Chapter 13 Dinding Raksaksa

309 12 0
                                    


Mobil Rush berwarna hitam berhenti didepan sebuah gedung tertinggi di jalan itu. Satria dan Momo melangkah keluar dari mobil bergantian, wajah keduanya terlihat cemas, mereka akan memasuki dunia yang belum pernah mereka lalui. Dunia para pekerja, dunia orang-orang dewasa, dunia yang jauh berbeda bagi bocah SMA seperti mereka. Sebelum masuk kedalam gedung yang dingin itu, mereka saling bertatapan. Dengan sorot mata yang mengkilap, memberi semangat satu sama lain.

Melewati pintu kaca yang terbuka sendiri, mereka disambut oleh seorang wanita cantik yang sudah menunggu berdiri didepan meja resepsionis. Wanita dewasa dengan blazer hitam dan celana hitam yang terlihat elegan, berjalan dengan gemulai menuntun keduanya pada sebuah Lift yang eksklusif. Sesampainya pada sebuah kotak silver yang gemerlap, dengan senyuman yang kaku wanita itu pun meninggalkan kedua pasangan beda ras itu berduan dalam kotak yang sempit.

"Hei Momo san ke lantai berapa?" Tanya Satria mencoba menghilangkan rasa gugupnya.

"Eh? Iyah lantai 55. Disitu kantor ayahku." Jawab Momo seraya memencet tombol didepannya.

"Oh."

Keduanya terdiam selama beberapa menit, menunggu pintu didepannya terbuka. Musik yang aneh terdengar dari dalam lift, menambah canggung setiap detik saat mereka berada didalamnya. Satria hanya memandangi gadis didepannya dari belakang. Perasaan khawatir menyelimuti ruang hati nya. Gadis lugu teman sekelasnya akan melihat sisi lain dunia ini. Perlahan-lahan tangan Satria bergerak kearahnya, entah mencoba menenangkan gadis didepannya, atau mungkin mencoba menenangkan perasaannya sendiri. Namun ketika tangan nya sudah sangat dekat, Satria justru menghentikan gerakannya. Hanya ada sepatah kalimat egois yang keluar dari mulutnya.

"Semuanya akan baik-baik saja Momo san."

Momo menengok kearahnya, tersenyum manis dengan wajah polosnya. Saat itu Satria menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan yang amat besar. Dia memberikan partnernya itu harapan kosong. Harapan yang akan menyakitinya. Gadis yang dibesarkan layaknya seorang putri seperti Momo tidak akan menyadari adanya sisi gelap dalam hati manusia.

Pintu didepannya akhirnya terbuka. Ruangan luas yang hampir kosong, hanya ada satu buah meja dan kursi yang terlihat dari kejauhan. Dibelakangnya terdapat kaca transparan yang menunjukan bagian kecil dari ibukota.

Kedua pasangan itu berjalan berdampingan dengan perasaan yang bercampur aduk. Jauh didepannya terlihat pria yang sedang memandang kosong dari balik kaca. Dengan setelan jas yang mahal, dia memandangi hiruk pikuk kota yang ramai dari atas. Disamping wanita cantik berdiri dengan setia dengan pakaian maid berwarna hitam putih.

"Papah.." Sapa Momo dengan suara yang kecil.

Pria didepannya menoleh kebelakang, menatap anak satu-satunya yang dia cintai, dengan tatapan hampa dan senyum yang canggung pria itu kemudian berjalan kearah meja didekatnya, kemudian duduk dikursi hitam yang nyaman didepannya. Pelayan cantik nya yang setia mengikutinya dari belakang. Diatas meja miliknya terdapat papan kecil yang menegaskan namanya, Takahiro Kaminagi.

"Papah aku mohon hentikan proyek pembangunan pabrik di dekat jalan ampera itu!" Momo memekik.

"Ok, kalau itu yang Momo mau, besok akan Papah urus semuanya." Jawabnya tanpa berpikir. Momo dan Satria terlihat sedikit terkejut, namun lukisan senyum terlihat dikedua pipi pasangan itu. Mereka berdua tidak pernah berpikir bisa semudah itu.

"Takahiro sama.. Saya engga bisa membiarkan itu!" Kalimat itu keluar melalui mulut Sang pelayan dengan lantang. Membuyarkan senyuman lega kedua bocah didepannya. Momo terlihat kaget dengan perkataan pelayan yang sangat dia percaya itu.

"Bisnis otomotif sedang mengalami kemunduruan Takahiro sama. Kebijakan pemerintah tentang kenaikan pajak kendaraan pribadi, harga BBM yang tidak stabil, serta pembatasan produksi untuk mengurangi kemacetan. Kalau kita menghentikan pembangunan pabrik suku cadang itu, perusahaan akan menerima pukulan besar." Lanjut maid cantik yang berdiri angkuh didepan Momo.

Satria Nusantara High School Detective Case 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang