"Jadi kau serius mau menikah dengan Si Draco ferret Malfoy?!"
Hermione menghela napasnya, pelan. Ia sedikit jengah dengan kehebohan sahabatnya, Ginny Weasley. Istri dari sahabatnya juga, Harry Potter. Dan juga adik dari mantan suaminya, Ronald Weasley. Bukan apa-apa, Hermione hanya khawatir dengan keadaannya. Saat seperti ini, seharusnya dia lebih bisa mengontrol emosinya.
"Iya, Ginny. Bisa tidak kau itu lebih tenang? Kasian si dedek."
Ginny memajukan bibirnya beberapa centi. Setelah itu, Ia mengusap perutnya yang semakin hari semakin membesar.
"Maafin mama ya, dek. Kamu tidak kaget kan? Habis aunty Mione mau menikah dengan ferret. 'Kan mama jadi kaget"
Hermione terkekeh. Ada-ada saja kelakuan ibu beranak tiga ini. Oh, mungkin beberapa bulan lagi akan menjadi empat.
Mereka sekarang berada di rumah makan langganan mereka. Sebelum mereka menikah, mereka biasa makan disini. Bersama Harry dan Ron juga. Hermione, Harry, dan juga Ron adalah sahabat sejak mereka bersekolah dulu. Dari sana mereka juga mengenal Ginny. Selain wanita itu adalah adik Ron, Ginny juga satu sekolah dengan Hermione. Walaupun beda tingkat. Maka dari itu, Ginny juga mengenal Draco. Anak laki-laki yang selalu mencari gara-gara dengan Hermione Cs, dulu.
Makanan yang mereka pesan akhirnya datang. Ginny berseru senang ketika melihat semua makanan yang dihidangkan. Pasalnya, semenjak hamil tua Harry tidak memperbolehkannya makan diluar. Ini pun meminta izinnya sampai memelas.
"Jadi bagaimana ceritanya Si Malfoy itu mengajakmu menikah?" Tanya Ginny sembari memasukkan salad buah kedalam mulutnya.
Hermione diam sebentar, "Mmm, ya.. dia. Dia.. tahu kabar perpisahanku dengan Ronald. Dan dia juga sudah berpisah dengan Astoria. Maka itu dia mengajakku menikah" Jawabnya ragu.
"Dan kau menerima begitu saja? Kau tidak curiga kalau dia ada niatan lain, Mione?"
Ya memang ada, Ginny..
"Ya, aku sempat ragu. Tapi kalau kupikir-pikir, kita 'kan sudah sama-sama dewasa. Bukan lagi musuh bebuyutan pada zaman sekolah dulu. Dia punya niatan baik padaku, dan aku tidak ada alasan untuk menolaknya"
Ginny nampak ragu. Ia masih penasaran, apa alasan dibalik Draco malfoy mengajak sahabatnya itu menikah. Tiba-tiba pula. Kalau dulunya mereka mempunyai hubungan khusus sih, masih bisa ditolerir. Tapi melihat hubungan mereka dulu tidak terlalu baik, membuatnya tidak yakin. Ia hanya tidak mau Hermione sakit untuk yang kedua kalinya. Wanita itu sudah Ia anggap sebagai kakaknya sendiri.
"Baiklah kalau itu sudah menjadi keputusanmu. Aku hanya bisa berdoa semoga kau bahagia."
Hermione tersenyum. Ia bersyukur memiliki sahabat yang pengertian.
"Oh ya, Kau sudah bicara dengan orangtuamu?"
"Belum. Niatnya nanti aku dan Malfoy akan berkunjung kerumah mereka hari ini" Jawabnya.
Ginny melirik Hermione sekilas. "Bahkan kau masih memanggilnya dengan nama belakang"
Hermione menelan salivanya, "Ya, aku 'kan belum terbiasa.."
"Ya ya ya.. semoga acara pernikahanmu lancar ya, Mione"
"Iya, ku harap juga begitu, Gin"
.
.
.Draco berdecak sebal ketika menunggu Hermione keluar dari rumah makan. Memangnya selama apa makan satu piring nasi? Ia tidak biasa menunggu. Biasanya orang lain lah yang menunggu dirinya. Ternyata wanita semak itu memecahkan rekor. Berhasil membuat seorang Draco malfoy menunggu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love [DRAMIONE]
FanfictionSequel of One Month In Muggle World. bingung kenapa nggak ada nyambung-nyambungnya? Baca aja sampe selesai. Entar juga ngerti :p ... [COMPLETED] Karna, jika cinta pertama bukankah takdirku, maka cinta terakhirlah yang akan menemaniku di surga sana...