BAB 34 - Hana and Three Words

11.3K 752 21
                                    

******************************

Hana tanpa ragu menerima ajakan Axel yang sebenarnya cukup ambigu. Tanpa alasan jelas Axel mengajaknya pergi dengannya tanpa memberitahu kemana, tapi Hana merasa Axel ingin ia dan dirinya untuk pergi dari semua ini, meninggalkan beban bersama. Tanpa pikir panjang Hana menerima ajakkan Axel, ini yang ia butuhkan. Mengganti waktu yang terbuang.

"Tempatnya indah banget!" Seru Hana saat menatap keindahan alam di depannya ini.

"Ya, memang indah," sahut Axel di sebelahnya, matanya menempel pada Hana.

Axel mengajak Hana ke pantai. Tepatnya di tempat dimana ia menghabiskan masa kecilnya dulu, di pantai Barafundle di Inggris.

Axel lalu menggandeng tangan Hana yang membuatnya sedikit tersentak, untuk berjalan menyusuri pantai. Sesekali mereka berdua berhenti untuk mengumpulkan kerang di pasir, yang hanya ada mereka berdua di sini.

"Kenapa?" tanya Hana yang sekarang menyadari pandangan Axel terpaku lurus ke laut, tak bergeming.

Axel menggelengkan kepalanya. "Aku sudah tak ke sini sekitar sepuluh tahun yang lalu," balas Axel.

"Really? Kenapa?" tanya Hana.

Axel lalu duduk di berbatuan pinggir pantai diikuti oleh Hana pula. Axel memainkan tangan Hana dan menyatukan jari-jari mereka berdua dengan senyum kecil.

"Entah. Tempat ini ngingetin tentang memori yang mau aku lupakan," jawabnya dengan senyum tipis.

"Boleh aku tahu apa?" tanya Hana penasaran.

Axel menghela napas berat. "Ibuku dulu sering mengajakku kemari saat masih kecil disaat semuanya sempurna."

"Bukankah itu memori yang indah?"

"Exactly. Karena setelahnya, terakhir kali kami kemari aku tahu kebenarannya. Semua yang ia tunjukkan kepadaku itu palsu, karena sejak lahir aku sudah dianggap beban olehnya."

Hana mengusap punggung tangan Axel lembut. "Gak ada anak yang jadi beban orangtuanya, Xel. Kalau enggak, pasti ia gak akan ngelahirin kita di dunia ini kan?" ujar Hana.

Axel menatap Hana dalam sampai ia mengalihkan pandangannya.

"Mungkin kamu benar," balasnya. Ia lalu bangkit berdiri sambil menarik tangan Hana menuju ke laut.

Saat tumit mereka berdua tergenang air laut ini, Axel membalikkan badan Hana untuk menghadap padanya, Axel memegang sepasang pundak Hana.

"Hana, aku mau ngomong sesuatu penting kepadamu," ucap Axel dengan ekspresi seriusnya.

Hana menegakkan tubuhnya dan menelan ludahnya. "Apa?" tanyanya.

Axel kemudian mendekatkan kepalanya kepada wajah Hana dan tangannya perlahan turun ke bawah sampai kepalanya setengah menunduk, Hana refleks menutup matanya.

Mulut Axel yang mulanya datar sekarang menaikan kedua ujung bibirnya.

Byurrr!

Hana tiba-tiba merasakan wajahnya basah. Matanya terbuka lebar dan menyadari Axel yang tengah tersenyum usil padanya.

"Ups!"

Axel kembali menyipratkan air ke wajah Hana sampai mengenai bajunya.

Hana membulatkan matanya.

"Axeel!" teriak Hana kesal.

Axel langsung lari dari Hana dengan terkekeh, otomatis Hana mengejarnya tapi saat di tengah jalan, kaki Hana tersandung hingga mendorong Axel dan dirinya tercebur ke air.

[2] Dear Mr CEO | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang