16

9K 827 121
                                    

Satu hal yang ada di benak Krystal saat melihat mata cokelat itu. Benci dan rindu. Tidak dapat dipungkiri lagi, ia sangat benci dengan mata cokelat itu, tapi ia juga rindu. Aneh memang, tapi ingin bagaimana lagi? Jika hati sudah bertindak, maka bibir akan bungkam.

Helaan napasnya keluar begitu saja, menandakan bahwa beban di pundaknya sudah cukup ia hilangkan. Sekarang ini, dirinya berada di taman rumah sakit seraya menikmati aroma indah yang alam keluarkan. Ternyata aroma rumah sakit semakin memeperkeruh suasana hatinya, ditambah dengan keadaan Jiho.

Berkali-kali ia mencoba untuk menahan hati agar tidak menangis. Tangisan yang masih saja ia simpan, padahal dirinya tahu jika keadaan Jiho benar-benar menekan batinnya.

Krystal pikir, kehidupannya dengan Jiho akan baik-baik saja setelah ayahnya memenangkan pemilu, karena banyaknya pendukung yang mengatakan bahwa Siwon  tidak bersalah atas masalah anaknya. Dan juga, itu semua memang bukan salah Siwon. Itu salah Krystal sendiri yang tidak bisa melindungi dirinya.

"Aku sudah mencarimu sedari tadi."

Krystal mendongak dan menemukan Sulli yang terengah-engah. "Kau berlari?"

Sulli mengangguk. "Aku tahu kau butuh seseorang, oleh karena itu aku ingin cepat-cepat menemuimu."

"Astaga, Sull. Kau sedang hamil, dan kau harus ingat itu. Bagaimana jika Chanyeol mengetahuinya?"

Sulli hanya terkekeh pelan. "Tidak apa-apa, lagipula Chanyeol tidak akan tahu."

Krystal hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Hubungan Sulli dan Chanyeol memang membaik satu bulan yang lalu, dan saat ini juga Sulli sedang hamil dengan usia kandungan sudah memasuki minggu ketiga. Krystal lega karena Sulli mendapatkan pria sebaik Chanyeol. Chanyeol terus-menerus membuat Krystal yakin jika pria itu sangat mencintai Sulli, terbukti dari ambisi Chanyeol untuk ingin menikahi Sulli sejak perempuan itu diberitakan hamil. Namun, Sulli dengan bodohnya menolak, dengan alasan ia masih ingin menikmati masa lajangnya.

"Sull, menikahlah dengan Chanyeol. Sebentar lagi usia kandunganmu akan memasuki satu bulan."

"Aku juga ingin seperti itu, tapi aku masih merasa takut untuk menjalani pernikahan."

Krystal menghela napasnya dan menatap sahabatnya itu dalam-dalam. "Jika kamu takut berkomitmen, kenapa kamu hamil? Em?"

"Ya, itu beda, Krys."

"Itu sama, Sull. Jangan sia-siakan Chanyeol, kau tahu sendiri masih banyak wanita di luar sana yang menggilainya. Apa kau ingin Chanyeol pergi meninggalkanmu dan bayimu?"

Krystal dapat melihat sinar ketakutan di mata Sulli. Dan ia tersenyum karena rencananya untuk membuat Sulli memutuskan semuanya berhasil.

"Sull, sekarang kamu hubungi Chanyeol dan katakan bahwa kau menerima lamarannya. Jangan pernah menunda apapun, Sull. Sebelum kamu menyesalinya."

Sekali lagi Krystal merasa bangga dengan ucapannya sendiri. Ia tidak tahu dari mana kalimat itu muncul, tapi ia cukup senang dan bahagia.

"Apakah harus?"

Krystal mengangguk. Dan tepat saat itu juga Sulli melakukan apa yang Krystal sarankan.

Disaat Sulli tengah menghubungi Chanyeol, kedua mata Krystal tidak sengaja melihat pemandangan yang entah mengapa begitu menyayat hatinya. Seulgi dan Sehun berpelukan dengan sangat kuat, seolah-olah mereka mencoba untuk melepas rindu.

Kemudian, mata itu beradu. Mata Krystal dan mata Sehun. Dengan cepat Krystal memalingkan wajahnya dan membuat Sehun menatapnya dengan datar.

"Ayo," ajak Krystal sambil menarik tangan Sulli pergi dari taman itu. Krystal sadar, jika setiap pergerakannya terus dipantau oleh Sehun. Namun, ia mencoba untuk menghindarinya.

My Baby's FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang