Bab 7: Clairvoyance

632 46 2
                                    



Setelah menjelaskan tentang Kinesis, Bu Luna menghadap ke arah kami semua.

"Seseorang bisa disebut Kineser bila menguasai salah satu dari 80 Kinesis tersebut. Rata-rata Kineser menguasai 2 sampai 4 Kinesis" ujar Bu Luna.

"Tapi bukan berarti Kineser hanya menguasai Kinesis. Kineser juga diwajibkan menguasai tentang pengontrolan jiwa, cakra, aura, indra keenam, dan semacamnya, kalian bisa mempelajarinya nanti" lanjut Bu Luna. Dia kemudian menghadap ke papan tulis dan menulis sesuatu.

"Sekarang kalian ada di tingkat Pemula. Oh, kecuali Daniel. Dia sudah menjadi Kineser Tingkat 4" ujar Bu Luna sambil menunjuk kata 'Pemula' di papan tulis. Seketika semuanya kecuali aku dan beberapa orang menoleh ke arah Daniel. Daniel yang dilihat begitu hanya cengar cengir gak jelas.

"Di tingkat Pemula, kalian akan belajar teori terlebih dahulu. Nanti bila kalian sudah menjadi Kineser Tingkat 1 saat lulus Ujian Teori Kinesis, kalian bisa mempelajari Kinesis secara praktek menurut jurusan masing-masing. Untuk pembelajarannya akan menggunakan sistem Moving Class" ujar Bu Luna.

"Apa ada pertanyaan?"

Hana mengangkat tangannya.

"Ya, silahkan" ujar Bu Luna.

"Baik bu. Saya ingin bertanya, ibu sendiri mengajar tentang apa?" tanya Hana.

"Ibu mengajar materi tentang Aura. Ada pertanyaan lain?" tanya Bu Luna.

Semuanya diam.

"Baiklah kalau tidak ada, ibu akhiri pelajaran sampai sini. Sampai bertemu lagi"








*        *        *        *        *








"Coba kau tunjukkan kemampuanmu?" 

"Hah?"

Saat ini kami semua sedang ada di Kantin Sekolah Kinesis. Bahkan Kelvin, Hana, Lia, Ray, dan Revaldi ada bersama kami. Walaupun kegiatan sekolah belum dimulai, tapi sudah banyak orang yang lalu lalang di Kantin atau bangunan lainnya. 

"Kemampuan? Kemampuan apa?" tanya Kelvin.

"Kata Randy, dia mendapatkan kemampuan aneh 3 bulan yang lalu. Itu yang menjadi alasan dia masuk ke SMA Kinesis" jelas Seila.

"Oh, memang apa kemampuanmu?" tanya Lia. Mendengarnya, Randy tersenyum sombong.

"Pertama-tama, aku membutuhkan korek--"

"Kemampuanmu Pyrokinesis, kan?" terka Revaldi.

Hening sejenak. Muka Randy menjadi memerah.

"Akh! Apa-apaan kau ini! Kau merusak suasana, tahu!" seru Randy tak terima sekaligus malu kemampuannya telah diketahui oleh Revaldi.

"Kau lupa aku sudah menguasai Pyschokinesis? Dan juga Kinesis apa lagi yang membutuhkan korek api selain Pyrokinesis?" tanya Revaldi sekaligus menyudutkan Randy.

SMA KinesisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang