Mulmed: Seila Sonata dan Viola Sonata
"Tampaknya kau tidak percaya dengan pejelasan kami, Arief" ujar Paman Alan.
Aku terkejut mendengarnya. Bagaimana Paman Alan bisa tahu? Aku menoleh kearah Paman Alan, sorot mata birunya berubah.
'Jangan kaget, aku memiliki kemampuan Psychokinesis, atau bisa dibilang pengendalian pikiran. Aku bisa melakukan telepati dan mind reading'
Tiba-tiba suara Paman Alan menggema dipikiranku. Sesaat aku merasakan kepalaku agak pusing.
"Oh, maaf-maaf. Kau belum terbiasa ya? Memang ada efek samping dari telepati bagi yang pertama kali melakukannya" Paman Alan kembali berbicara seperti biasa.
"Ayah, apa yang kau lakukan?" tanya Daniel.
"Diamlah kau, Daniel" ujar Paman Alan, sedangkan Daniel memutar mata malas.
Apa itu tadi barusan? Itu beneran terjadi? Tapi itu tidak bisa diterima akal sehat.
"Memang tak perlu, Arief. Kinesis tak bisa dipikirkan secara logika" ujar Paman Alan. Oh, dia membaca pikiranku lagi.
"Kau masih tak percaya?" tanya Daniel. Aku tak menjawabnya.
"Kalau begitu, bagaimana dengan ini" ujar Daniel sambil mengarahkan tangannya kearah sebuah asbak rokok disudut ruang tamu. Tiba-tiba asbak itu terbang kearah kami berdua. Aku hampir terlonjak melihatnya.
"Eh? Kau ketakutan?" tanya Daniel saat asbak itu sudah sampai ditangannya. Aku menatap sinis kearahnya.
"Kalau kemampuanku namanya Telekinesis, kemampuan mengendalikan benda dengan pikiran" ujar Daniel.
"Jadi, apa kau sudah percaya?" tanya Paman Alan.
Aku terdiam. Tampaknya tak ada pilihan lain selain mempercayai Paman Alan dan Daniel.
"Baiklah, aku percaya. Sekarang ada yang ingin kutanyakan lagi, kenapa aku harus sekolah disana?" tanyaku.
"Sudah kubilang, karena kau mempunyai bakat dalam kinesis" jawab Paman Alan.
"Apa maksud paman? Aku sama sekali belum pernah melakukan hal-hal yang berhubungan dengan kinesis" bantahku.
Paman Alan terdiam sejenak "Kau masih ingat kemarin, saat pemakaman ayah dan ibumu?" tanyanya. Aku hanya mengangguk.
"Saat itu, tiba-tiba hujan dan badai. Hujan badai itu bukan hujan badai biasa, kedatangannya terlalu tiba-tiba. Jadi aku simpulkan bahwa kau yang memanggilnya" ujar Paman Alan tenang.
"Tapi, bukankah bisa saja itu kebetulan?" bantahku lagi.
"Tadinya paman juga sempat berpikir seperti itu. Hujan badai yang datang secara tiba-tiba bisa terjadi. Tapi kejadian selanjutnya cukup membuatku berpikir bahwa memang kau yang memanggilnya" ujar Paman Alan kemudian terdiam sejenak.
"Apa itu?" tanyaku.
"Saat kau pingsan, hujan badai itu juga berhenti tiba-tiba. Hujan badai bisa saja terjadi tiba-tiba, tapi tidak dengan waktu yang sangat singkat. Jadi memang kau yang melakukannya" jelas Paman Alan.
Aku terdiam, memikirkan perkataan Paman Alan barusan. Apa benar aku mempunyai kemampuan seperti itu. Walau gak bisa dipikir secara logika, tapi sepertinya lumayan keren.
"Oh ya, apa kemampuanku saat kemarin?" tanyaku tiba-tiba.
"Atmokinesis, kemampuan mengendalikan cuaca. Tapi kau orang kedua yang kulihat bisa memanggil hujan badai" ujar Paman Alan.
"Kedua? Siapa lagi selain aku?" tanyaku penasaran.
"Salah satu guru di SMAK, namanya Vreme Goeslow. Kau bisa bertemu dengannya bila kau bersekolah disana" jawab Paman Alan.
![](https://img.wattpad.com/cover/77913298-288-k907764.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA Kinesis
FantasiKinesis? Jaman sekarang mana ada yang percaya dengan hal hal yang begituan. Bayangkan saja! Mengendalikan sesuatu dengan pikiran, sungguh tak masuk akal. Tapi hal itu beneran ada di dunia ini! Arief Virandika, remaja berusia 15 tahun. Saat kem...