Chapter 19 Magician Tricks

154 10 0
                                    

And I might add the confidence with which distracted persons do oftentimes, when they are awake, think, they see black fiends in places, where there is no black object in sight without them.

Cekung indah tampak diwajah Satria, tanpa berkedip dia berbaring diatas lantai yang dingin. Tersenyum sendirian dengan wajah berseri-seri, tidak memperdulikan ketiga gadis yang berdiri didekatnya.

Satria mengangkat tangannya dengan perlahan, dengan mata yang berkaca-kaca dia mencoba menggapai untaian kalimat berbahasa asing dilangit-langit ruang kimia itu. Untaian kalimat yang merupakan pesan tersirat dari Elisabeth, orang pertama yang mengakuinya sebagai sahabat disekolah itu.

"Satria? Maksud tulisan ini apa? Apa pelakunya adalah siswa disekolah ini." Momo berjongkok mengamati wajah pria disampingnya.

"Momo san sepertinya sejak awal kita memang sudah salah." Satria bangkit sambil menepuk-nepuk membersihkan punggungnya.

"Oniichan?" Yuki dan Hana saling bergandengan tangan, wajahnya berbalut kebinggungan dan sedikit kecemasan.

Ini seharusnya hari pertama bagi Yuki dana Hana, menghadapi hal yang cukup rumit seperti ini pasti membuat keduanya agak kewalahan. Tulisan yang tidak terlihat dan misteri surat berantai yang tersebar dimedia sosial. Merupakan hal pelik yang sulit dimengerti kedua gadis kecil berdarah jepang itu.

"Momo san, Yuki dan Hana. Aku tau kalian mempunyai banyak pertanyaan yang tidak terjawab. Aku tidak bisa membuktikannya, akan tetapi semuanya mulai terhubung. Sedikit demi sedikit tali yang kusut mulai bisa kuurai dengan baik, akan tetapi aku tidak mempunyai bukti. Teori yang mentah hanya akan terdengar seperti pendapat yang lemah, akibatnya akan timbul prasangka buruk yang justru mungkin akan menyakiti orang yang tidak bersalah." Ujar Satria sembari mengusap bibir bagian bawahnya dengan jemarinya.

"Akan tetapi aku tetap akan menjelaskan garis besarnya kepada kalian. Tanpa prasangka yang buruk aku akan menyimpan sebagian penjelasan teoriku dilain waktu." Lanjut Satria.

Momo dan dua bersaudara kembar itu mengangguk.

"Jadi pertama-tama tulisan yang ada diatas itu adalah quotes dari seorang kimiawan terkenal, Robert Boyle. Kita juga pernah belajar hukum Boyle kan waktu dikelas satu kan Momo?"

"Eh?Massa?" Momo tersipu tidak mengingatnya.

"Hmm.. Bagaimana menjelaskannya ya. Ah iya begini saja."

Satria kemudian mematikan lampu berwarna biru itu, lalu dengan aba-aba darinya Momo menyalahkan lampu yang beberapa saat lalu dia matikan.

"Momo, Yuki, Hana mari mendekat." Seru Satria seraya mengeluarkan koin dari dalam sakunya.

"Nah sekarang mari kita bermain sebentar sebelum pulang." Satria melemparkan koin itu tinggi-tinggi lalu dengan sigap mengerakan kedua tangannya menangkap koin yang terjatuh akibat gaya grafitasi.

"Momo sekarang tebak koinnya ada dimana?" Seraya tersenyum, Satria mengepalkan kedua telapak tangannya.

"Yang kanan!" Balas Momo dengan setengah berteriak.

"Salah." Satria membuka perlahan telapak kanannya.

"Nah Hana chan yang pintar tebak koinnya ada dimana?" Tanya Satria sambil menahan senyumnya.

"Baka! Tentu saja ada dikiri kan." Jawab Hana dengan percaya diri.

Satria membuka telapak kirinya. Akan tetapi koinnya tetap tidak berada ditangannya. Momo dan Yuki bertepuk tangan melihat atraksi sulap yang diperagakan Satria. Namun wajah Hana terlihat memerah merasa telah dibohongi oleh pria yang ada dihadapannya.

Satria Nusantara High School Detective Case 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang