Bagian ke 18- Stanley Park

318 8 3
                                    

Aku sangat menyukai taman. Taman adalah sepetak tanah kehidupan yang menafasi manusia. Membelajari kita berartinya hidup. Menyadarkan manusia betapa nikmatnya sematan khalifah pada Bani Adam untuk bisa menikmati semuanya. Pohon, bunga, gemericik air, rerumputan, sinar mentari, udara, danau,burung, sungguh aku menyukainya. Ya, taman. Meskipun taman alamiah ciptaan Allah tak ada bandingannya namun kecerdasan manusia bisa membuat semisal surga. Seperti Stanley Park ini. Yang berada tengah kota Vancouver dengan luas 405 hektar, Stanley Park merupakan taman kota terbesar di dunia. Aku laksana di nirwana. Kicau burung, bunga beraneka warna bermekaran, dan rumput hijau tumbuh rapi menghampar laksana karpet yang lembut. Sepanjang jalan taman aku dan Kang Haidar melewati berderet-deret pohon cemara,pohon cedar dan hemlock lalu sebuah pantai yang menjulur menuju samudera pasifik. Pantai ini dikenal dengan nama English Bay . Ditepi-tepi pantai ada bangku-bangku yang menghadap pantai dan ornamen dari batu-batu bersusun. Sementara itu diseberang jalan ada patung-patung berwarna perunggu dalam berbagai ekspresi. Tak lupa disetiap view yang berbeda Kang Haidar dengan telatennya mengambil gambarku. Aku memang tak pandai mengekspresikan berbagai gaya, kata Kang Haidar , tak apa yang penting dari sebuah foto adalah backgroundnya. Batin Fadhol berkelana menikmati indahnya taman terurai dalam banyak kalimat namun kata-kata itu hanya ia nikmati sendirian.

Dikawasan hutan kecil dan jalan menanjak banyak orang bersepeda , berlari atau sekedar jalan-jalan. Dari balik pohon terkadang muncul tupai,berang-berang dan anjing hutan. Menakjubkan.
"Fadhol, aku tahu kamu menyimpan sesuatu yang belum kau ceritakan padaku." Fadhol seperti tidak mendengar,namun sebenarnya suara Kang Haidar itu menggema,mengusik batinnya. Fadhol masih asyik mengambil gambar dari berbagai sudut taman.

"Tentang Syarifah, Fadhol !"' Haidar melanjutkan. Fadhol masih diam . Haidar makin dikejar rasa penasaran. Semakin Fadhol bungkam, semakin besar rasa ingin tahunya.

Fadhol masih enggan menjawab.
" Kang Photoin aku yaa, yang ada tulisan Prospect Point itu.

Brocton point merupakan salah satu bagian yang banyak terdapat tiang totem yang diukir dan merupakan kebudayaan adli orang Canada

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Brocton point merupakan salah satu bagian yang banyak terdapat tiang totem yang diukir dan merupakan kebudayaan adli orang Canada.
Fadhol sangat memahami dan menghormati perasaan Kang Haidar, seniornya di pesantren dan universitas ini laksana kakak kandung. Tak mungkin ia membiarkannya tidak tahu. Apalagi tentang Syarifah. Fadhol hanya enggan membalasnya. Ia akan menceritakan semuanya. Bahkan mungkin ia akan meminta nasehat. Namun tidak saat ini. Ia enggan melukai keindahan Stanley Park dengan kegalauan yang bisa mencemari rasa syukur atas nikmat Allah ini.

Aku akan menceritakan semuanya,Kang! Tapi tidak saat ini. Aku ingin menikmati suasana ." Fadhol menatap sendu memohon pengertian Haidar.

"Setelah ini kita kemana,Kang ?" Fadhol mengajak Haidar beranjak.
"Oke aku tunggu ceritamu, Fadhol ! . Kita keliling ke Prospect Point ya, ada danau disana.
Prospect Point adalah bagian dari taman ditepian danau Lagoon. Dari sana kita dapat melihat background danau dihiasi gedung-gedung tinggi dan Liongate Bridge sebuah jembatan yang muncul disalah satu episode film " Final Destination".
Banyak memang film Amerika yang dibuat dengan setting Stanley Park antara lain film Autumm in New York. Konon kabarnya izin shooting di Canada lebih mudah daripada Amerika.

ISTIKHARAH CINTAWhere stories live. Discover now