bahkan belum sempat memilikinya. Memang tidak seharusnya ia mencintai Sasuke, tidak seharusnya cinta pertamanya berlabuh pada seorang laki-laki. Itu sebuah kesalahan, namun bukan salah cinta. Naruto yang salah dalam menempatkannya. Tetapi ia juga tidak bisa mengelak karena perasaan itu tumbuh dengan sendirinya.

Sasuke, setelah pertemuannya dengan Naruto yang terakhir kali ia menjadi setengah gila dibuatnya. Ia lebih sering mengumpat, sering marah-marah dan sering memukuli orang, temannya, atau siapa saja yang berani berdekatan dengannya. 3 Minggu berlalu begitu saja. Naruto benar-benar bertingkah seperti yang dikatakannya. Tidak lagi pernah melihat kearah Sasuke atau sekedar melirik. Membuat si raven jadi merasa semakin sakit hati.

Perhatian Naruto telah hilang sepenuhnya. Akan tetapi Sasuke berjanji di dalam hati jika ia akan mendapatkanya kembali. Ia akan membuat Naruto melihat kearahnya lagi-menatapnya seperti di saat mereka bertemu dan berteman pertama kali.

Meski cara yang digunakannya akan membuat Naruto membenci dirinya, Sasuke tidak peduli asal rasa sakitnya terbalaskan.

"Apa yang kau lakukan Sasuke?"

"Yang ku lakukan? Membullymu, tentu saja. Kami tidak menerima seorang homo di sekolah ini Naruto, terlebih lagi sekolah ini milikku. Aku akan terus membullymu mulai dari sekarang sampai kau memutuskan untuk keluar dari sekolah ini."

Love Is You ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang