Polisi veteran itu sedang asik dengan kemudinya, berkelak-kelok lincah menyusuri gang yang sempit. Berjalan mulus melalui taman dengan pohon-pohon yang rindang, taman miserius dengan kisah pilu dan indahnya, tempat pertemuan ku dengannya, bercampur aduk dengan konflik perasaan yang terurai berantakan. Sesampainya pada sebuah bangku taman yang sudah karatan, pamanku Erik menghentikan mobilnya. Memarkirkan mobilnya dengan cekatan didepan bangku hitam itu.
Seraya membuka pintu mobil, aku merapihkan Jeans dan T-shirt ku yang agak kusut. Entah apa yang ku pikirkan, sebelumnya aku tidak pernah peduli dengan penampilanku. Tapi saat ini sedikit garis kecil yang terlihat di kerah lenganku membuatku sedikit panik. Entah itu ilusi yang kubuat sendiri akibat dari kepalaku yang baru-baru ini terbentur benda tumpul, atau memang ikatan sihir buatan Momo yang absurb. Aku sedikit khawatir karena tidak mendapati sosoknya ditempat yang kita janjikan. Apa karena peristiwa kemarin? Atau memang aku yang datang terlalu cepat?
Aku merogoh saku ku, memeriksa layar Smartphoneku. Seharusnya sudah waktunya, apa aku harus menjemputnya?
Sembari memperhatikan tanaman sekitar, aku teringat akan aksi Momo sore kemaren. Kepolosan hatinya berhasil menyelamatkan sang Kakek yang hampir tenggelam dalam laut keputusasaan. Gadis yang luar biasa, seperti Bug atau Glitch dalam sebuah game, gadis yang sama sekali jauh dari kata normal.
Sosok yang kutunggu akhirnya terlihat. Mendekat dengan langkah yang tergesa. Dengan rok hitam dan kaos putih nya yang berpadu manis. Menjinjing tas kecil berwarna merah yang imut. Berjalan cepat diatas sepatu putih yang menyatu dengan kaki nya yang bersih. Perbedaan yang sangat mencolok dengan Momo yang sering kulihat dengan seragamnya. Hanya rambut terurai miliknya lah yang tidak berubah.
"Maaf Satria lama ya?" Sapa Momo membangunkanku dari pesonanya yang membuatku terkagum
"Ah iya...Maksudku..Ennga kok." Jawabku gugup. Momo tersenyum sambil mendekat kearahku. Aroma jeruk yang menyejukkan masuk kedalam lubang hidungku.
"Udah sarapan Momo?" Tanyaku mencari topik pembicaraan. Momo hanya mengangguk sambil tersipu menatap rerumputan diantara kedua kakinya. Aku kemudian berjalan kearah mobil hitam milik pamanku. Tanpa ku beri aba-aba Momo mengikutiku dari samping, melangkah seirama sambil menenteng tasnya yang lucu. Pamanku yang sedang asik dengan sebatang rokoknya, beranjak dari tempat duduknya lalu membuka pintu kemudi seraya menginjak puntung rokok miliknya.
Aku kemudian membukakan pintu mobil untuk partnerku, lalu bergegas masuk dari pintu disampingnya. Momo duduk dengan manis dengan tasnya yang berdiri diatas rok hitam miliknya. Momen canggung merangsek kedalam mobil itu selama beberapa saat. Aku pun berfikir dengan sangat keras untuk mencairkan suasana.
"Oh ya Momo, kenalkan ini pamanku, wali asuhku, polisi teladan, duda tampan yang sedikit kesepian." Kataku dengan nada meledek.
"Oi oi!" Balas sang sopir didepanku.
"Namaku Momo paman, Satria banyak membantuku disekolah, aku benar-benar sangat berterima kasih." Kata Momo dengan gugup.
"Ah iya sama-sama dek Momo." Balas sang polisi dengan kaku.
"Apa hari ini tidak dinas, om?" Tanya Momo.
"Ah soal itu sepertinya polisi sudah menyadarinya ya? Pesan tersembunyi dalam surat itu. Namaku berdiri tegak dalam baris surat itu. Dan sepertinya paman pasti ditugaskan untuk mengawasiku." Potongku
".." Polisi veteran itu mengulum bibirnya, tidak menjawab pertanyaanku yang menyudutkannya.
"Tepat sasaran ya? Tidak apa-apa paman aku sama sekali tidak mempersoalkannya." Kataku sambil menatap matanya melalui kaca spion didepanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satria Nusantara High School Detective Case 1
Mystery / ThrillerSatria Nusantara merupakan anak yatim piatu yang misterius. Ayah dan ibunya meninggal sejak kecil. Kakaknya merupakan seorang buronan teroris No 1 Putri "Desert Witch" Nusantara, walaupun CIA mengabarkan bahwa kakaknya telah mati, jasad kakaknya tid...