"Disuatu desa yang damai nan jauh dari kerumunan hiduplah seorang alchemist, tinggal disebuah rumah kecil dengan satu buah cerobong asap diatas rumahnya. Alchemist yang dicintai penduduk desa karena kebaikannya ini selalu sibuk setiap paginya. Setiap hari menerima permintaan warga desa dengan cuma-cuma. Dari obat untuk orang sakit sampai membuatkan alat untuk menangkap ikan dan berburu." Cerita seorang kakek berbaring ditempat tidur sambil membaca buku bergambar ditangannya dengan serius. Disampingnya seorang gadis berambut pirang duduk mengusap kepalanya dengan wajah yg sendu.
"Tuan sudah waktunya istirahat." Tegur seorang pria setengah baya, berdiri setia disamping pintu kamar kakek itu.
"Ayolah James aku bahkan baru memulainya." Jawab kakek dengan memelas.
"Grampsy!" Tegur gadis cantik disampingnya melihatnya dengan pandangan sedikit marah.
"Ini salah satu buku favoritku ceritanya bagus, ibuku sering membacakannnya untukku saat aku kecil, akhir ceritanya juga indah, ayolah sedikit lagi, aku tidak tau kapan aku bisa membuka mataku lagi." Pinta si kakek memelas. Menatap kedua pasang mata didepannya. Tidak ada yang mengiyakan atau pun melarangnya, pria yang berdiri disampingnya hanya menundukan kepalanya, sementara gadis disampingnya hanya menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kebaikan dan kehebatan alchemist itu mulai terkenal tidak hanya didesa itu tapi juga kota didekatnya. Melalui para pedagang yang singgah di desa itu. Kabar tentang kehebatannya pun sampai keibukota. Sampai ke telinga sang gubernur, lalu perdana mentri kemudian langsung ketelinga sang Ratu." Ujar Sang kakek melanjut kan ceritanya. Sang kake lalu menatap gadis disampingnya.
"Kenapa Elisabeth ku sayang, aku belum sampai pada bagian sedihnya." Kata sang kakek sambil memegangi tangan gadis disampingnya."
"Aku hanya mengantuk grampsy." Jawab Elisabeth sambil mengusap matanya dengan satu tangan.
"Hahaha.. Padahal waktu kamu masih kecil, kamu sangat menyukainya. Matamu selalu berbinar-binar saat melihatku datang kekamarmu membawakan sebuah buku sebelum kamu tidur." Ledek sang kakek sambil tertawa. Elisabeth bangkit dari duduknya, lalu memeluk kakek itu dengan erat. Airmata Elisabeth membasahi kaos milik kakek itu. Menangis dengan tersedu-sedu seperti anak kecil. Elisabeth membenamkan wajahnya didada sang kake yang sudah kurus itu. Tubuhnya sudah digrogoti penyakit yang lama diidapnya. Terlihat diwajah kakek itu, rasa sakit yang ditahannya. James mendekat khawatir dengan kondisinya, akan tetapi James terhenti saat melihat sang kakek mengangkat tangannya, seolah memberi isyarat bahwa dirinya tidak apa-apa. Kakek itu membalas pelukan Elisabeth dengan kedua tangannya. Tangan yang satu mengelus bagian belakangnya punggungnya sedangkan yang satunya membelai rambut keemasan milik cucu kesayangannya itu. Momen indah dan menyedihkan itu terus berlanjut sampai beberapa saat. Walau ingin terus bersama kakenya, Elisabeth dengan berat hati meninggalkan kamar itu.
James, pelayan setia rumah itu masih berdiri disampingnya. Menyiapkan obat milik tuannya, sambil mendengarkan tuannya terus mengoceh.
"Apa kau yakin tuan?" James bertanya dengan serius menghentikan tangannya yang tadi sedang mangaduk kopi milik tuannya.
"Iyah.. Aku ingin bermain dengan Elisabeth untuk terakhir kalinya." Jawab kakek itu sambil tersenyum. Disodorkannya sebuah buku kearah pelayannya. James membuka sarung tangan miliknya lalu menerimanya buku itu.
Keesokan harinya sang kakek yang malang itu tidak bisa lagi membuka matanya. Seluruh kerabat dan keluarga memenuhi rumah duka yang besar itu. Memberikan penghormatan terakhir kepada sang kakek. Disore harinya Elisabeth berdiri didepan makamnya dengan kelopak mata yang membengkak dan pipinya yang terlihat masih basah. Disampingnya teman-teman sekolahnya berdiri tegap, satu diantanya menggandeng tangan Elisabeth.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satria Nusantara High School Detective Case 1
Mystery / ThrillerSatria Nusantara merupakan anak yatim piatu yang misterius. Ayah dan ibunya meninggal sejak kecil. Kakaknya merupakan seorang buronan teroris No 1 Putri "Desert Witch" Nusantara, walaupun CIA mengabarkan bahwa kakaknya telah mati, jasad kakaknya tid...