Pagi itu Shofi melangkah tergesa-gesa menuju koridor fakultas. Bebannya berat. Beberapa buku referensi dipanggul didalam ransel. kedua tangannya menangkup satu jilid proposal skripsi. Ia menengok kesana kemari sambil mencari-cari sekelompok mahasiswa yang juga dalam tahap ujian akhir. Shofi memilih duduk dibangku ujung dan menyandarkan punggungnya lalu mengeluarkan jilid penelitiannya. Membolak-balik, menandai tulisan dan sesekali membuka buku referensi. Kali ini ia tak ingin mengecewakan dosen pembimbingnya, M. Fadhol Mudhofar. Yang dengan sabar dan telaten membimbingnya menyusun proposal dan menyelesaikan bab satu. Penelitian kualitatifnya memang menuntut dia kritis dan konsisten terhadap rujukan-rujukan."Penelitian , bukanlah opini". Begitu yang diingat Shofi dari pembimbingnya.
"Kamu tidak boleh memasukkan opinimu tanpa bukti-bukti. Hipotesis sebagai dugaan awal harus dibuktikan melalui penelitian ini". Kalimat-kalimat lugas ini harus dicamkan Shofi dengan baik-baik dan diingat. Selain menunggu dosen pembimbing, Shofi menunggu Ariani, teman sefakultas, satu prodi dan dosen pembimbing yang sama.
Shofi kembali melihat jam tangannya. Pukul 10.15. ini lebih dari 15 menit dari waktu yang dijanjikan sang dosen. Shofi juga semakin resah karena temannya ini tak kunjung tiba. Memang Ariani sejak menikah setelah PPL semakin sibuk sebagai seorang istri juga sebagai Mahasiswa tingkat akhir. Namun semangatnya masih menggebu-gebu untuk menyelesaikan strata satunya di Fakultas Tarbiyah ini.
"Shofiii....!". dari ujung koridor Ariani berlari-lari, gamisnya dicincing sedikit agar lebih leluasa bergerak. Setelah duduk didekat Shofi , Ariani terengah-engah mengatur nafasnya. Shofi segera menyodorkan sebotol air mineral.
"Ku kira kau sudah masuk duluan menghadap Pak Fadhol !. kamu tau,kan kalo aku menghadap sendiri aku jadi grogi. Untung saja kau masih disini,Shofi. Maaf, aku tadi harus menyiapkan keperluan suamiku, juga memasak. Jadi, agak mepet tadi aku berangkatnya". Ariani masih terengah-engah. Shofi menenangkan Ariani.
"Slowdown , teman. Pak Fadhol belum datang. Ini masih 20 menit dari waktu yang dijanjikan . kita harus sabar dan khusnuzdon. Beliau bukanlah tipe dosen PHP (pemberi harapan palsu) . barangkali saja masih mengajar. Kita tunggu saja".
Tak berapa lama seorang dengan dahi agak lebar, rapi, berkacamata. Dua alisnya tebal menghias raut mukanya yang bersih bersahaja. Berkemeja biru muda polos, tegap melangkah menuju pintu masuk kantor dosen. Melihat selintas ke arah dua mahasiswi bimbingannya. Dia tersenyum dan mempersilahkan keduanya, Shofi dan Ariani masuk ke ruangannya.
"Silahkan duduk !. Fadhol meletakkan buku dan notebooknya diatas meja. Dua mahasiswi itu duduk dan menghadapnya. Menyodorkan kartu bimbingan dan mengeluarkan jilid tebal penelitian.
"Shofi. Saya mulai dari kamu. Bagaimana ? ada kesulitan ?". Sambil membaca dengan teliti lembar demi lembar berkas penelitian itu. Sammbil sedikit mengguman. "Hm hh. Ya..baik". lalu mencorat-coret sedikit lalu menuliskan sebuah saran .
Shofi melihat ke arah berkas penelitian itu, mengikuti arah pena dosen pembimbinganya. "insyaallah, sudah tidak ada kesulitan, Pak. Alhamdulillah".
"Oke, sudah benar. Kamu bisa melanjutkan pada bab berikutnya. Ini tinggal menyempurnakan penulisan footnotenya saja yang kurang tepat. Fadhol menyerahkan jilid penelitian itu pada Shofi. Ia tersenyum tipis. Tak banyak bicara. Hanya ekspresi menunjukkan kepuasan saja. Shofi merasa lega. Tak banyak revisi. Artinya pada bab ini yang ia kerjakan selama dua minggu sudah fix.
Selanjutnya Ariani yang terlihat mengangguk-angguk mendengarkan arahan dari dosen pembimbingnya. Tampak gurat kecemasan setelah mendengar ada kata SPSS, suatu aplikasi statistik yang nanti harus digunakan dalam penelitiannya. Yah, karena penelitian Ariani ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Yang diteliti Ariani adalah tentang korelasi minat baca siswa dengan prestasi akademiknya.
Sesi konsultasi hari itu terasa lancar. Mereka berdua hanya diberi saran untuk konsisten dengan scedule yang ditentukan. Penelitian harus selesai di bulan juli. Bulan depan sudah wiuda. Selain itu dalam bulan juli sang dosen pembimbing akan berangkat ke Canada. Untuk meraih gelar PhD nya.
YOU ARE READING
ISTIKHARAH CINTA
EspiritualBlurb: "Berpihak pada isyarat langit adalah suatu ikhtiar pada hati seorang hamba yang diliputi suatu keraguan, rasa takut dan ketaatan pada sang pemilik hati yang hening dan bening dari nafsu maupun ego. Termasuk cinta. Kepada siapakah cinta diper...