"Apa yang kau lakukan disini, Randy?'' Tanyaku terkejut.
"Kau juga..."
"Cepatlah Arief, kenapa kau--Hey, Randy!" Seru Daniel dibelakangku.
"Oh, Daniel" balas Randy sambil melambaikan tangan.
"Lama tak berjumpa" ujar Daniel sambil masuk kemobil dan duduk didepan Randy, sedangkan aku masih terdiam. Daniel memang kenal dengan teman-temanku, salah satunya Randy.
"Hey, apa yang kau lakukan Arief. Cepatlah masuk!" ujar Daniel melihat aku masih terdiam didepan pintu mobil. Aku segera tersadar dan masuk kedalam mobil.
"Maaf" ujarku. Daniel tampak dadah-dadahan dengan Paman Alan dan Bibi Walker. Kemudian mobil pun melaju meninggalkan kediaman Paman Alan.
"Hey, kau tak bilang bahwa kau akan sekolah di STK" ujar Randy tiba-tiba.
"Kau juga tidak bilang. Saat kutanya kemarin, kau tidak menjawabnya" balasku.
"Saat itu aku kira kau tidak akan percaya dengan sekolah yang mengajarkan kinesis. Tau-taunya kau juga akan sekolah disana. Benar-benar takdir ya" ujar Randy. Sedangkan aku hanya tersenyum mendengarnya.
"Hey-hey, kalian melupakan aku ya" Daniel tiba-tiba ikut nimbrung.
"Oh, Daniel. Aku juga tak tahu bahwa kau juga akan sekolah disana" ujar Randy.
"Hehehe, aku malah sudah sekolah disana sejak SD" ujar Daniel bangga. Randy tampak terkejut, sedangkan aku tidak, karena aku sudah mengetahuinya terlebih dahulu.
"Hey, kau tidak kaget, Arief?" tanya Randy.
"Tidak, karena aku sudah mengetahuinya" ujarku tenang.
"Cih, dasar" decih Randy.
Kami terdiam sejenak. Hanya terdengar suara mesin mobil yang terus melaju.
"Berarti kita berempat akan bersama lagi, Arief" ujar Randy. Aku terkejut mendengarnya.
"Berempat? Jangan-jangan..."
"Yup! Seila dan Viola juga akan sekolah disana" ujar Randy. Mataku terbelalak mendengarnya.
"Hahaha, sekarang kau yang terkejut" ujar Randy seperti mengalahkanku.
"Benar-benar takdir ya" ujarku menirukan ucapan Randy.
"Benarkah Seila dan Viola sekolah disana?" tanya Daniel memastikan. Randy membalasnya dengan mengangguk mantap. Seperti yang sudah kubilang tadi, Daniel mengenal teman-temanku. Tentu saja dia juga mengenal Seila dan Viola.
Drrt...
Randy segera mengambil smartphone-nya saat mendapati smartphone-nya bergetar. Dia kemudian melihat smartphone-nya.
"Seila mengirim pesan lewat Line. Dia nanya aku sudah berangkat belum" ujar Randy memberi tahu isi pesan itu sembari membalas Line Seila.
"Beritahu juga bahwa aku ada disini" ujarku. Tapi Randy malah menatapku dengan seringai khas-nya.
"Ah, kalau begitu nanti nggak seru. Aku ingin melihat ekspresi terkejut Seila dan Viola saat melihatmu ada disini" ujar Randy. Mendengar itu aku hanya memutar mataku bosan. Randy memang agak keras kepala.
Drrt...
Smartphone Randy bergetar lagi, tanda Line Randy telah dibalas. Randy segera membuka smartphone-nya.
"Katanya dia akan bersiap-siap" ujar Randy. Sedangkan aku hanya ber-oh ria.
"Oh ya, Daniel. Disana nanti MOS-nya gimana ya?" tanya Randy.

KAMU SEDANG MEMBACA
SMA Kinesis
FantasiKinesis? Jaman sekarang mana ada yang percaya dengan hal hal yang begituan. Bayangkan saja! Mengendalikan sesuatu dengan pikiran, sungguh tak masuk akal. Tapi hal itu beneran ada di dunia ini! Arief Virandika, remaja berusia 15 tahun. Saat kem...