******************************
Hana berkali-kali menatap dirinya di pantulan cermin, ia mendesah tak puas dengan beberapa pilihan pakaian yang ia kenakan gonta-ganti.
"Yaampun, mbak milih lama amat. Keburu pangeran kamu gabut tuh!" sindir Fey yang daritadi menontonnya di kamar Hana.
"Huh, aku bingung mau pakai apa. Aku nyesel jadinya karena jarang belanja baju," omel Hana.
Fey ketawa. "Noh kan! Udah aku bilangin dari dulu! Kalau tahu begini, aku pinjemin bajuku deh."
"Baju-baju punyamu malah makin parah, Fey."
"Masih mending daripada baju boring kamu itu." Ia lalu bangkit dan membantu Hana mencari baju yang cocok di lemari pakaiannya.
"Gimana kalau ini? Cocok sama kamu yang ugh!" Ia mengernyit saat melihat dress daisy yang feminim berkebalikan dari Fey.
Hana segera meraihnya. "Gak terlalu terbuka?" Ia lihat dress ini sedikit terbuka depannya dengan lengan terpotong dan diatas lutut, ia juga heran kapan ia membeli dress ini?
Fey memutar bola matanya. "Tinggal pake kardigan atau stoking apa kek!"
"Ih kok kamu yang sewot sih, Fey?" Hana tertawa ringan dan menggunakan dress tersebut. "Emang kamu gak pernah ngedate sama Nathan?"
"Blbla jangan omongin dia ok? Asal kamu tahu dia selalu mentingin adiknya daripada pacarnya sendiri! Ia bahkan lupa anniv kita, emang ya pacaran itu ribet!" Fey menyuruh Hana duduk dan membantu mengatur rambut Hana dengan lihainya.
"Emang tiap relationship begitu Fey. Btw, kamu harus cari sisi positifnya dari Nathan. Terbukti kalau dia peduli banget sama keluarganya, berarti dia laki-laki yang termasuk penyayang dan loyal loh Fey. Bayangin aja kalau kamu udah jadi bagian keluarganya, ia pasti bakalan mentingin kamu. Jadi, kuncinya kamu harus bersabar."
Fey menyentil dahi Hana. "Aku gak nyangka bakalan denger konsultasi dari kamu tentang relationshit! " Ia langsung tertawa kencang dan mengaplikaskan makeup ke wajah Hana.
"Ah, jangan tebel-tebel!" protes Hana saat lihat lipstik merah akan dioleskan pada bibirnya.
"Tenang aja, aku udah expert! " ujar Fey bangga.
"Oh ya, btw gimana pekerjaan kamu?"
Fey mendengus. "Bukannya udah aku bilang aku udah berhenti? Kan aku males liat si Kol."
"Terus, kamu kerja di mana dong Fey?"
"Sama si AA," jawabnya pelan.
Hana seketika tertawa, ia tahu maksud "AA" ini siapa. "Ya ampun, serius kamu Fey?"
"Ya, aku rasa kita senasib punya pacar intimidasi kayak mereka berdua."
Hana membulatkan mata.
"Axel bukan pacarku."
Fey menyeringai. "Hmph, ngarep aja kamu."
"Enggak!" Hana mengelak.
"Yaampun, masih mengelak aja? Aduh siapa sih yang nolak mau jadi pacar dia? Apalagi setelah yang kamu ceritain ke aku. Apalagi kalau bukan dia udah cinta mati ke kamu, Na. Dia relain rahasianya diceritain ke kamu dan biarin kamu masuk ke kehidupannya dan dia selalu lindungin kamu dari belakang tanpa kamu tahu. Asal kamu tahu yang beli apartemen buat kita itu dia. Apalagi alasannya kalau dia gak mau kehilangan kamu, Na? Udah deh ngaku aja."
"Kamu bohong..?"
"Apanya? Apartemen? Ya, lagian aneh aja masa dapet hadiah apartemen yang harganya milyaran begitu, too good to be true. Aku udah tahu lama sih pas aku pergokin rekeningnya ternyata milik Axel sendiri saat aku mau bayar tagihan uang bulanan, ia ternyata lupa ganti rekeningnya, ia berpikir kalau kita mikir semuanya gratis."
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Dear Mr CEO | ✔
Художественная проза*Sequel to 'Dear Mr Nerd'* Apakah Hana akan berpendirian teguh pada hatinya yang lama atau sekarang? Ketika ia perlahan mulai membuka pintu hatinya, dia kembali membuka luka dalamnya. NO PLAGIARISM! COPY! ATAU SEJENISNYA. Highest rank: #9 General Fi...