Bab 8: Seekor Musang, Namanya Nia

387 39 7
                                    






"Apa yang kau lihat?"

Aku masih terpaku di tempat. Suasana hening sejenak.

"Seseorang, tolong pukul aku..."

BUAKH..!!

Tiba-tiba sesuatu menghantamku hingga aku terpental. Bungkus plastik berisi baksonya terlepas dari tanganku. Saat aku sadar, tangan dari musang itu bersinar, sambil teracung kearahku.

"Sudah kukabulkan" ujar musang itu.

Sial, apa-apaan musang ini.

"Apa maksudmu melakukan hal itu?! Aku meminta seseorang! Bukan seekor musang!" bentakku.

Tampaknya musang itu juga marah.

"Hah?!! Jadi maksudmu aku lebih rendah dari manusia?!!" balasnya lebih keras lagi.

Kenapa dia menyimpulkan dirinya sendiri?

"Cih, makanya aku benci manusia" ujarnya sambil berjalan dan mengambil bungkus plastik yang tergeletak di tanah tak jauh dari tempatku berada.

"Dadah, manusia" ujarnya kemudian menghilang di balik semak-semak. Aku hanya memasang tatapan datar.

Eh

Tunggu

"ITU BAKSO PUNYAKU!! SIALAAAN!!!"








*        *        *        *        *    








"Begitulah ceritanya"

Daniel dan Ray hanya ber-oh ria setelah mendengar ceritaku. Randy sudah tidur.

"Musang bisa bicara? Mungkin kau berhalusinasi--"

"Tidak, ada kemungkinan lain" ujar Daniel memotong perkataan Ray.

"Apa maksudmu?" tanyaku.

"Mendengar ceritamu, aku menyimpulkan bahwa musang itu adalah spesies dari bangsa Hewan Penyihir" ujar Daniel.

Aku dan Ray tertegun.

"Hewan Penyihir, apa itu?" tanya Ray.

"Ah, kau belum tahu ya. Mungkin besok akan--"

Tiba-tiba mata Daniel terbelalak. Dia kemudian menatapku.

"Arief, apa kau tadi kena serangan dari musang itu?" tanyanya mendadak.

"Oh, iya. Tangan musang itu mengeluarkan cahaya dan tiba-tiba sesuatu yang sangat cepat menghantamku disini" ujarku bingung sambil menunjuk arah lengan kananku.

Daniel tiba-tiba menggengam lenganku dan sedikit mencengkramnya.

"Hey, ada apa?" tanyaku.

"Sihir"

SMA KinesisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang