Chapter 9 - Keliling Kota Sanandaj-

469 16 6
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi ketika Ghulam menghubungi kamar hotel kami, memberitahukan bahwa dia sudah siap mengantar kami berjalan-jalan. Cherokee hitam legam bak kuda Australia terparkir gagah di pelataran Hotel Shadi. Sadiqeh menyibak tirai jendela kamar dan mengisyaratkan padaku Ghulam sebagai guide kami sudah tiba.

Kami berdua segera bergegas , berpakaian, membawa perlengkapan seperlunya setelah itu sarapan di restoran hotel. Ghulam menunggu kami di lobi. Kami berdua cukup excited dengan perjalanan kali ini. Sadiqeh ternyata sudah mempersiapkan list kunjungan keliling kota tanpa ku ketahui. Tempat-tempat yang rencananya akan kami kunjungi antara lain museum Sanandaj, masjid Jami' Sanandaj, Pol-e Ghasaq ( jembatan kuno ), Pasar kuno, lakuno, bangunan-bangunan yang lain seperti hotel dan kantor menyesuaikan arsitekturnya. Hingga kesan kota kuno begitu terasa dan sangat kental melekat pada kota Sanandaj.

Ghulam terlebih dahulu mengantar kami di jembatan kuno Ghaslaq yang dibangun sekitar tahun 1700an. Jembatan kuno itu hanya selebar 6 meter saja. Dengn 6 pintu air. Dindingnya terbuat dari ajur , semacam bata yang tidak di plester. Lalu, kami menuju ke salah satu mansion kuno. Mansion atau rumah bekas tempat tinggal para "Khan" ini umumnya neniliki disain sama, berlantai dua dengan kamar-kamar yang mengelilingi hauz atau kolam besar. Mansion Mirza Mosir Divan di bangun pada periode Qajar (Abad 18) dengan desain beranda tunggal dengan dua pilar dan berdekorasi jendela-jendela yang bernyak dengan kaca berwarna-warni.Aku laksana berada di kastil milik ksatria dinegeri dongeng. Anganku melesatjauh ke abad-abad lalu. Laksana menyaksikan hologram kehidupan para khan,duke, maupun raja-raja.

Setelah itu kami berkunjung ke museum kuno Sanandaj. Terlihat kurang terawat. Beberapa benda kuno disimpan disini. Perhiasan hingga perlengkapan masak dari zaman pre-history. Kota Sanandaj kebanyakan dihuni oleh suku Kurdistan. Dan Kurdistn memiliki sejarahbyang panjang di wilayah ini. Bahkan salah satu kabilah yaitu kabilah Arya yang pertama kali berimigrasi ke Iran memilih kawasan yang bergunung-gunung ini sebagai tempat tinggal. Dari wilayah ini pula, orang-orang Arya merencanakan penggulingan kekuasaan As Syiria dan mendirikan Imperium Persia.

Sementara itu gereja kuno Sanandaj merupaka satu-satunya gereja yang memiliki keunikan tersendiri. Yaitu berasitektur islam era Qajar. Gereja itu terletak di jalan Wamki di kawasan pusat kota tua Sanandaj. Gedungnya di desain sederhana dalam bentuk rektangular dan dindingnya dindingnya yang terbuat dari ajur . Bagian dalamnya juga sangat sederhana. Dicat warna putih dan biru tanpa ornamen. Sangat jauh dari kesan kemegahan gereja Vank di kota Isfahan.

Siangnya Ghulam mengajak kami ke sebuah tempat diatas bukit Abidar. Upanya diatas bukit itu dibangun sebuah taman yang luas. Dari sana kita bisa memandang hampir seluruh bagian kita Sanandaj. Kami makan siang ditaman itu dengan menu kebab. Usai makan siang kami menuju tempat yang menyenangkan. Terutama bagiku dan Sadiqeh. Masa kuno Sanandaj. Pasar ini memiliki arsitektur yang aneh yaitu los pasar dibangun secara rektangular. Artinya lorong pasar mengelilingi sebuah tanah segi empat. Diatas tanah ditengah pasar itu dulu dibangun rumah-rumah , mungkin tempat peristirahatan para musafir.

Asesoris, selalu menjadi daya tarikku sebagaimana pula Sadiqeh yang tertarik pada baju-baju. Matakub tertuju pada beberapa perhiasan handmade asli orang Sanandaj. Beberapa pedagang mengerubutiku dengan menawarkan dagangannya. Sesekali dengan bahasa terbata-bata menanyakan asal negeraku, Indonesia. Di Iran memang orang-orang asia tenggara terlihat menng mencolok. Mereka kadang mengira aku dari jepang atau korea. Mereka juga menanyakanku apakah aku Sunni atau Syiah ?. setelah berbincang sejenak beberapa pedagang rupanya juga menguasai percakapan bahasa inggris. Aku menyempatkan diri bercakap-cakap dengan pengrajin Kurdistan, suku yang banyak mendiami kota ini. Dia merupakan pengrajin kalung manik-manik dari batuan alam. Kami saling tertarik menceritakan bahwa indonesia merupakan negara muslim dengan madzab Sunni terbesar didunia. Mereka mengangguk-angguk sambil tersenyum lebar. Kelihatan bangga.

ISTIKHARAH CINTAWhere stories live. Discover now