[25] The Second You Sleep

5K 513 50
                                    


Draco's Pov

Dia pernah bilang. Dia ingin sekali makan malam romantis dan juga berdansa layaknya putri dan pangeran. Ditemani alunan musik dan temaram lampu yang menambah suasana menjadi lebih romantis. Dan aku ingin mewujudkannya.

Aku mendandaninya dengan tanganku sendiri. Sebenarnya dibantu istri Potter, sedikit. Dia duduk diatas ranjangnya. Wajahnya tersenyum geli ketika aku menggelitik hidungnya dengan suatu alat yang berbulu. Entah apa namanya. Aku juga memoleskan eye shadow pada kelopak matanya. Tidak lupa lipstik berwarna lembut pada bibir pucatnya. Selesai. Walaupun tidak begitu bagus, tetap saja dia terlihat cantik.

Hermione memakai gaun selutut berwarna silver pemberianku. Ia nampak seperti malaikat. Tak lupa aku pakaikan dia rambut palsu berwarna pirang platina. Sama seperti rambutku.

Senyum kecil mengembang saat dia melihat pantulan dirinya dicermin.

"Kau nampak cantik, Hermione." Kata Ginny.

Kabar mengejutkan. Tadi pagi, Dokter bilang kondisi Hermione mulai stabil. Dan aku diberikan izin untuk membawanya pergi sebentar.

Aku menggendongnya dan membawanya kedalam mobil. Kami pun berangkat ke sebuah cafe yang sudah aku pesan khusus kami berdua. Aku ingin, malam ini hanya milikku dan istriku, Hermione. Apapun akan kulakukan demi membuat senyum terukir diwajahnya.

Suasana cafe sangat nyaman dan romantis saat kami sampai. Aku ingin menggendong Hermione lagi. Namun dia bilang, dia kuat. Akhirnya Hermione berjalan dengan berpegang tangan padaku.

Hermione duduk perlahan di kursi yang telah disediakan. Aku duduk dihadapannya. Kulihat matanya sedikit memancarkan binar. Walaupun masih terkesan sayu, tapi aku tahu dari matanya kalau Hermione senang.

Kugenggam tangannya. Tapi entah kenapa sekarang jauh lebih dingin dibanding sebelumnya.

"You okey, Mione?"

Hermione hanya mengangguk. Dia tidak bicara satu patah kata pun sejak tadi. Dia hanya memandangiku. Tatapannya seperti menusuk tepat dijantungku. Tiba-tiba rasa takut kehilangannya muncul lagi.

"Kamu mau makan apa?"

"Apa saja." Katanya. Ah, akhirnya kudengar suaranya.

Setelah menunggu beberapa saat, makanan pun datang. Aku senang melihat Hermione yang makan dengan lahap. Sudah lama aku tidak melihatnya makan sesemangat itu. Biasanya Ia hanya mampu makan dua sampai tiga suapan.

Baru beberapa saat lalu aku merasa ada secercah harapan. Namun seketika seperti runtuh begitu saja. Aku panik. Panik melihat hidung Hermione yang kembali berdarah.

Aku langsung berdiri dan menyumbat hidungnya dengan tissue. Hermione nampak lemas kembali. Ia menghentikan makannya.

"Kamu sakit, Mione? Kita kembali kerumah sakit ya?" Kataku. Namun belum sempat aku menggendongnya, Hermione sudah menahan tanganku.

"Dance with me?"

Aku terdiam. Terpaku dengan tatapannya yang nampak sangat berbeda. Jantungku kembali berdetak cepat. Aku kesulitan napas tiba-tiba.

Hermione mengulurkan tangannya padaku. Aku pun meraih tangannya dan mengajaknya ke lantai dansa. Kami menari dalam diam. Ia menyandarkan kepalanya pada dadaku.

Last Love [DRAMIONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang