[6] Be Strong

5.4K 595 19
                                        

Wanita itu menggeliyat diatas kasurnya dengan napas memburu. Ia mencengkram rambutnya kuat-kuat. Berharap rasa sakit di kepalanya dapat berkurang sedikit. Tapi tidak. Sakit di kepalanya semakin menggila.

Air mata sudah keluar dari ujung-ujung matanya yang tertutup rapat. Bibirnya pun terasa perih karna gigitannya sendiri. Hermione berusaha bangun untuk mengambil obat dilaci rias. Ia sempoyongan sampai beberapa kali hampir terjatuh.

Wanita itu duduk dipinggir kasur, lalu menenggak obatnya dengan air putih. Berangsur-angsur rasa sakit itu hilang. Tapi rasa sakit di hatinya tidak kunjung hilang. Ia menangis dalam diam. Bukan karna meratapi nasibnya. Tapi Ia memikirkan kedua buah hatinya. Bagaimana kalau dia tidak kuat bertahan? Bagaimana kalau Ia akan pergi nanti?

Suara dering ponsel membuat tangisnya terhenti. Ia menyelipkan tangannya untuk mengambil ponselnya yang berada dibawah bantal.

"Hallo, Rose?"

"Mummy! Aku pulang ya? Aku mau membantu pernikahanmu"

"Tidak perlu, sayang. Kau belajar saja disana"

"Ah, tapi aku mau membantu.."

"Tidak perlu. Bulan lalu kau kan sudah izin untuk membantu pernikahan daddymu"

"Ya sekarang aku mau membantu Mummy"

"Rose.. semua persiapannya sudah hampir selesai oleh paman Draco"

"Ooo.. sudah hampir selesai. Oh iya, Mum. Aku masih belum percaya kalau aku akan bersaudara dengan patung es itu"

Hermione tertawa. Merasa terhibur dengan ocehan Rose. Ah, anaknya memang paling bisa membuatnya tersenyum kembali.

"Husss.. kamu tidak boleh bicara seperti itu. Scorpius nanti akan menjadi saudaramu"

Walau hanya sementara..

"Iya Mummy aku tahu.. tapi kalau Mummy sudah bertemu dengannya, pasti Mummy paham kenapa aku menjulukinya Patung es"

Hermione jadi ikut penasaran. Kenapa anaknya bisa menjuluki Scorpius dengan sebutan patung es.

"Memang apa alasan mu menjulukinya seperti itu?"

"Dia itu ya Mum, orangnya dingin. Dingin banget. Rose saja sampai meriang kalau di dekat dia"

Hermione tertawa, "Kamu ini ada-ada saja.. masa sampai meriang begitu"

"Yah, Mummy tidak percaya ya? Lihat saja nanti, Mum. Dia juga flat kaya bongkahan es. Kalau ngomong irit banget."

Lagi-lagi Hermione tertawa. Semua rasa sakit di dirinya seperti menguap pergi. Ia teringat kembali pada masa-masa sekolah dulu. Menurut cerita Rose, dapat Ia ambil kesimpulan kalau Draco dan Scorpius itu berbeda sifat. Mungkin sama-sama menyebalkan. Tapi Scorpius tidak banyak omong. Sedangkan Draco sebaliknya. Ia selalu saja menyombongkan dirinya.

"Wah.. berarti kamu sering memperhatikannya ya?" Goda Hermione.

"Hah? Memperhatikan patung es? Seperti tidak ada kerjaan saja, Mum."

"Sudahlah mengaku saja.."

"Tidak! Dia itu menyebalkan, Mummy."

"Menyebalkan atau menyebalkan..??"

"Me-nye-bal-kan. Titik."

Hermione terkekeh mendengar dengusan dari seberang sana. Andai dia punya banyak waktu untuk anaknya. Ia hanya ingin melihat anaknya lebih lama lagi. Melihat mereka tumbuh dewasa.

"Ya sudah, sudah dulu ya Mummy. Sebentar lagi aku ada kelas"

"Okey, sayang"

Sambungan telfon itu pun terputus. Diiringi air mata Hermione yang kembali mengalir.

Last Love [DRAMIONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang