Brak..Bruk..Brak..Bruk..
Aku bangkit kembali setelah mendapatkan serangan tanpa ampun dari Sakura san. Mahluk didepanku benar-benar jauh dari kata normal. Gerakannya sama sekali tidak bisa aku prediksi. Manuver serangan yang tidak beraturan, tawa mengerikan yang keluar dari kerongkongan, perpaduan keduanya berhasil membuatku kehilangan konsentrasi. Tebakanku salah Sakura san bukan hanya seorang master Aikido atau Karateka yang handal. Wanita didepanku sepertinya mempunyai pengalaman pertarungan jalanan yang mempuni. Jangankan berpikir untuk menjatuhkannya, kesempatan untuk menyerang pun aku tidak punya.
Tanganku mulai merasakan rasa nyeri yang luar biasa. Semuanya akibat dari hantaman tangan dan kakinya yang mencengangkan. Cepat atau lambat serangan nya pasti akan mengenaiku telak. Apa yang harus kulakukan? Bagaimana mungkin aku bisa menang? Apa yang membedakan aku dan Sakura san?
Bruuukkk!
"Uhuuk uhuuk...uhukk..." Benar saja setelah beberapa menit aku berhasil menghindari dan menangkis serangannya, tendangannya akhirnya masuk mengenai ulu hatiku. Aku terkapar beberapa meter dari arah serangannya.
"Bagaimana Satria, apa kamu ingin menyerah?" Tanya Sakura san sembari tersenyum sinis.
Aku terus memegangi bagian perutku yang kesakitan. Benar juga ya, kenapa aku tidak menyerah saja. Kenapa aku berjuang sampai sejauh ini? Mungkin aku bisa menemukan solusi lain setelah keluar dari ruangan terkutuk ini.
"Sudah cukup! Sudah cukup Satria kamu ennga perlu bertarung lagi!" Momo memekik seraya berlari kearahku. Gadis itu menangis mencoba membantuku berdiri dengan tubuhnya yang kecil dan halus.
"Ah ah.. Apa yang sudah kupikirkan.. Benar-benar menyedihkan. Gadis ini dari tadi terus berdiri dibelakangku dengan penuh harap. Tapi aku justru berpikir untuk menyerah." Gumamku dalam hati.
"Tidak apa-apa Momo san aku masih bisa.. Kamu tenang aj ya.. Aku pasti menang. Tolong percaya padaku sedikit lagi." Aku bangkit dengan susah payah, sementara Momo terus mengeluarkan kristal indah dari dalam kelopak matanya. Terus memandangiku dengan penuh rasa khawatir.
"Menang? Jangan bercanda! Kamu bahkan tidak bisa menyentuhku!" Kata Maid itu seraya terkekeh menghina ketidak berdayaanku.
Apa yang Sakura san tidak miliki tapi aku miliki? Apa yang membedakan kita berdua? Gender? Kemampuan bertarung? Atau pengalaman? Hal apa yang bisa membuatku menang?
"Kamu tau kak Sakura yang Baik, seorang gadis yang kukenal pernah berkata seperti ini. Aku tidak tau akan berhasil atau tidak, tapi aku tetap ingin menolongnya. Perasaanku sekarang sama dengan gadis itu, aku sudah dalam posisi dimana aku tidak bisa mundur lagi." Balasku seraya menatap Momo yang sedang menangis disampingku.
Ya aku akan mempertaruhkan semuanya sekarang. Tidak peduli berhasil atau tidak aku tidak akan menyerah.
Aku berlari kearah Maid yang angkuh itu dengan sekuat tenaga. Berteriak dengan keras mengindahkan rasa sakit yang mendera seluruh tubuhku. Dengan ritme pukulan dan tendangan yang ceroboh aku terus menyerangnya secara bertubi-tubi. Tidak peduli bisa mengenainya atau tidak terus menendang dan mumukul tanpa berhenti. Tentu saja Sakura san bisa menghindarinya dengan mudah. Dia bahkan bisa tertawa sambil terus menari-nari kegirangan. Akan tetapi semua ini merupakan bagian dari rencanaku. Sekarang aku tinggal menunggunya menyerang balik. Aku harus menghindari pukulannya, rencanaku akan gagal kalau dia tidak menyerangku dengan kakinya.
Kesempatan yang kutunggu akhirnya tiba, Sakura san mengangkat kakinya dengan cepat. Menghentakan kakinya dari arah samping, menyerang telak tulang rusukku.
"Sakit...Rasanya sakit sekali."
Tapi inilah yang membedakan aku dengan Maid itu. Bukan hal rumit seperti tehnik beladiri atau hal yang terlihat jelas seperti pengalaman bertarung. Hal yang membedakan aku adalah sesuatu yang paling simpel tapi justru tidak kusadari. Aku lemah dan maid itu kuat hanya itu perbedaannya. Perbedaan elementer ini justru memberikan kemungkinan yang tidak terhingga. Berbeda dengan orang kuat, orang lemah sepertiku akan melakukan segala cara untuk mendapakan kemenangan. Ya walaupun itu akan mengorbarkan beberapa tulang rusukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satria Nusantara High School Detective Case 1
Mystery / ThrillerSatria Nusantara merupakan anak yatim piatu yang misterius. Ayah dan ibunya meninggal sejak kecil. Kakaknya merupakan seorang buronan teroris No 1 Putri "Desert Witch" Nusantara, walaupun CIA mengabarkan bahwa kakaknya telah mati, jasad kakaknya tid...