Seventeen

5.2K 515 26
                                    

Pernikahan dilangsungkan setelah Naruto sadarkan diri. Pernikahan yang telah mengikatnya dengan orang yang tidak dia cintai. Akan tetapi Naruto sama sekali tidak merasa keberatan walau hatinya menolak. Dia sanggup bertahan lebih dari apa yang dipikirkan orang lain. Dia menderita? mungkin lebih ke rasa sakit. Usai menikah dan menjalani hidup barunya, Naruto hanya tidak menyangka akan satu hal. Yaitu kesungguhan Sasuke hari itu, yang dengan tegas mengatakan jika ia tidak akan lagi menemui Naruto jika pilihan Naruto tetap jatuh pada Shion.

Setelah di hari pernikahannya, Sasuke memang tak pernah lagi menampakkan diri. Seperti yang Naruto inginkan memang, dimana dia banyak berharap Sasuke tidak akan pernah muncul dihadapannya setelah dia menikah.
.
.
.
Kebahagiaan rumah tangganya penuh akan sandiwara, selama tiga tahun begitu, Naruto setiap hari berusaha untuk menjadi suami sekaligus ayah yang baik. Walau pertengkaran kerap kali terjadi karena keanehan yang dialami oleh Shion. Naruto pikir dengan pernikahan mereka, akan memberikan kebahagiaan untuk wanita itu, namun kenyataannya selalu ada yang salah dimata si wanita. Dia sering menangis dan memaki tidak jelas. Menyalahkan seseorang bahkan sering menyakiti dirinya sendiri.

Naruto tak bisa berbuat banyak, jika seandainya Shion merasa bersalah dengan pernikahan mereka, wanita itu bisa mengatakannya secara baik-baik. Naruto juga tidak bisa menerima dengan pengorbanannya yang sia-sia jika sikap dari Shion tak memberinya apa-apa.

Harapan untuk keluarganya berada diujung tanduk saat Shion lebih sering menghabiskan waktunya diluar dari pada di rumah. Menjauhkan diri darinya juga dari Haru. Seolah pernikahan mereka hanya sebuah lelucon. Tentu kerenggangan yang kian terasa membuat Naruto juga menjatuhkan pilihan sendiri.

Mereka tidak bercerai atau setidaknya belum. Haru lebih memilih untuk ikut dan tinggal bersama dengan Naruto. Alasan dari anak tirinya itu adalah dia malu dengan sikap sang Ibu yang sudah menjadi buah bibir para tetangga juga teman-teman disekolahnya, belum lagi si wanita yang sekarang menjadi ringan tangan. Naruto tentu saja tidak bisa menolak, dia merawat Haru sudah lebih dari 5 tahun, tentu mustahil untuk mengabaikan anak itu.
.
.
Beberapa hari setelah kepindahan mereka ke sebuah apartemen yang cukup jauh dari apartemen yang lama. Naruto kedatangan tamu tak diundang, kalau tidak salah ingat tamu tersebut masihlah kerabat Uchiha. Mereka pernah bertemu walau hanya sekali, dan Naruto tidak akan lupa dengan rupa wajah itu.

Tamunya tidak bercerita banyak, selang setengah jam dipersilahkan masuk dan duduk oleh Naruto, si tamu yang merupakan pria tampan bernama Uchiha Itachi itu lebih banyak diam. Si pria hanya mengulangi lagi cerita lama yang tentu belum sempat Naruto lupakan. Ternyata pria bersurai hitam panjang tahu banyak tentangnya.

"Jadi apa tujuan anda datang kesini? Ku pikir aku sudah tidak lagi berurusan dengan Uchiha." Naruto memberanikan diri untuk bertanya, matanya melirik pada pintu kamar yang terbuka sedikit. Dia tahu Jika Haru tengah mengintip dari sana.

"Apa kau yakin sudah tidak berurusan dengan Uchiha?"

Mata mereka kembali bertemu. Naruto mengangguk.

"Aku datang untuk satu tujuan. Tentunya tujuan itu sangat penting terlebih disini aku bergerak sendiri. Aku mencari keberadannmu sudah lebih dari 3 bulan, semua hal tentangmu, tidak ada sedikitpun yang kulewat kan. Aku mengetahui semuanya. Sebenarnya pun aku sudah tahu tentang dirimu sejak dulu, namun tentu belum serinci yang sekarang. "

Terkejut? Tentu saja. Naruto tidak bisa menyembunyikan rasa terkejut itu, saat bibir sang pria berkata dengan sangat jelas. Urusan seperti apa yang membawa pria ini, sampai mengorek informasi tentang dirinya.

"Apakah ini semua ada hubungannya dengan Sasuke?"

"Jadi kau mengakui jika sebenarnya kau masih berurusan dengan Uchiha?"

Naruto yakin, pasti ada maksud lain dari kedatangan Uchiha sulung.

"Sudah lebih dari 3 tahun aku tidak mendengar kabarnya. Aku juga tidak ingin mendengar kabar apapun tentang adikmu itu. Aku sudah tidak peduli. Jadi, bisakah sekarang kau pergi?"

Jika kedatangan Uchiha yang lain pun untuk menganggu ketenangan hidupnya. Naruto pikir mengusir mereka adalah jalan terbaik untuk menjauhkan kembali perasaan luka itu darinya. Naruto berdiri, meminta kakak kandung dari Uchiha Sasuke meninggalkan kediamannya.

"Kau bersungguh-sungguh?" Mata hitam si pria sedikit berubah, ada sirat kemarahan tertangkap oleh Naruto.

Naruto terdiam.

"..meski aku mengatakan adikku saat ini sedang sekarat sekalipun?"

Itachi ikut berdiri.

"Aku tidak menyangka, ternyata semua hal yang kupikirkan tentangmu adalah benar. Bagaimana mungkin bisa adikku mengenal orang seperti dirimu?" setelah meraih tas hitamnya, Uchiha sulung segera berjalan mendekati pintu keluar. Kemudian menghilang setelahbpin

Naruto kembali duduk, mengusap bagian wajahnya yang berminyak. Sial, dia belum sempat membersihkan badannya setelah seharian bekerja.

Love Is You ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang