Aku masih sibuk menghafal lirik salah satu lagu di album ketiga Out of Gravity yang berjudul Collected, ketika seseorang masuk dan menghentikan kegiatanku. Asal kalian tahu, minggu lalu aku sudah menjalani UAS. Dan selama itu pula ada beragam kejadian. Mulai dari aku yang mengusir Dave, Davia, Gerald, dan Jules ke hotel terdekat karena khawatir akan menganggu konsentrasiku selama belajar--mereka kan rusuhnya kebangetan. Lalu juga pada hari kedua UAS, manager kami yang bernama Craig itu datang tanpa memberitahukan kami sebelumnya.
Menyebalkan? Tentu saja. Sudah tahu aku UAS lah dia main aja nongol tanpa dosa di Jakarta. Dia sempat ajak ketemuan sepulang aku sekolah, yang langsung kutolak mentah-mentah. Yang ada setelah pertemuan kami, aku malah makin stres lagi.
Barulah ketika UAS selesai, aku ketemuan dengannya. Membicarakan hal-hal yang sepenuhnya membuatku melongo karena tidak mengerti sama sekali. Mulai dari masalah rekaman, lagu-lagu, genre yang bakal dipilih, aduh ribet deh pokoknya. Dan sejak pertemuan pertama kami itu, dia langsung mengocehiku habis-habisan tentang pengetahuanku tentang Out of Gravity. Rasanya aku ingin berteriak di depan wajahnya sambil berkata, "Please deh, info tentang Out of Gravity gak bakal keluar waktu ujian!" tapi yah, aku tidak memiliki keberanian untuk merealisasikannya.
"Because if I collected a hundred hearts, it wouldn't enough to make me stop loving you. Oh loving you" orang itu menyanyikan bagian chorus lagu Collected.
"Hai" sapaku padanya. Ia mengangguk lalu mengisyaratkanku untuk terus melanjutkan menghafal lagu.
"Aku tidak bisa menghafal kalau kau memperhatikanku seperti itu" kataku sambil meletakkan kertas berisi lirik-lirik lagu.
Dave terkekeh. Ia tapi tidak pindah. Tetap memandangiku dari tempat yang sama.
"Memang sulit sekali ya menghafal lirik lagu? Maksudku, kau kan jago pelajaran sekolah. Masa begini saja tidak bisa?" tanyanya.
"Entahlah" jawabku sekenanya.
"Duh, padahal menurutku itu lagu yang paling enak" tiba-tiba Jules muncul dan duduk di lantai. Wajahnya bersimbah keringat dan nafasnya tidak teratur. Aku dan Dave kompak mengernyitkan dahi.
"Kau kenapa?" itu Dave yang bertanya.
"Basket?" Jules menjawab dengan nada bertanya.
"Lalu di mana Gerald? Bukannya kita harus latihan secepatnya ya?" tanya Dave lagi.
"Gerald tadi sih sedang bermain-main dengan Carla" jawab Jules santai sambil mengelap keringatnya dengan kausnya sendiri. "Katanya, dia saja belum hafal lirik lagunya, percuma latihan" lanjutnya sambil menunjukku ketika berkata 'dia'.
"Oh, yang benar saja! Aku sudah hafal 5 dari 15 lagu, asal kalian tahu" balasku tidak terima.
Aku menggerutu panjang pendek. Ya ampun, si Gerald itu banyak maunya banget sih. Pakai acara tidak mau latihan sebelum aku hafal semua lagu pula. Emang sih seharusnya menghafal lagu itu cepat. Paling juga sejak jadi. Tapi yah, karena aku terlalu grogi jadinya lirik-lirik yang mudah diingat ini menjadi sangat sulit dihafal. Ribet memang.
Jules nyaris menyemburkan tawanya. Sedangkan Dave hanya menahan senyum sambil menggelengkan kepala.
"Baguslah, berarti malam ini latihan. Dan kuharap lagu ini yang paling bagus" kata Dave sambil berdiri dan menepuk pipiku lalu berjalan keluar.
Aku menghayati kembali lirik lagu Collected ini. Emang sih kalau bisa dibilang lagu ini paling romantis dibanding lagu-lagu lain. Dan dilihat dari alat musik yang digunakan pun hanya gitar dan keyboard saja. Tanpa drum dan bass.
"Yah bisa dibilang lagu itu diciptakan oleh Dave" tiba-tiba sebuah suara membuatku mengangkat kepala. Sumpah deh aku lupa di ruangan ini masih ada Jules.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Of An Unpopularity
Teen Fiction[Sudah diterbitkan ] Cameyla Atwood, gadis kikuk yang ditindas teman-temannya, ternyata salah satu anggota dari sebuah keluarga selebriti. Tak ada yang tahu hingga acara premiere film terbaru ayahnya yang memaksanya untuk datang. Semua terkejut dan...