10

8.1K 804 63
                                    

"Dia siapa?" Pertanyaan pertama yang Sehun keluarkan setelah bebrapa detik diam dalam keheningan yang mencekam.

"Di-dia adik Sulli," jawab Krystal bohong. Ia akan mengatakan Jiho adik Sulli, karena ia takut jika ia mengatakan Jiho sebagai adiknya, maka bisa saja Sehun mencari tahu latar belakang keluarganya, apalagi ayahnya seorang kandidat.

Entah kenapa, ada sedikit kelegaan di hembusan napas Sehun. Begitu juga dengan Chanyeol, ia terlihat lega mendengar jawaban Krystal.

"Aku permisi," pamit Krystal sambil menarik tangan Jiho dari sana. Krystal juga berjalan dengan cepat, dan menimbulkan kebingungan di dua pria itu.

"Kau memiliki pemikiran yang sana tadi, kan?" tanya Chanyeol tanpa memalingkan wajahnya dari punggung Krystal.

Sehun mengangguk. "Bukankah kita terlalu bodoh? Itu tidak mungkin terjadi."

Chanyeol tersenyum miring. Entah kenapa, ia merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Chanyeol terkenal akan kepekaannya, dan Sehun terkenal akan ketidakpekaanya. Dua sahabat yang memilik kelemahan dan kelebihan.

"Ayo," ajak Sehun sambil berbalik dan mulai berjalan meninggalkan Chanyeol yang masih bergeming di tempatnya.

Chanyeol masih memikirkan satu hal. Dan hal itu benar-benar mengganggunya.

"Chan..."

Chanyeol tersentak dan mulai berlari mengejar Sehun. Mereka pun berjalan untuk kembali ke rumah sakit.

***

"Eomma, kenapa kita berlari?" tanya Jiho saat Krystal mengajaknya berlari.

Napas Krystal terengah-engah. Ia juga bingung kenapa dirinya bisa lari, padahal kedua pria itu sama sekali tidak peduli dengan Jiho.

"Jiho lelah?" tanya Krystal lembut.

Jiho mengangguk. Krystal tersenyum dan merunduk untuk mensejajarkan dirinya dengan Jiho. "Ingin mampir ke kafe yang ada di sana?"

Jiho mengangguk saja, karena ia memang kehausan. Krystal pun menggandeng tangan Jiho dan membawanya masuk ke kafe yang tidak terlalu memiliki pelanggan.

Setelah memesan pesanannya, mereka memilih duduk di pojok kafe sembari bercengkerama dengan bahagianya.

"Eomma, tadi itu siapa?" tanya Jiho penasaran.

"Ehm, itu hanya teman, mengerti?"

Jiho mengangguk, dan ia mulai melihat-lihat sekeliling kafe. Saat ia melihat lukisan yang ada di pojok kanan, Jiho bertatapan dengan mata cokelat yang menatapnya dengan penuh tanda tanya.

Jiho merasa takut dengan tatapan pria yang sedari tadi memperhatikan keduanya. Jiho pun menundukkan kepalanya.

"Ada apa, sayang?" tanya Krystal saat menyadari perubahan aneh Jiho.

Jiho menggeleng dan itu semakin membuat Krystal khawatir.

"Jiho ingin pulang?"

Jiho mengangguk. Terpaksa Krystal meninggalkan pesanan yang sudah ia bayar, dan pergi dari kafe itu.

Sedangkan pria yang tadi membuat Jiho takut, mulai berlari untuk melihat lebih dekat wajah Jiho, yang ia yakini mirip dengan seseorang.

"Jadi..." gumamnya menggantungkan kalimat itu. Seketika saja, satu rahasia akan menjadi kartu As untuk dirinya.

***

Jiho dan Krystal pulang ke vila dalam sebuah keheningan. Krystal tidak bisa mengatakn apapun karena sedari tadi Jiho terus menundukkan wajahnya.

My Baby's FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang