Bab 2: Kinesis

622 44 5
                                        





Sepi...

Suasana dipemakaman sudah mulai sepi. Para pelayat satu persatu mulai sepi, hingga meninggalkanku, Randy, Seila, Viola, dan Paman Alan. Aku masih ingat percakapanku dengan Paman Alan kemarin.


Flashback


"Apa maksud paman, paman pasti bercanda bukan?" tanyaku tidak percaya.

"Paman tau ini berat, tapi memang itulah yang terjadi" ujar Paman Alan. Aku terkesiap mendengarnya.

"Orang tuamu meninggal karena mobil yang mengantarnya kebandara tertabrak oleh kontainer. Besok jenazah mereka akan sampai di rumahmu..."

"Bohong! Paman pasti bohong! Mereka akan pulang! Kami akan merayakan kelulusanku dirumah! Mereka pasti pulang!!" seruku memotong perkataan Paman Alan.

"Tapi, Arief..."

Tuut

Aku segera menutup panggilan itu.

"Arief...Ada apa?" tanya Randy.

Aku menoleh. Tanpa kusadari, semua orang sekarang melihatku dengan tatapan bingung. Bahkan Viola menghentikan permainannya dan melihatku.

"A...aku, aku..." perkataanku terbata-bata. Aku langsung pergi dari tempat itu, sementara orang-orang melihatku masih dengan tatapan bingung.


Flashback Off


Dan tidak kusangka ini beneran terjadi. Air mataku masih mengalir, sisa dari tangisan tadi.

"Arief" panggil Randy pelan.

"Bisa...tinggalkanku sendiri?" pintaku.

Randy tertegun sejenak mendengarnya. Paman Alan menepuk pundak Randy.

"Biarkan dia sendiri dulu" ujar Paman Alan. Akhirnya Randy meninggalkanku sambil mengajak Seila dan Viola.

Aku masih menatap makam ayah dan ibuku. Tiba-tiba tangisku meledak. Aku tak kuat menahannya lagi.

"Huwaaa...!!"

Seiring dengan tangisku, tiba-tiba kurasakan angin berhembus kencang. Semakin kencang, sampai sampah dedaunan terbang keatas, sudah seperti badai. Tapi aku terus menangis.

GLEDAAR,,!!!

Tiba-tiba petir menggelegar. Kemudian hujan turun deras. Hujan yang bercampur badai yang semakin kencang. Aku mulai kedinginan, dan kemudian aku kehilangan kesadaran. Tubuhku terjatuh disamping makam orang tuaku.





*     *     *     *    *





Aku berada disebuah ruangan putih. Aku tak tahu kenapa aku disini. 

Sendirian...

Aku kini sendirian...

"Kau tidak sendirian..."

SMA KinesisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang