[22] I Can't Live Without You

5.3K 543 49
                                    

Saat duniamu mulai pudar, dan kau merasa hilang. Ku akan selalu jadi sayap pelindungmu.

The Overtunes - Sayap pelindungmu

oOo

Sudah tiga hari Hermione tidak sadarkan diri. Hanya suara dari elektrokardiograf yang menggema di ruang rawatnya. Dengan setia, Draco menemaninya. Pria itu tidak mau melepas genggamannya terlalu lama pada tangan Hermione. Ia selalu berharap, Hermione membuka matanya. Tapi sampai sekarang, Hermione belum memberikan respon apapun.

Draco mencium tangan Hermione lumayan lama. Ia kembali terisak. Membenamkan wajahnya pada tangan Hermione.

"Ku mohon.. bangunlah."

Ia ingin berteriak. Rasanya dadanya penuh sesak. Melihat Hermione yang tak berdaya, membuatnya ingin mati saja. Ia rindu senyum manisnya. Ia rindu tawa lucunya. Ia rindu semua yang ada pada istrinya itu.

"Sayang.. buka matanya ya? Jangan tidur terus dong. Kamu tidak lelah menutup mata terus? Kamu-" Draco tak sanggup meneruskan kata-katanya. Ia kembali mencium kening Hermione dan terisak disana.

Rasa perih menjalar disetiap hembusan napasnya. Pria tangguh dan tak takut apapun ini, sekarang menangis didepan wanita yang sangat dicintainya. Ia takut. Sungguh sangat takut. Ia tak bisa membayangkan hidupnya tanpa Hermione.

Draco terus menangis sampai Ia merasa ada tepukan dibahunya. Ia menghapus air matanya lalu membalikkan badan. Disana berdiri Ginny Weasley dan juga Harry Potter.

"Dia akan baik-baik saja." Hibur Ginny. Walaupun hatinya pun juga merasa sakit melihat Hermione.

Harry menghampiri Hermione, lalu mengusap dahinya yang berkeringat. "Hei? Kok masih tidur saja sih? Bangun, Mione. Ada yang menunggumu disini." Bisik Harry. Ginny mulai terisak.

"Kau dengar aku? Ada yang menunggumu. Bangunlah. Kalau kau tidak bisa bangun sekarang, tapi bangunlah nanti. Oke?" Harry menggenggam tangan Hermione dengan erat.

"Malfoy.. aku sudah membawakan beberapa baju Hermione. Kalau bajumu, nanti Ibumu yang akan membawakannya." Kata Ginny sembari menahan tangisnya. Draco mengangguk lemah. Ia terus memperhatikan Harry yang terus mengajak Hermione berbicara.

"Dia akan bangun. Dia hanya lelah membuka matanya. Kau harus percaya itu." Harry menepuk bahu Draco dengan mantap. Draco tidak menjawab apa-apa. Ia menatap Hermione dengan nanar.

"Aku menemukan ini saat menyiapkan baju Hermione." Ginny menyodorkan sebuah buku catatan kecil pada Draco.

"Apa ini?" Tanya Draco dengan suara serak.

"Mungkin itu, Diary. Aku tak membukanya. Kupikir kau lah yang berhak." Jawab Ginny. Draco menganggukkan kepalanya.

Ginny dan Harry meninggalkan ruangan Hermione setelah bersalaman dengan Draco. Pria itu menatap Hermione dan buku kecil di tangannya bergantian.

"Aku tak tahu, kau suka menulis." Katanya dengan tawa getir.

Dengan perlahan, Draco membuka buku itu. Dilembar pertama tertulis 'Milik HJM'. Draco tersenyum membacanya. Ia pun membuka lembaran berikutnya dan mulai membaca.

Last Love [DRAMIONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang