19

7.8K 772 78
                                    

Sorry typo dan kesalahan.

###

Pernah sekali Krystal merasa terluka dan ia tidak ingin luka itu kembali menghantui pikiran dan hatinya. Cukup sekali saja ia merasa sakit yang berkepanjangan, karena sesungguhnya, ia tidak sekuat itu untuk melawan rasa sakit.

Kini, di hadapannya berdiri dengan gelisah sosok yang selama ini ia cari. Sosok yang menjadi penyebab awal kehancuran hidupnya, tapi sosok itu juga yang memberikannya malaikat kecil bernama Jiho. Tatapan mata cokelatnya tidak pernah ia hentikan dari gerak gerik Sehun yang cukup khawatir dengan kondisi Jiho.

Sama dengan dirinya, Krystal dapat merasakan kepanikan seorang ayah di mata cokelat itu.

Selama beberapa menit Krystal belum juga berhenti menatap Sehun. Keningnya berkerut seiring dengan perasaan aneh yang menjalari hatinya. Mata itu tampak sama, tapi ia merasakan perbedaan yang berbeda. Tidak ada lagi perasaan benci dan rindu yang amat sakit seperti dulu. Yang ada hanyalah perasaan kasihan. Namun, kasihan dengan apa? Pria ini tidak pantas dikasihi.

"Kau pulang saja." akhirnya Krystal bersuara. 

Sehun menggeleng. "Dia anakku, Krys. Dan sudah sewajarnya aku di sini."

Krystal mengembuskan napasnya. "Sebentar lagi kau akan memiliki anak, jadi lebih baik kau fokus ke Seulgi. Aku tidak ingin dia merasa sendirian di sana dengan kandungannya. Jangan ulangi kesalahan untuk kedua kalinya," seru Krystal dengan mata yang kuat.

Sehun menatapnya dengan lamat-lamat. "Aku tidak peduli aku memiliki anak berapa dari siapapun, kau dan Jiho tetap yang paling utama."

Krystal mengangkat sudut bibirnya. "Aku tidak tahu bagaimana reaksi Jiho jika tahu bahwa ayahnya sangat kejam. Jangan membuatku mati karena melihat perhatianmu, Oh Sehun."

Kini, kedua mata cokelat itu saling menatap. Ada yang memancarkan sinar kebencian dan ada juga yang memancarkan sinar kasih sayang.

"Kita akan bertengkar, ya? Hanya karena masalah sepele."

Krystal mengerutkan kening dan berdiri dari tempat duduknya. Kemudian ia berjalan ke arah Sehun dan kembali menatap tajam pria itu. "Jangan buat aku meneriakimu di sini, Oh Sehun."

"Ak---"

Tepat saat itu, dokter yang memimpin jalannya operasi Jiho, keluar. Krystal dengan segera menghampiri dokter itu.

"Bagaimana kondisinya?"

"Operasinya berjalan dengan baik, kami akan membawanya ke ruang rawat sekarang."

Baik Sehun maupun Krystal, keduanya menghela napas lega. Kini, semuanya selesai. Krystal tidak akan takut kehilangan Jiho karena Jiho akan baik-baik saja.

***

Ini sudah satu minggu lamanya sejak Jiho menyelesaikan operasinya dan selama itu pula, Sehun selalu datang untuk sekadar melihat kondisinya. Saat ini, ia sedang mengajak Jiho bermain di taman. Anak manis itu sedang duduk di kursi rodanya dengan nyaman. Sehun berjalan ke depannya dan berlutut.

"Jiho ingin sesuatu? Ingin mainan?"

Jiho menggeleng.

"Lalu apa yang Jiho inginkan?"

"Jiho ingin pulang."

Sehun tersenyum dan mengusap lembut puncak kepala Jiho. "Minggu depan Jiho akan pulang, dan selama menunggu itu, Jiho harus bersabar dan merawat diri, mengerti?"

Jiho mengangguk. Sehun pun merubah posisinya dengan punggung yang membelakangi Jiho.

"Naiklah, Ahjussi akan membawamu keliling."

My Baby's FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang