******************************
Hana kembali menginjakkan kakinya di Jakarta. Pemandangan yang sungguh ia rindukan. Ia kembali ke rumah lamanya, rumah yang sempat runtuh sudah kokoh kembali. Nostalgia yang ia rasakan sekarang ini.
Ia mengingat betul hari, jam, suasana saat mereka makan bersama sebagai satu keluarga lagi. Semua tertawa, semua bahagia, tapi semuanya runtuh saat malam itu.
Hana sekarang tengah duduk di teras rumah dan menatap langit yang biru. Ia kembali mengingat memori dulunya di sini.
"Hana?"
Hana mendongak ke arah suara itu dan terkejut mendapati Arif. Hana segera menghapus air matanya yang tak sadar terjatuh dan berusaha tersenyum padanya. Ia baru ingat kalau Arif tinggal tak jauh dari rumahnya ini, tapi tumben dia pulang kemari?
"Arif."
Mereka kini duduk bareng di teras rumah Hana, belum ada yang berkata sampai Arif bicara.
"Sorry ya."
"Maaf kenapa?" tanya Hana heran.
Arif mengetukkan jarinya di bangku bambu milik Hana. "Hal yang aku lakukan ke kamu dulu. Sorry gak bisa tepatin janjiku."
Hana segera menggeleng. "Hah? Gak pa-pa kok, itu juga karena aku sendiri! Bukan salahmu!" Ia mengibaskan tangannya.
Arif membalas tersenyum singkat. "How's life? "
Hana menghela napas lalu tersenyum ke atas. "Begitulah, tapi aku baik-baik aja kok."
"Apa dia buat kamu walah?"
Hana mengerutkan kening sampai ia mengerti maksud Arif ini siapa. "Axel?" Hana tertawa hambar. "Kamu tahu dia. Tapi sebenarnya wajar aja, karena dia udah mengalami banyak hal berat, aku wajar kok akan sikapnya yang tertutup."
"Hmm, jadi kamu sudah tahu sebenarnya."
Hana mengerutkan kening lagi. "Maksud kamu apa?"
"Sorry, dulu dia sempet minta rahasiain. Sebelum dia pergi, dia pernah cerita dia siapa sebenarnya ke aku dan hmm... Rangga. Dia cerita semuanya bahkan penyakitnya juga dan sebelum pergi dia nitipin kamu ke aku dan aku dengan brengseknya ingkarin janjiku ke dia," jelasnya singkat.
Hana mendengar ini terasa tertohok.
"Dia selalu lakukan apa yang ia mau ya?" Hana tertawa kecut, tak sadar air matanya jatuh lagi.
"Karena itu, sejak tahu kamu ketemu dia udah titik menyerah untukku. Aku sudah sadar sejak awal aku gak akan dapetin kamu."
"Arif..."
Arif sekarang menatap ke atas langit.
"Tapi makasih atas semua ini, aku jadi mengerti apa arti perasaan itu. Kamu dan Axel udah ngajarin aku banyak hal yang gak bisa dibayar dengan mudah."
Hana hanya diam mendengarkan.
"Aku yakin kalian berdua akan bersatu, gak mungkin usaha dan pengorbananku disia-siakan kan?" Ia tersenyum usil pada Hana.
Hana tersenyum kecil sambil memainkan jarinya, Arif tak tahu menahu.
"I hope so."
Arif menyikut Hana yang gloomy. "Semangat dong!" serunya diiringi tawa.
Lagi-lagi Hana hanya tersenyum.
"Kak Arif!" suara cewek memanggil, mereka berdua langsung mengalih pada suara tersebut yang terdengar familiar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Dear Mr CEO | ✔
General Fiction*Sequel to 'Dear Mr Nerd'* Apakah Hana akan berpendirian teguh pada hatinya yang lama atau sekarang? Ketika ia perlahan mulai membuka pintu hatinya, dia kembali membuka luka dalamnya. NO PLAGIARISM! COPY! ATAU SEJENISNYA. Highest rank: #9 General Fi...